Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Catat, 7 Kesalahan Terbesar Seseorang Saat Mengundurkan Diri

KOMPAS.com – Mengundurkan diri dari suatu pekerjaan bukanlah hal mudah. Apalagi, pekerjaan tetap tak berakhir begitu kita memberikan pemberitahuan pengunduran diri pada atasan.

Jadi, jika ingin meninggalkan pekerjaan dengan terlihat “profesional” sembari menjaga kewarasan tetap utuh, dibutuhkan kebijaksanaan dan trik tertentu agar tidak terjadi kesalahan yang memperburuk keadaan kita.

Nah, berikut adalah kesalahan yang harus dihindari setelah mengundurkan diri dari suatu pekerjaan.

Menyakiti orang yang mungkin terhubung dengan kita di masa depan

Kolega mungkin melupakan apa saja yang sempat kita kerjakan bersamanya. Namun, hal buruk yang kita lakukan padanya mungkin bisa meninggalkan kesan negatif yang membekas di hatinya, bahkan untuk beberapa tahun ke depan.

“Dalam pencarian kerja berikutnya, kita tak akan tahu kapan kita akan bertemu dengan salah satu kolega yang pernah kita sakiti,” ujar penulis resume Tammeca Riley.

“Mungkin saja orang itu akan meninjau resume Anda atau membuat keputusan akhir dalam proses perekrutan,” katanya.

Gregory Tall, mantan staf divisi sumber daya manusia profesional yang kini menjalankan pelatihan manajer, pernah menemukan seorang karyawan yang mengundurkan diri di tengah presentasi klien tanpa pemberitahuan, meninggalkan kesan buruk pada klien dan tim yang kemudian harus berjuang menutupi ketidakhadirannya.

“Orang itu telah mengecewakan manajer dan semua orang di rantai itu, termasuk klien. Kini, mereka memiliki kesan yang buruk. Ketika orang-orang itu menyebar dan pergi ke organisasi yang berbeda, mereka akan tetap mengingat  orang yang pergi itu,” kata Tall, menambahkan bahwa dia masih mengingat orang ini bertahun-tahun kemudian.

Itulah mengapa penting untuk mempertimbangkan berapa banyak orang yang akan meninggalkan kesan buruk dari cara kita mengundurkan diri.

Karenanya, kita sebaiknya menjalani proses pengunduran diri dengan baik, bersahabat, tidak meninggalkan masalah, dan menyelesaikan kewajiban kita terlebih dahulu.

Terlalu cepat mengumumkan pengunduran diri

Jika kita menunggu untuk mengundurkan diri sampai memiliki pekerjaan baru, pastikan pekerjaan itu telah pasti didapat sebelum mengumumkannya.

"Tunda mengumumkan pengunduran diri sampai benar-benar mendapat pekerjaan baru," kata Tall.

Tall mengatakan bahwa pemberi kerja bisa saja membatalkan di saat terakhir bila mendengar hal buruk soal pelamar.

“Saya telah melihat orang-orang gagal mendapat tawaran kerja pada menit terakhir karena alasan itu,” ujarnya.

Lalu, berhati-hatilah dengan orang yang kita “curhati,” sekalipun orang itu memiliki hubungan baik dengan kita.

Pasalnya, menurut konsultan sumber daya manusia Daniel Space, orang itu bisa memberi tahu atasan terkait niat kita untuk mengundurkan diri. Akibatnya, kita tidak mendapatkan imbalan selama siklus kompensasi.

“Anda tidak akan memberikan bonus tinggi kepada seseorang yang akan pergi,” tambahnya.

Terlalu sering memperpanjang waktu

Melakukan pemberitahuan selama dua minggu sebelum benar-benar mengundurkan diri adalah standarnya. Kecuali jika dalam kontrak disebutkan perlu waktu lebih lama untuk memberi tahu pengunduran diri.

“Beberapa individu terkadang memperpanjang waktu tersebut karena rasa bersalah dan perasaan bahwa perusahaan akan gagal tanpa mereka,” kata Jennifer Tardy, coach karir serta konsultan inklusi.

“Jangan kehilangan kesempatan baru karena tidak dapat memutuskan hubungan dengan pekerjaan saat ini. Jika Anda memutuskan untuk memperpanjang lebih dari dua minggu, pastikan dapat menegosiasikan gaji tambahan atau tunjangan untuk waktu tambahan kepada atasan,” tambahnya.

Bekerja terlalu keras atau terlalu sedikit setelah menyampaikan mengundurkan diri

Di hari-hari terakhir bekerja, mungkin kita ingin terus melakukan pekerjaan yang ada, sehingga rekan kerja tidak mengingat kita sebagai rekan kerja yang buruk. Namun, pada saat yang sama, kita tidak ingin bekerja lembur untuk pekerjaan yang sudah berakhir.

Nah, bekerja terlalu keras seperti ini merupakan kesalahan besar.

"Banyak orang melakukan itu karena rasa bersalah," kata Space.

“Anda ingin menghabiskan waktu dengan rekan kerja ... fokuslah pada hal itu. Dulu, ada satu orang yang bangun jam satu pagi dan mengirimi saya laporan di hari kedua hingga terakhirnya. Saya pun mengatakan,'Ini gila. Silakan offline,’” ujarnya.

Tardy merekomendasikan kita untuk jujur pada atasan terkait apa tujuan kita di waktu tersisa.
“Atasan mungkin akan mencoba merayu kita untuk menyelesaikan semua inisiatif sebelum pergi, yang tentu saja tidak realistis,” ujarnya.

Berhenti pada waktu yang salah dan tak mendapatkan keuntungan

Sampai tiba waktunya untuk mengundurkan dri, mayoritas perusahaan akan terus memberikan keuntungan, seperti asuransi jiwa, fasilits kesehatan, dan memperoleh gaji sampai akhir bulan di mana kita mengundurkan diri.

Itu sebabnya Space merekomendasikan bahwa waktu pengunduran diri yang tepat adalah awal bulan, bukan akhir.

Ia juga memperingatkan bahwa tidak ada fleksibilitas untuk pembayaran tertentu, jadi kita perlu memeriksa ulang kapan semua pembayaran didistribusikan.

Space juga mengatakan bahwa ia sempat melihat orang-orang mengundurkan diri satu minggu sebelum pemberian upah. Padahal menurutnya, begitu “pemberitahuan” itu masuk ke dalam sistem, kita tidak dapat memperbarui dan mengubahnya.

Tidak memberi diri sendiri waktu jeda antara satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya

Pada saat kita berhenti dari pekerjaan yang sangat ingin kita tinggalkan, kemungkinan besar itu disebabkan oleh burn out, mengalami malam tanpa tidur, dan bentuk fisik lainnya dari stres terkait pekerjaan.

Karena itu, melompat langsung ke pekerjaan lain setelah berhenti tidak baik karena membuat kita kehilangan waktu pemulihan yang sangat dibutuhkan.

Space sendiri mengatakan ia sering melihat kaum milenial yang berhenti pada hari Jumat, langsung memulai pekerjaan baru pada hari Senin.

Jadi jika memiliki kesempatan untuk meminta lebih banyak waktu, Space merekomendasikan untuk mengambil jeda sekitar lebih dari satu minggu.

“Minggu pertama, gunakan untuk istirahat, terutama jika Anda memiliki pekerjaan yang sangat berat, ini bisa menjadi detoksifikasi,” katanya.

Tidak siap bahwa hari kita mengajuan permohonan pengunduran diri merupakan hari terakhir kita bekerja

Hanya karena kita telah memberi surat pengunduran diri, tidak berarti kita akan selalu mendapatkan ijin untuk langsung pergi.

Entah itu karena manajer merespon dengan buruk atau kita dianggap mengetahui terlalu banyak informasi pekerjaan yang sensitif, membuat hari kita mengumumkan bahwa kita akan mengundurkan diri menjadi hari terakhir kita bekerja, membuat kita seakan “dipecat.”

Tall juga mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan orang-orang yang manajernya membuat sisa hari kerja mereka serasa di neraka. JIka ini terjadi, hibur diri dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa kita tidak perlu berurusan dengan atasan lebih lama lagi.

“Jika manajer melakukan itu hanya karena Anda menemukan sesuatu yang lebih baik untuk hidup Anda dan prospek masa depan, lalu mereka membuat Anda sengsara, tentu itu bukan seseorang yang baik untuk diajak bekerja jangka panjang,” kata dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/28/115446020/catat-7-kesalahan-terbesar-seseorang-saat-mengundurkan-diri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke