Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Black Friday, Momen yang Dinanti Para Penggila Belanja

KOMPAS.com - Black Friday 2023 jatuh pada hari ini, 24 November.

Black Friday adalah hari diskon besar-besaran yang jatuh sehari setelah perayaan Thanksgiving.

Pada momen ini, berbagai jenama menawarkan potongan harga yang cukup besar serta berbagai penawaran menarik lainnya.

Black Friday sangat dinantikan oleh para penggila belanja karena bisa memuaskan hasratnya untuk membeli berbagai produk dengan harga lebih miring.

Makna Black Friday, momennya penggila belanja

Black Friday kini juga menandai pembukaan periode sale akhir tahun yang identik dengan diskon besar-besaran.

Banyak yang memanfaatkannya untuk menyalurkan hasrat belanjanya atau menikmati diskon akhir tahun lebih awal.

Apalagi sejumlah brand di Amerika Serikat maupun Eropa kerap memberikan promo yang menggiurkan.

Kehebohannya nyaris serupa dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang diterapkan di Indonesia.

Jadi, apa yang sebenarnya dimaksud dengan Black Friday?

Black Friday adalah istilah untuk merujuk hari Jumat yang jatuh setelah perayaan Thanksgiving.

Oleh sebab itu, tanggalnya setiap tahun bisa berbeda-beda menyesuaikan jadwal hari libur keluarga di Amerika Serikat ini.

Awalnya, istilah Black Friday digunakan di Philadelphia, AS pada periode 1950an.

Istilah tersebut dipakai untuk menggambarkan masyarakat pinggiran kota yang berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan pada hari-hari setelah Thanksgiving.

Sejumlah toko di pusat kota menawarkan promo menarik untuk produk yang dijual menjelang pertandingan olahraga yang digelar secara rutin pada masa itu.

Kerumunan itu menciptakan kekacauan dan kemacetan yang menjadi masalah bagi anggota kepolisian.

Akibatnya, para petugas tidak bisa mengambil cuti dan menikmati Thanksgiving lebih panjang.

Hal inilah yang memunculkan istilah Black Friday, yang dimaksudkan sebagai sarkasme atas kondisi pekerjaan mereka.

Konotasi negatif atas istilah itu membuat banyak orang tersinggung, khususnya kalangan pengusaha, sehingga berusaha mengubah maknanya dengan menawarkan promo besar-besaran.

Black Friday kemudian semakin dikenal setelah dipakai dalam iklan di media cetak tahun 1966.

Perkembangannya kemudian membuat istilah itu dikenal secara umum sebagai penjualan pasca Thanksgiving.

Kini Black Friday tidak lagi merujuk pada satu hari tertentu namun mengidentifikasikan periode diskon yang lebih banyak.

Durasinya bisa berbeda-beda pada setiap brand, ada yang melakukannya selama tiga hari bahkan satu bulan.

Promo Black Friday juga banyak yang dimulai lebih awal, bisa lebih awal dan bahkan bertepatan dengan Thanksgiving.

Di sisi lain, konsumen juga mulai menantikan promosi tahunan ini, sama seperti diskon Natal atau Tahun Baru.

Banyak orang rela mengantre berjam-jam di toko favoritnya demi mendapatkan penawaran terbaik tahun itu. Belakangan, tren Black Friday juga merambah pada dunia belanja online.

Sejumlah brand menawarkan diskon Black Friday untuk pembelian lewat situs resmi maupun e-commerce.

Kebijakan ini membuat penikmat Black Friday bukan lagi berasal dari Amerika saja namun seluruh warga dunia.

Black Friday juga kerap membuat brand atau penjual meraup keuntungan besar.

Hal ini sesuai dengan kebiasaan pencatatan keuangan yang mengasumsikan kerugian sebagai tinta merah dan keuntungan dengan tinta hitam.

Antusiasme Black Friday membuat banyak perusahaan kehabisan tinta hitamnya untuk mencatat keuntungan penjualannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/26/151300720/mengenal-black-friday-momen-yang-dinanti-para-penggila-belanja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke