Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cegah Penyesalan, Pertimbangkan 5 Hal Ini Sebelum Putus dengan Pacar

KOMPAS.com - Memiliki masalah dengan pacar adalah hal yang wajar dalam sebuah hubungan. Tapi, tidak semua masalah harus diselesaikan dengan kata putus.

Tapi, apabila kita dan pasangan selalu bertengkar hebat, serta tidak ada yang mau saling mengalah, mungkin ini bisa menjadi alasan kuat mengapa kita harus putus dengan pacar.

Nah, untuk memastikannya lebih lanjut, simak beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum kita putus dengan pacar agar tak timbul penyesalan dan susah move on:

1. Lebih banyak konflik dan rasa sakit daripada bahagia

Bertanya pada diri sendiri dengan lebih jujur akan membantu kita mengambil keputusan yang tepat. Misalnya, apakah hubungan kita ini lebih banyak konflik dan rasa sakit daripada sukacita dan keharmonisan.

Menurut psikoterapis dan pakar hubungan, Lauren Mackler, seiring waktu, pasangan yang saling cinta pun dapat tumbuh terpisah yang menyebabkan keterasingan, konflik, kebencian, atau ketidakcocokan.

"Jadi, sering-seringlah bertanya pada diri sendiri tentang hal itu karena pertanyaan ini adalah dasar untuk mempertahankan hubungan atau tidak," terangnya.

"Kebanyakan orang tidak menunjukkan sifat aslinya tepat di awal hubungan. Dan ya, pertengkaran terjadi dalam setiap hubungan, tapi seharusnya tidak terjadi secara rutin," sambung dia.

2. Memiliki minat dan hasrat yang sama atau tidak

Banyak orang bilang kalau jodoh itu tidak harus memiliki kesamaan untuk bisa saling melengkapi satu sama lain. Tapi, jika perbedaan itu terlalu banyak kemungkinan akan menciptakan ketegangan dalam hubungan.

Tidak pernah bisa menyepakati apa yang harus dilakukan bersama dalam menu makan malam atau ke mana harus pergi berlibur juga dapat membuat hubungan kita merenggang dan menuju pada kehancuran.

Menurut para ahli, pasangan yang terus-menerus berdebat tentang hal-hal seperti uang, keintiman, dan kurangnya komunikasi pertanda hubungan itu sudah sangat toksik atau beracun.

3. Sudahkah mencoba memperbaiki hubungan?

Apakah kita dan pasangan sudah kehabisan semua pilihan? Apakah kita pernah mengikuti konseling bersama pasangan untuk memperbaiki hubungan?

Jika jawabannya tidak, maka sudah waktunya untuk putus. Tetapi, jika kita belum siap untuk menyerah, maka kita dan pasangan harus mempertimbangkan untuk mencoba memperbaiki hubungan yang rusak.

4. Bisa bahagia tanpa pasangan kita

Mempertanyakan apakah kita bisa bahagia tanpa pasangan kita adalah hal paling sulit dilakukan, tetapi ini sangat jujur untuk mempertimbangkan apakah kita harus berpisah atau tidak dengan pasangan. Sebab, dalam suatu hubungan kita juga berhak bahagia.

Dan jika kita dapat membayangkan hidup akan membaik tanpa pasangan kita di dalamnya, maka kita bisa mengakhiri hubungan lebih cepat daripada sebelum semuanya terlambat atau kita merasa lebih sakit lagi.

5. Hubungan toksik

Ketika kita sedang jatuh cinta, mengabaikan kekurangan pasangan bukan hal yang sulit untuk dilakukan.

Nah, jika kita menyadari bahwa kita sudah berada dalam hubungan yang toksik dan kasar, inilah saatnya untuk segera putus dengan pasangan.

Menurut Mackler, orang-orang bertahan dalam hubungan yang kasar karena berbagai alasan, misalnya, takut sendirian, kehilangan keamanan finansial, rasa bersalah, atau keengganan untuk meninggalkan zona nyaman.

Namun, apabila kita sudah mengalami kekerasan, baik secara emosional atau fisik, maka kita harus berani untuk keluar dari hubungan ini dan tegas mengatakan putus dari pacar.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/16/154500120/cegah-penyesalan-pertimbangkan-5-hal-ini-sebelum-putus-dengan-pacar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke