Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Semangat Sustainable, Brodo Ubah Limbah Kulit Jadi Sepatu Trendi

KOMPAS.com - Brand sepatu lokal, Brodo merilis produk terbarunya yang mengusung konsep sustainable, VTG V.2 50 Shades of Suede.

Koleksi terbaru ini merupakan hasil olahan bahan kulit sisa industri sepatu yang dikumpulkan dari para pengrajin lokal. Berbeda dari biasanya, Brodo menyediakan sepatu dengan warna pastel yang manis dan trendi.

Sepatu berpotongan high sneaker ini dilengkapi dengan desain hang tag dan bahan suede yang makin menguatkan kesan vintage. Produk tersebut pertama kali dirilis di situs penjualan resmi Brodo pada 5 Desember lalu dengan harga Rp550.000.

Tak butuh waktu lama, ratusan pasang sepatu tersebut langsung ludes terjual. Hanya tersisa beberapa warna lagi dengan ukuran yang tentunya juga terbatas.

Yukka Harlanda, founder Brodo, menjelaskan koleksi sepatu terbaru ini berawal dari semangat sustainability dan kepedulian lingkungan yang belakangan semakin marak.

Sebagai brand yang sudah berjalan hampir sepuluh tahun, Brodo mulai berusaha ikut serta dalam kampanye sosial termasuk menciptakan fashion yang lebih ramah lingkungan.

"Industri sepatu punya waste alias limbah yang banyak banget dan biasanya dibuang atau disalurkan begitu saja, padahal bahan ini kualitasnya tetap bagus," jelasnya ketika berbincang dengan Kompas.com, Kamis (09/12/2021).

Timnya kemudian berusaha mengolah sisa produksi tersebut menjadi produk yang tak kalah berkualitas. Ditonjolkan teknik jahit dan desain ala Brodo yang menjadikannya sukses menarik perhatian konsumen.

Setidaknya ada ribuan lembaran kulit yang berhasil dikumpulkan dari para pengrajin lokal yang selama ini menjadi suplier Brodo. Jumlah kulit yang bisa digunakan sangat banyak karena industri kulit saat ini sedang lesu.

Minat pasar kini didominasi sepatu sneaker sehingga alas kaki berbahan kulit sedang turun penjualannya. Akibatnya,  banyak pengrajin yang kebingungan menyalurkan hasil kerajinannya.

"Kebanyakan itu bahan kulit yang ditolak produsen brand mancanegara karena dianggap tidak masuk kategorinya padahal sebenarnya tergolong baik kualitasnya," tambah Yukka. 

Pria lulusan ITB ini mengatakan kulit yang dipakai kerap disebut limbah grade reject padahal istilah itu tidak sepenuhnya benar. Ada banyak kulit berkualitas yang sebenarnya sangat layak diolah lagi, seperti yang diwujudkan dalam 50 shades of suede.

"Kita pilih satu-satu, mana yang bolong, rusak dan kondisi yang bagus..semuanya dengan mata dan tangan tim produksi langsung," tambah Yukka.

Apalagi ini menjadi kesempatan pertama untuk brand berbasis di Bandung ini melakukan hal tersebut. Ada banyak cara dan metode yang dicoba untuk mewujudkan semangat lestari namun tetap fashionable itu.

Setelah materialnya terkumpul barulah produksi dilanjutkan sehingga tercipta produk terbaru itu. Keistimewaan lainnya dari koleksi baru ini adalah penggunaan sol dengan warna alami tanpa tambahan pewarna.

Brodo selama ini dikenal sebagai brand sepatu lokal yang mengedepankan white rubber di bagian solnya. Perubahan ini dilakukan untuk mendukung desain sepatu bergaya klasik ini.

Dipastikan akan segera dirilis kembali

Sejumlah penggemar kecewa karena tak bisa mendapatkan koleksi 50 Shades of Suede sesuai dengan warna dan ukuran yang diinginkan.

Menanggapi hal ini, Yukka menjanjikan akan merilis koleksi tersebut sesegera mungkin. Khususnya dalam varian ukuran yang berbeda dan lebih ramah untuk konsumen perempuan.

Warna pastel yang lembut dan desain yang unik membuat Brodo 50 Shades of Suede ini banyak diincar kaum hawa. Hal yang sayangnya luput dari pertimbangan tim Brodo sebelumnya.

"Sayangnya memang kebanyakan sepatu Brodo itu kan size 40 ke atas jadi banyak konsumen cewek kemarin belum bisa dapat ukuran yang pas, ke depannya pasti akan kita pertimbangkan lagi," ujarnya.

Meski demikian, ia tak bisa menjanjikan kapan produk berkonsep recycle ini akan kembali dirilis ke pasaran. Pasalnya, butuh waktu untuk mulai mengumpulkan material yang ada sekaligus melakukan kurasi sesuai kebutuhannya.

Menanggapi respon positif pasar untuk produknya ini, Brodo juga telah bekerja sama dengan para pengrajin lokal untuk segera mengumpulkan sisa material kulitnya.

"Untuk mempermudah sudah kita minta untuk dikategorikan lah ibaratnya reject-nya seperti apa, grade-nya gimana," terangnya.

Brodo juga akan mempertahankan prinsip ramah lingkungan dengan menjalankan program upcycling pada 2022 mendatang. Inovasi ini berupa program pengumpulan produk fashion tak terpakai dari konsumen, seperti jaket dan celana, untuk dijadikan sepatu.

"Jadinya kita memproduksi produk baru dengan memanfaatkan barang yang ada, tetap unik tapi tanpa merusak lingkungan," tutupnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/09/181119720/semangat-sustainable-brodo-ubah-limbah-kulit-jadi-sepatu-trendi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke