Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Ditinggal Sahabat Lebih Menyakitkan Dibanding Putus Cinta?

KOMPAS.com – Dalam suatu hubungan, entah itu hubungan romansa atau persahabatan, tentu selalu ada pertengkaran.

Tak jarang, pertikaian itu membuat pasangan atau sahabat kita marah dan berhenti berbicara tentang itu, membuat kita bertanya-tanya tentang kesalahan kita dan apapakah kita bisa memperbaiknya atau tidak.

Hal ini membuat kita membentuk pikiran negatif di kepala, seperti bertanya-tanya apakah kita bisa memperbaikinya atau tidak.

Diabaikan oleh sahabat ternyata bisa lebih menyakitkan dibanding dengan pasangan. Namun, apa alasannya?

Seperti “di-ghosting” namun rasanya lebih menyakitkan

Saat seorang pria melakukan ghosting, kita berasumsi bahwa ia bukanlah yang terbaik untuk kita.

Namun, persahabatan seharusnya lebih dalam jika dibandingkan dengan pria buruk bukan? Ketika kita ingin menumpahkan isi hati dan kekecewaan dengan pasangan, sahabat adalah orang pertama yang kita cari.

Maka ketika seorang teman meninggalkan kita tanpa penjelasan, rasanya bisa lebih buruk dibanding dikhianati kekasih. 

Fakta bahwa seseorang yang mengenal kita dengan baik dapat memperlakukan kita dengan sangat buruk tentu akan membuat luka yang tidak mudah sembuh.

Kita tidak pernah mendapat kesempatan untuk memperbaiki keadaan

Tidak ada yang tidak pernah bertengkar dengan teman dekatnya sendiri, meski skalanya berbeda-beda, entah itu dengan cara pasif-agresif atau bertengkar secara langsung.

Nah, kita tentu selalu merasa bahwa tidak peduli seberapa buruk hal-hal yang terjadi, kita dan sahabat akan selalu ada untuk satu sama lain. Saat berbuat salah, kita akan membicarakannya dengan sahabat dan berusaha memperbaikinya.

Namun ketika seorang teman berhenti berbicara dengan kita, ia melanggar perjanjian hubungan kita. 

Membuat kita meyakini pikiran negatif terkait diri sendiri

Teman-teman terbaik tentu tahu segalanya tentang kita, termasuk hal rahasia. Mereka juga akan hadir saat kita butuh dukungan. Karena itu, ketika teman yang mengenal kita luar dalam itu meninggalkan kita, itu sama buruknya dengan ia membuat kita meyakini bahwa sisi negatif dan keburukan kita itu benar adanya.

Jika seseorang yang seharusnya mencintai dan senang bergaul dengan kita dapat memutuskan suatu hubungan secara mendadak, wajar untuk bertanya-tanya apakah hubungan kita dengannya itu benar-benar nyata atau tidak.

Ada cara-cara untuk mengakhiri persahabatan

Terkadang, suatu hubungan persahabatan memang harus berakhir begitu saja, sementara di sisi lain, persahabatan akan memiliki pasang surut alami.

Menjalin persahabatan dengan seseorang tidak berarti kita berutang komitmen seumur hidup kepadanya, meski kita tetap harus menyayangi dan memperlakukannya dengan hormat, begitu pula saat kita mengakhiri persahabatan itu.

Jika persahabatan telah berubah menjadi toksik, kita berhak untuk mengakhirinya. Namun, orang yang kita “putuskan” juga perlu memahami mengapa kita ingin menarik diri darinya.
Ingat, kita berhutang itu kepada sahabat, pada diri sendiri, dan pada sejarah persahabatan kita untuk melakukannya dengan benar.

Apa yang harus dilakukan saat sahabat berhenti berbicara dengan kita?

Cobalah kejar dia

Jika ia tiba-tiba berhenti berbicara dengan kita dan kita benar-benar tidak tahu mengapa, hubungi saja dia.

Kirimlah teks, catatan, dan coba telepon guna mencari tahu apa yang terjadi.
Mungkin, kita pernah mengatakan sesuatu yang menyakitinya tanpa kita sadari atau ia melalui segala sesuatunya sendiri. Jadi, cobalah menjangkaunya untuk menanyakan apa yang terjadi sehingga kita memahami cara memperbaikinya.

Jadi jika persahabatannya solid dan kita sangat peduli dengan persahabatan, sambutlah dia dengan tangan terbuka ketika mereka kembali.

Buat permintaan maaf

Jika kita mengacau, maka kita harus menerima risikonya dan perlu bertanggung jawab. Karena itu, kita perlu menawarkan permintaan maaf yang jujur dan tulus kepada sahabat, serta menjelaskan apa yang kita lakukan dan mengapa kita menyesal.

Tanyakan apa yang perlu kita lakukan agar semuanya kembali berjalan mulus

Terkadang permintaan maaf saja tidak berhasil. Jadi, tanyakan kepada sahabat apa yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki keadaan.

Jangan hina mereka di media sosial.

Mungkin kita merasa marah atau sakit hati karena sahabat tidak berbicara dengan kita. Namun, jangan bersikap picik dan membuat teman kita meledak, karena ini hanya akan membuat masalah bertambah parah saja.

Lalu, jika sahabat menolak untuk berdiskusi dan membuka diri, kita perlu lebih memperhatikan diri dan move on.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/27/105015720/mengapa-ditinggal-sahabat-lebih-menyakitkan-dibanding-putus-cinta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke