Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inilah Penyebab Utama Diabetes Menurut Dokter

KOMPAS.com - Diabetes merupakan penyakit yang gejala-gejalanya kerap kali diabaikan banyak orang.

Penyakit gula darah yang dinobatkan sebagai "pembunuh senyap" ini tercatat mampu merenggut nyawa penderitanya tiga kali lebih tinggi daripada Covid-19 selama tahun 2020.

Kendati demikian, banyak orang masih menganggap diabetes sebagai penyakit yang di luar kendali manusia.

Padahal, fakta yang sebenarnya, diabetes tipe 2 umumnya berkembang ketika usia dewasa, sebagai akibat gaya hidup seseorang.

1. Apa Itu diabetes?

Diabetes adalah ketidakmampuan tubuh untuk memproses gula (glukosa).

Biasanya, ketika orang non-diabetes mengonsumsi gula, pankreas akan melepaskan enzim yang disebut insulin untuk mengubah gula menjadi energi.

Namun, pada penderita diabetes, pankreas tidak membuat insulin dan tubuh menjadi resisten terhadapnya.

Akibatnya, gula darah menumpuk di arteri dan merusaknya pembuluh darah. Padahal, arteri punya fungsi vital untuk mengalirkan darah berisi oksigen dari jantung ke seluruh tubuh.

Jika diabetes tidak mendapat penanganan yang serius, hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, kebutaan, sirkulasi yang buruk, hingga amputasi.

Ada pun, diabetes tipe 1 yang juga disebut "diabetes remaja" dapat berkembang pada usia berapa pun dan secara spontan.

Diabetes tipe 1 dapat meningkat menjadi tipe 2. Di AS misalnya, terjadi lonjakan penderita diabetes tipe 2 dan para ahli memperkirakan bahwa 1 dari 10 orang akan menderita diabetes pada tahun 2045.

Hal ini disebut para ahli disebabkan oleh pilihan pola makan dan gaya hidup.

2. Penyebab diabetes

Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan diabetes tipe 2. Tetapi, penyebab utamanya adalah pola makan yang tidak sehat dan mengonsumsi terlalu banyak gula tambahan.

Ketika tubuh dibanjiri gula -karena banyak makanan olahan bisa diubah menjadi gula-, tubuh dapat menjadi resisten terhadap insulin.

"Diabetes adalah ketika tubuh Anda tidak dapat menyediakan cukup insulin untuk memungkinkan glukosa masuk ke sel-sel," kata spesialis kedokteran keluarga di CHA Hollywood Presbyterian Medical Center di Los Angeles, Thomas Horowitz, DO.

"Cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan melakukan diet yang tidak membatasi suplai insulin Anda," sambungnya.

Horowitz menyarankan, agar orang-orang mengonsumsi makanan yang terurai perlahan atau memiliki gula yang terbatas. Misalnya, protein, biji-bijian, dan sayuran.

3. Kebiasaan yang harus ditinggalkan

Sangat penting untuk membatasi atau menghindari minuman dengan gula tambahan, seperti soda yang dimaniskan dengan gula.

"Kandungan gula dari barang-barang yang biasa dikonsumsi bisa sangat tinggi," ujar Horowitz.

"Minuman ringan bersoda terdiri dari segenggam gula, artinya gula dalam sekaleng soda jauh lebih banyak daripada yang bisa ditangani tubuh Anda."

Sementara itu, dokter kedokteran fungsional dan pengobatan integratif di Richmond, Virginia, Aaron Hartman, MD menerangkan bahwa banyak makanan yang kita konsumsi bersifat diabetogenik.

Artinya, makanan diabetogenik berpotensi meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.

"Gula adalah salah satu makanan diabetogenik. Karbohidrat olahan juga termasuk. Aturan praktis pertama jika ingin mencegah diabetes adalah makan makanan segar," terang Hartman.

Agar seseorang bisa menghindari makanan diabetogenik, ia merekomendasikan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, salmon, alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun sebagai gantinya.

Sebab, makanan ini dapat mengurangi risiko diabetes dan penyakit kronis lainnya, seperti penyakit jantung dan kanker.

Walau diabetes disebut sebagai pembunuh senyap, bukan berarti diabetes tidak dapat dicegah.

Cara untuk mencegah atau bahkan mengelola kadar gula darah agar tetap normal adalah dengan rutin melakukan aktivitas fisik.

"Olahraga meningkatkan otot Anda serta sensitivitas insulin," kata Hartman.

"Olahraga sederhana adalah cara yang bagus untuk membuat otot sensitif terhadap insulin dan juga membuat tubuh memanfaatkan insulin dengan lebih baik. Ini bisa berupa gerakan lembut, seperti berjalan," tambahnya.

Di sisi lain, ahli endokrinologi di The Ohio State University Wexner Medical Center, Kathleen Wyne, MD, Ph.D menjelaskan setiap aktivitas fisik dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan memperlambat perkembangan diabetes.

Karena aktivitas fisik bisa menjadi solusi pencegaha diabetes, American Diabetes Association sampai menerbitkan anjuran agar orang melakukan olahraga intensitas sedang selama 150 menit, seperti jalan cepat, setiap minggu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/15/080759420/inilah-penyebab-utama-diabetes-menurut-dokter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke