Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kesedihan Berlarut akibat Kematian Orang Terdekat, Apakah Normal?

KOMPAS.com - Nia Ramadhani mengaku menggunakan narkoba untuk menghilangkan kesedihan berlarut pasca kematian ayahnya.

Ayahnya meninggal dunia sejak tahun 2014 lalu namun kehilangan yang dirasakannya tak juga hilang. Perasaan tersebut, berdasarkan pengakuannya, tak bisa dibaginya dengan orang lain sehingga memilih menggunakan narkoba.

Kesedihan adalah respon alami yang kita rasakan ketika kehilangan seseorang atau sesuatu yang penting. Emosi yang dirasakan juga beragam termasuk kesepian, marah dan putus asa.

Kematian merupakan salah satu tragedi yang kerap menciptakan kesedihan paling hebat dan lama. Bagi beberapa orang, duka yang dirasakan bisa bertahan hingga bertahun-tahun mempengaruhi kehidupannya.

Namun sebenarnya, seberapa lama kesedihan dianggap berlarut-larut?

Dikutip dari WebMD, pada dasarnya tidak ada batasan waktu yang normal bagi kita untuk berduka. Durasinya tidak bisa disamakan pada setiap orang sehingga dikatakan sebagai berkepanjangan.

Proses berduka kita bergantung pada beberapa hal, seperti kepribadian, usia, kepercayaan, dan lingkungan terdekat. Seiring waktu, kesedihan akan mereda dengan berbagai kebahagiaan baru.

Namun dalam beberapa kasus, ada yang disebut sebagai kesedihan kompleks ketika kita tak juga bisa menerima kehilangan tersebut. Biasanya ini ditandai dengan sejumlah perilaku lainnya seperti:

  • Kesulitan menjaga rutinitas normal seperti bekerja dan membersihkan rumah
  • Perasaan depresi
  • Pikiran bahwa hidup tidak layak dijalani, atau menyakiti diri sendiri
  • Setiap ketidakmampuan untuk berhenti menyalahkan diri sendiri

Jika mengalami sejumlah gejala tersebut maka kesedihan sudah berlarut-larut dan kita membutuhkan bantuan profesional.

Pelarian sementara dari kesedihan yang berlarut

Konsultasi dengan psikolog atau psikiater dapat membantu menghadapi kesedihan berkepanjangan yang kita rasakan. Mereka akan membantu kita mengeksplorasi emosi, menghadapi dan mengelolanya.

Bantuan dari ahlinya juga menghilangkan godaan untuk menyalahgunaan narkoba atau alkohol. Banyak pecandu menggunakan zat adiktif tersebut guna menghentikan rasa sakit emosionalnya yang terlalu dalam dan tak terkontrol.

Padahal konsumsi alkhol maupun narkoba hanya menjadi pelatian sementara dan tidak akan menghilangkan kesedihan lebih cepat atau lebih baik dalam jangka panjang. Perilaku tersebut bahkan cenderung menyebabkan kecanduan, depresi, kecemasan, atau bahkan gangguan emosional.

Dibandingkan beralih pada narkoba atau alkohol untuk menghadapi kesedihan berlarut, ada sejumlah tahapan yang bisa kita lakukan yakni:

  • Beri diri sendiri waktu

Terima kesedihan tersebut sebagai kenyataan termasuk perasaan kehilangan yang kita rasakan. Pahami jika berduka adalah sebuah proses dan perasaan tersebut akan mereda seiring dengan waktu.

  • Curhat dengan orang lain

Habiskan banyak waktu untuk mencurahkan perasaan dan menjalin interaksi dengan teman dan keluarga. Jangan mengisolasi diri karena malah memperburuk kondisi.

  • Menjaga pola hidup

Jaga pola hidup tetap sehat dan teratur agar kondisi emosional ikut membaik. Olahraga secara rutin, makan dengan baik dan tidur cukup agar tetap sehat dan berenergi.

  • Lakukan hobi kita

Setelah terhenti akibat tragedi yang dialami, kembalikan pada rutinitas dan jalani kembali hobi kita. Melakukan aktivitas yang disukai dan membuat kita bahagia akan baik untuk menyeimbangkan kesedihan yang dirasakan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/17/123421820/kesedihan-berlarut-akibat-kematian-orang-terdekat-apakah-normal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke