Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal 5 Jenis Mom Shaming dan Cara Menghadapinya

KOMPAS.com - Mom shaming atau perundungan pada seorang ibu menjadi salah satu momok menakutkan bagi semua perempuan yang menjadi ibu.

Kritik, cacian bahkan perundungan atas berbagai pola parenting yang diterapkannya membuat banyak ibu tertekan. Bullying tersebut bahkan bisa mengganggu kesehatan mental karena para ibu kewalahan menghadapi tekanan yang dialaminya.

Pola makan, berat badan, pilihan susu formula atau ASI sampai pemberian gawai pada anak menjadi tema yang kerap dijadikan bahan kritik.

“Mom shaming biasanya berbentuk nasihat dari orang yang (merasa) lebih berpengalaman. Namun cara penyampaian yang tidak tepat, menimbulkan kesan negatif dan membuat korban merasa buruk atau bersalah atas pilihan yang telat dibuatnya,” kata psikolog Dessy Ilsanty M.Psi, dikutip dari Kompas.com, (18/10/2019).

Mom shaming dialami bukan hanya dari keluarga atau tetangga namun juga teman bahkan netizen.

Berbagai jenis mom shaming, perundungan yang dialami para ibu

Menjadi ibu rentan menjadi sasaran kritik untuk semua perilaku yang kita lakukan. Mom shaming bisa membuar kita merasa malu, bersalah, rendah diri dan berbagai perasaan negatif lainnya.

Mom shaming menambah kelelahan emosional seorang ibu yang sedang mengurus buah hatinya, selain kelahan fisik yang dirasakan. Tak jarang ini bisa menjadi masalah kesehatan berkepanjangan jika tidak ditangani dengan tepat.

Mom shaming dari orang lain

Mom shaming bisa datang dari orang lain yang kita temui ketika sedang keluar rumah bersama anak. Kehadiran bayi memang kerap memicu perhatian di tempat umum termasuk nasihat yang tidak kita butuhkan.

Mom shaming mungkin datang secara acak dari orang yang kita jumpai di supermarket karena anak tidak mengenakan jaket atau kaos kaki panjang. Penampilan fisik anak dan pola asuh orangtua adalah dua tema yang sangat rentan menuai mom shaming dari orang asing.

Kita dianjurkan untuk tidak menggubris kritik tersebut dan mengabaikannya begitu saja. Namun kadangkala, ada nasihat baik yang bisa dipertimbangkan dan menambah ilmu parenting kita.

"Terkadang pesan dan umpan balik yang tidak diminta penting untuk kita dengar dan benar-benar dapat membantu upaya pengasuhan kita," kata Julie Borton, parenting expert dari Kanada.

Mom shaming dari netizen

Media sosial bisa jadi platform untuk berbagai soal kebahagiaan menjadi ibu sekaligus sumber mom shaming. Netizen bisa bertindak kejam dan mendadak lebih tahu soal cara mengasuh serta membesarkan anak kita, yang mungkin tidak pernah ditemui langsung.

Cara menghadapi mom shaming online ini sangat mudah yakni dengan membatasi penggunaan media sosial. Atur privasi pada akun media sosial agar tak ada komentar yang tidak diinginkan muncul di unggahan kita.

Jauhi internet maupun media sosial dan fokus pada hal lain, termasuk kebahagiaan memiliki anak.

Mom shaming dari sesama ibu

Perundungan bisa kita terima dari sesama ibu lainnya karena mereka merasa lebih tahu atau berpengalaman mengasuh anak. Terkadang masukan para ibu ini layak didengarkan karena untuk memahami perkembangan anak dalam berbagai perspektif. 

"Jika Anda cukup aman dengan diri sendiri dan dalam pengasuhan Anda, Anda dapat menerima bahwa orang tua lain mungkin dapat menjelaskan aspek anak Anda yang tidak Anda lihat," kata Julie.

Namun tidak perlu mendengarkan komentar yang kasar, menyakitkan, atau menghakimi. Nasihan seperti itu biasanya tidak dibarengi dengan niat baik dan tidak layak disimak.

Mom shaming dari ibu atau mertua sendiri

Komentar yang diberikan ibu atau mertua adalah salah satu jenis mom shamig yang kerap terjadi. Hal ini membuat banyak ibu baru merasa tertekan, malu sekaligus kebingungan meresponnya agar hubungan tetap terjaga.

Cobalah untuk berpikiran terbuka dan memahami jika nasihat tersebut diberikan dengan niat baik. Jangan langsung menganggapnya kuno atau kolot namun berikan masukan soal informasi dan ilmu parenting terbaru.

Jelaskan kepada ibu atau mertua soal gaya parenting yang kita terapkan dan manfaatnya, lengkapi dengan data atau fakta terbarunya.

Mom shaming dari diri sendiri

Tanpa disadari, kita bisa menjadi pelaku mom shaming terhadap diri sendiri. Khususnya ketika kita kerap merasa malu, tidak berusaha cukup keras atau terus ragu soal hal yang dilakukan sebagai ibu.

"Keputusan orangtua terkadang membingungkan, berlebihan, menakutkan, dan benar-benar menakutkan—tidak heran Anda sering merasa diliputi ketakutan, kecemasan, pengalaman masa lalu Anda sendiri, belum lagi masukan orang lain,” kata Burton.

Jadilah lebih baik hati terhadap diri sendiri dengan tidak meragukan semua. Tidak perlu malu jika kita merasa tidak tahu harus berbuat apa dalam menghadapi anak.

Mintalah bantuan pada orang lain termasuk pasangan, orangtua, sahabat atau dokter. Selain itu, luangkan waktu untuk diri sendiri dengan melakukan berbagai hal menyenangkan sebaga reward atas kerja keras sebagai ibu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/05/125555020/mengenal-5-jenis-mom-shaming-dan-cara-menghadapinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke