Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belum Lima Detik, Amankah Mengonsumsi Makanan yang Jatuh ke Lantai?

KOMPAS.com - Saat kita menjatuhkan makanan ke lantai, biasanya kita buru-buru membersihkan dan menyantap makanan itu karena belum lima detik berada di lantai.

Hal ini berangkat dari kepercayaan banyak orang bahwa jika makanan terjatuh ke lantai hanya beberapa detik, maka kuman dan bakteri tidak memiliki kesempatan untuk mengontaminasi makanan tersebut.

Aturan lima detik pada dasarnya bukan persoalan penting atau mendesak yang harus diteliti lebih lanjut oleh para ilmuwan.

Namun mengingat banyak orang melakukannya, patutlah kita bertanya: amankah mengambil kembali makanan yang sudah terjatuh ke lantai? Atau aturan lima detik itu hanyalah mitos?

"Tentu saja, jika kita menjatuhkan sesuatu ke tanah, benda itu dapat menyentuh kuman. Dan jika kita memakan kuman tersebut, kita akan sakit," kata Don Schaffner, spesialis penyuluhan dan profesor di departemen ilmu pangan di Rutgers University.

Meski begitu tidak semua permukaan sama. Ada tempat yang bersih, namun ada juga tempat yang kotor dan mengandung banyak kuman.

Karenanya aturan memakan makanan yang jatuh sebelum lima detik tidak bisa diterapkan sama rata.

Asal usul "aturan lima detik"

Tidak ada yang mengetahui pasti dari mana aturan lima detik berasal.

Namun ada dugaan, aturan tersebut terkait dengan penguasa Mongolia abad ke-13, Genghis Khan.

Hal ini diungkapkan Paul Dawson, seorang profesor di departemen makanan, nutrisi, dan ilmu pengemasan di Clemson University.

"Ada beberapa kutipan sejarah dari Genghis Khan tentang makan makanan di lantai, 'jika makanan itu aman untuknya, maka makanan itu aman bagi semua orang'," jelas Dawson.

Hanya saja, orang-orang di zaman itu belum memiliki pengetahuan mengenai mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.

Alhasil, memakan kembali makanan yang sudah jatuh ke lantai bukan masalah besar kala itu.

Kisah tersebut diceritakan dalam buku "Did You Just Eat That" yang ditulis Dawson bersama Brian Sheldon.

Referensi lain seputar mitos lima detik berasal dari cerita koki Julia Child.

Dalam suatu momen, ia menjatuhkan sepotong daging ke lantai lalu mengambil lagi daging tersebut.

Ia mengatakan, ketika kita sendirian di dapur, maka tidak ada yang melihat jika kita menjatuhkan makanan.

Akan tetapi cerita itu rupanya tidak terbukti benar, menurut Dawson.

"Kita tidak bisa melacak dengan persis kapan itu terjadi," katanya.

"Saya pikir itu hanya salah satu mitos masyarakat yang dimulai dan orang-orang terus menyebarkannya."

Ketika makanan terjatuh ke lantai, apa yang terjadi?

Baik Dawson maupun Schaffner sudah memelajari aturan lima detik dan apa yang terjadi ketika makanan menyentuh berbagai jenis permukaan.

Dawson dan beberapa peneliti melakukan studi pada 2006 yang dimuat dalam Journal of Applied Microbiology.

Dalam studi tersebut, mereka memeriksa apakah durasi waktu makanan menyentuh permukaan yang terkontaminasi dapat memengaruhi perpindahan bakteri ke makanan atau tidak.

Para peneliti menguji tiga jenis lantai, yakni ubin, kayu, dan karpet. Ketiga lantai itu terkontaminasi salmonella. Jenis makanan yang digunakan adalah sosis bologna dan roti.

Studi menemukan, tingkat kontaminasi lantai dan jenis permukaan atau lantai memengaruhi seberapa cepat bakteri dan kuman menempel pada makanan.

Karpet menyimpan lebih banyak bakteri dalam waktu lama, tetapi tidak dapat mentransfer banyak bakteri pada makanan.

Permukaan karpet memungkinkan bakteri untuk meresap dan tidak terlalu banyak berada di permukaan, kata Dawson.

Lebih lanjut ia menuturkan, bakteri dapat hidup di permukaan yang kering hingga beberapa minggu, dan berpotensi mengontaminasi apa pun yang terjatuh ke permukaan tersebut.

Pada 2016, Schaffner ikut menulis sebuah studi yang diterbitkan dalam Applied and Environmental Microbiology Journal.

Makanan yang diuji dalam studi yaitu semangka, roti, roti dengan mentega, dan permen karet.

Seluruh makanan dijatuhkan pada permukaan baja tahan karat, ubin, kayu, dan karpet yang terkontaminasi bakteri selama kurang dari satu detik, lima detik, 30 detik, dan 300 detik.

Hasilnya, bakteri paling banyak berpindah pada semangka, namun hanya sedikit bakteri yang terdapat di permen karet.

"Studi kami menunjukkan dalam setiap kondisi selalu ada beberapa percobaan di mana kami melihat beberapa transfer bakteri," sebut Schaffner.

"Tidak ada waktu yang aman di mana kami tidak melihat transfer bakteri. Baik dalam waktu singkat maupun lama, bakteri tetap bisa berpindah, walau jumlahnya berbeda."

Faktor lain menyangkut aturan lima detik

Selain durasi makanan berada di lantai, jenis makanan dan kontaminan yang terdapat di lantai juga perlu diperhatikan.

Schaffner menyebut pentingnya memerhatikan tingkat kelembapan makanan.

Sebagai contoh, dalam studi Schaffner yang menjatuhkan potongan semangka di permukaan berbeda, terlihat banyak bakteri yang berpindah ke buah tersebut.

"Kami rasa ini terjadi karena tingkat kelembapan memudahkan pergerakan bakteri dari permukaan ke makanan," jelasnya.

"Bakteri tidak memiliki kaki, jadi bakteri benar-benar membutuhkan sesuatu seperti kelembapan untuk bergerak."

Sementara itu disampaikan Dawson, hanya sedikit bakteri yang berpindah dari permukaan ke makanan kering seperti roti dan permen karet.

Walau demikian, sedikit bakteri itu saja sudah mampu menyebabkan penyakit pada manusia, catat dia.

Masalahnya, kita tidak mengetahui apakah suatu permukaan terkontaminasi bakteri atau tidak. Bakteri bisa bertahan hidup di permukaan selama berminggu-minggu.

"Saya akan lebih memercayai lantai dapur saya yang baru dipel daripada permukaan seperti peron kereta bawah tanah New York," tutur Schaffner.

Selain bakteri, lantai dapat terkontaminasi debu atau bulu hewan peliharaan.

Kendati debu dan bulu hewan peliharaan tidak berbahaya, bakteri dapat menempel pada partikel-partikel tersebut, tambah Dawson.

Jadi, aturan lima detik mitos atau fakta?

"Sebagian besar aturan ini adalah mitos," sebut Dawson.

"Aturan itu tergantung pada apa yang ada di permukaan, dan di mana makanan itu terjatuh."

"Makanan akan terpapar bakteri dengan segera, sehingga kita bisa menjadi sakit ketika kita memakan makanan itu dan kita tidak meyakini apa yang ada di permukaan itu."

Tanggapan yang sama juga dilontarkan oleh Schaffner.

"Aturan lima detik itu tidak benar."

"Tidak ada durasi waktu yang 'aman' untuk makan makanan yang jatuh karena kita tidak tahu ada kuman yang berpindah," tegasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/07/193020120/belum-lima-detik-amankah-mengonsumsi-makanan-yang-jatuh-ke-lantai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke