Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Cara Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Bayi?

KOMPAS.com - HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang amat berbahaya. Selain melemahkan sistem kekebalan tubuh, semakin lama HIV bisa berkembang menjadi AIDS yang berpotensi merenggut nyawa penderitanya.

Ada sejumlah cara penularan HIV. Diantaranya, melalui hubungan seks vagina atau anal, berbagi jarum, tertular dengan jarum yang memiliki darah terinfeksi HIV, dan memasukkan darah, air mani, atau cairan vagina yang terinfeksi HIV ke dalam luka di tubuh.

Lalu, dari semua cara penularan HIV tersebut, apakah virus ini bisa menular dari ibu ke anak ketika masih di dalam kandungan atau menyusui?

Dilansir dari situs resmi Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS yang didukung oleh Minority HIV/AIDS Fund, Rabu (1/12/2021), ibu yang positif HIV dapat menularkan HIV kepada bayinya kapan saja selama periode kehamilan, persalinan, atau menyusui.

Agar bayi tetap aman dan lahir sehat tanpa terjangkit HIV, berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan.

Cara pencegahan

Menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS), perempuan hamil yang tetap menerima pengobatan HIV selama kehamilan dan tidak menyusui bayinya, sangat mungkin mengurangi risiko bayinya terkena HIV.

Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan adalah melakukan tes HIV sesegera mungkin bagi perempuan hamil yang melakukan kontak dengan pasangannya yang terinfeksi HIV.

Tes ini dapat dilakukan pada trimester ketiga kehamilan.

Kemudian, NHS mengatakan, mengurangi risiko pemularan HIV dari ibu ke bayi bisa dilakukan dengan:

Apakah operasi caesar mengurangi risiko penularan HIV?

Dengan kemajuan dalam dunia medis saat ini, sebenarnya persalinan normal atau pervaginam tidak meningkatkan risiko penularan HIV ke bayi. Namun, ada dua hal yang harus diperhatikan:

  • virus HIV tidak dapat dideteksi dalam darah Anda dibuktikan dengan viral load yang tidak terdeteksi
  • HIV tertangani dengan baik

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan operasi caesar sebelum melahirkan untuk mengurangi risiko penularan HIV.

Hal ini bisa dilakukan apabila perempuan yang akan bersalin tidak sedang menggunakan obat antiretroviral atau menjalani terapi kombinasi dan virus HIV dapat dideteksi dalam darah alias viral load dapat dideteksi.

Amankah meminum obat HIV saat hamil?

Beberapa obat untuk HIV tidak cocok dikonsumsi bagi perempuan yang tengah hamil. Jika mereka mengidap HIV dan hamil, sebaiknya hubungi rumah sakit atau dokter terdekat.

Tindakan ini penting karena beberapa obat anti-HIV dapat membahayakan bayi yang belum lahir dan obat-obatan tambahan mungkin diperlukan untuk mencegah bayi terkena HIV.

Tetapi jika perempuan hamil masih menggunakan obat HIV, sebaiknya konsumsi obat ini jangan dihentikan sebelum berbicara dengan dokter.

Penting juga untuk diingat agar selalu periksa dengan dokter umum atau bidan sebelum meminum obat apa pun saat hamil.

Apakah bayi perlu dirawat?

Kondisi bayi yang baru saja dilahirkan tentu sangat dikhawatirkan ibu. Setelah bayi lahir, mereka akan diberikan obat HIV.

Pemberian obat ini akan dilakukan selama empat minggu. Tujuannya, untuk menghentikan perkembangan HIV.

Kemudian, 48 jam usai bayi bersalin, mereka juga akan dites HIV. Bayi biasanya akan dites lagi pada enam dan 12 minggu. Tes akhir juga diperlukan ketika bayi berusia 18 bulan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/02/104534920/bagaimana-cara-mencegah-penularan-hiv-dari-ibu-ke-bayi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke