Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Intip Sneaker Ramah Lingkungan Kreasi Kolaborasi Adidas x Allbirds

Hal ini juga dapat dilihat melalui sepatu lari hasil kolaborasi antara dua perusahaan sneaker ternama Adidas dan Allbirds, yakni "FutureCraft.FootPrint" yang lebih ramah lingkungan.

Pada akhir 2019, staf Allbirds dan eksekutif Adidas di Portland pun telah membentuk tim super untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai pendekatan sneaker yang berkelanjutan itu.

Namun, akibat pandemi Covid-19 di tahun 2020, mereka harus bertemu secara digital setiap bulan — kemudian, setiap minggu, dan kemudian, setiap hari — untuk mengembangkan FutureCraft.FootPrint dengan tepat.

"Semuanya mulai agak sulit karena pandemi melanda segera setelah kami mulai bekerja sama," kata manajer produk Adidas, Kimia Yaraghchian.

Sepatu rendah emisi karbon

Disebut sebagai sepatu lari yang ramah lingkungan, tim super Adidas dan Allbirds membuatnya hanya dengan 2 kg karbon dioksida ekuivalen (CO2e).

Sementara, sepatu lari biasa membutuhkan sekitar 13,6 kg emisi karbon dioksida dan sepatu Allbirds sendiri biasanya memiliki berat sekitar 7,1 kg CO2e.

"[Menyelesaikan] fase pembuatan dan pengembangan [melalui pandemi] dalam waktu 12 bulan adalah perjalanan yang gila," ujar Yaraghchian.

"Rasanya seperti seseorang meminta kita untuk mendaki Gunung Everest dalam dua hari tanpa masker oksigen," terangnya.

Meski begitu, kepala desain Allbirds, Jamie McLellan menambahkan bahwa terkadang, tekanan dapat menciptakan hasil yang justru lebih indah.

Pengerjaan FutureCraft.FootPrint dimulai dengan sungguh-sungguh sekitar Maret 2020 dan lebih dari setahun kemudian pada Mei 2021, 100 pasang pertama memasuki pasar dengan hanya 2,94 kg CO2e per pasang.

"Kadang-kadang kita disesatkan oleh istilah-istilah seperti 'daur ulang' dan 'sirkularitas', tetapi sebenarnya ini tentang bahan baku yang digunakan untuk membuat sepatu itu," jelas McLellan.

Kepala divisi keberlanjutan Allbirds, Hana Kajimura mengungkapkan bahwa memang jumlah itu memperhitungkan semua yang ada di sepatu, tetapi kemasan hingga pengiriman sepatu juga menjadi tolok ukur terbaik untuk mencegah perubahan iklim.

"Perubahan iklim adalah masalah terbesar yang dihadapi umat manusia. Ambisi kami adalah membuat data ini lebih transparan bagi pelanggan dengan cara yang mirip seperti cara kami membaca kalori," terangnya.

Desain yang rumit

Di sisi lain, meskipun tujuan utama kemitraan ini adalah untuk menunjukkan sneaker yang lebih ramah lingkungan, tidak dapat dimungkiri bahwa tim super juga harus menyeimbangkan penampilan dan kinerja sneaker.

Proses desain yang sangat rumit dan tampilan yang didekonstruksi ini mungkin paling baik disimpulkan oleh sol FutureCraft.FootPrint.

"Solnya dibuat ketika kami mencampur senyawa Litestrike EVA dari lini adizero dengan kandungan tebu dari bantalan SweetFoam Allbirds," kata Yaraghchian.

Hasilnya hampir sangat sederhana. Namun, dengan upaya yang sungguh-sungguh dalam merancang, kreasi ini juga menjadi manifestasi fisik yang layak dari kemitraan Adidas dan Allbirds.

"Berkat sol khusus itu, FutureCraft.FootPrint hampir mustahil terasa ringan di kaki," lanjut McLellan.

"Kami mencoba mengurangi dampak karbon dengan menukar material selama proses, bahkan hingga berjam-jam lamanya," ungkap dia.

Selain sol, setiap bahan dalam sepatu ini pun harus dipertimbangkan kembali seperti jahitan zig-zag untuk bagian atas tencel sepatu yang memperkuatnya dari abrasi, sockliner, dan midsole.

Biasanya, jenis jahitan ini — dibuat dengan benang plastik laut Parley — akan disembunyikan di dalam sepatu, tetapi FutureCraft.FootPrint memperlihatkannya, sehingga elemen struktural ini tidak memiliki tempat untuk disembunyikan dan malah menjadi bagian dari desain.

FutureCraft.FootPrint juga telah melewati proses uji keausan penuh sebagai sepatu lari yang sesungguhnya.

"Kolaborasi ini menawarkan kerangka kerja yang tidak hanya untuk perusahaan kami, tetapi juga dapat diikuti oleh perusahaan lain," ungkap Kajimura.

"Ini lebih tentang perubahan budaya dan perilaku daripada keterbatasan teknologi. Seperti kami dapat mencapai di bawah 3kg CO2e dalam waktu 12 bulan tanpa menemukan bahan baru atau proses pabrik. Dan, jujur, kami berharap orang lain dapat mengalahkannya," imbuh dia.

Sekarang, FutureCraft.FootPrint telah bisa didapatkan melalui situs resmi Adidas, aplikasi Adidas dan Allbirds, serta toko ritel tertentu dengan harga sekitar 135 dollar AS atau Rp 1,9 juta per pasang.

Kemudian, rencananya, empat jalur warna baru akan diluncurkan pada musim semi 2022.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/20/103905320/intip-sneaker-ramah-lingkungan-kreasi-kolaborasi-adidas-x-allbirds

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke