Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Varian Omicron Lebih Mudah Menyebar di Kabin Pesawat, Benarkah?

Sampai hari ini, total kasus konfirmasi positif Covid-19 akibat penularan varian Omicron di Indonesia mencapai lima kasus.

Disebut-sebut, varian Omicron cenderung lebih mudah menyebar dibandingkan varian Covid-19 lainnya.

Hal ini dijelaskan dokter dan penasihat medis di International Air Transport Association, David Powell.

Menurut Powell, penumpang pesawat dua kali bahkan tiga kali berisiko lebih besar terinfeksi Covid-19 varian Omicron selama penerbangan.

Lebih dari 70 persen kasus baru varian Omicron ditemukan di AS hanya dalam hitungan minggu.

Filter udara tingkat medis pada pesawat penumpang modern memang menurunkan risiko paparan Covid-19 di pesawat ketimbang tempat-tempat ramai seperti pusat perbelanjaan.

Namun, risiko paparan varian Omicron di pesawat terbang sama besar dengan risiko paparan di tempat lain.

Powell menilai, pesawat kelas bisnis kemungkinan besar lebih aman dari paparan varian Omicron daripada kelas ekonomi yang lebih padat.

"Risiko (di pesawat) relatif mungkin meningkat, sama seperti risiko pergi ke supermarket atau naik bus bertingkat," ungkapnya.

Dalam wawancara dengan Bloomberg News pada Selasa (21/12/2021), Powell, mantan kepala petugas medis di Air New Zealand menerangkan segala fakta yang diketahuinya terkait varian Omicron ini.

"Apa pun risiko infeksi pada varian Delta, kita harus berasumsi risiko infeksi varian Omicron akan dua hingga tiga kali lebih besar," tutur dia.

"Seperti apa pun risiko itu, di pesawat, keamanan harus ditingkatkan dengan jumlah yang sama."

Untuk meminimalkan risiko paparan virus, ia menganjurkan kita agar menghindari permukaan yang sering disentuh, membersihkan tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Lebih lanjut, ia menekankan perlunya mematuhi prosedur penerbangan, menghindari kontak dengan penumpang lain, tidak membuka masker selama penerbangan kecuali saat makan dan minum.

Lalu, apakah kita tidak boleh melepas masker untuk makan dan minum ketika berada di pesawat terbang?

Jika penerbangan berlangsung selama dua jam, kata Powell, ia menyarankan untuk tetap memakai masker sepanjang waktu.

"Tetapi jika itu penerbangan 10 jam, sangat tidak masuk akal meminta orang untuk tidak makan dan minum," jelasnya.

"Apa yang sebagian besar telah dilakukan maskapai adalah mengajak, tetapi tidak memaksa pelanggan yang mencoba untuk sedikit melepas masker mereka."

Powell menerangkan, dua orang yang memakai masker memiliki transmisi virus yang minimal antara satu sama lain.

"Jika salah satu dari orang itu melepas masker, maka orang itu berisiko lebih besar menularkan dan sedikit lebih berisiko terkena virus."

"Tetapi jika kita berdua melepasnya maka jelas, tidak ada penghalang di sana dan kita dapat dengan bebas menularkan virus antara satu dengan yang lain," sambung pria itu.

Apakah tidak melakukan penerbangan lebih aman?

Dikatakan Powell, cara terbaik untuk melindungi diri dari paparan varian Omicron adalah mendapat suntikan vaksin dan booster.

"Perlindungan yang kita dapat dari masker tambahan atau jenis masker yang berbeda, atau tidak terbang dengan pesawat sama sekali mungkin kurang dari manfaat yang akan kita peroleh jika mendapatkan booster," kata Powell.

"Ada semacam anggapan yang muncul, pada dasarnya Omicron membuat kita kehilangan satu dosis vaksin."

"Jadi, dua dosis vaksin melawan Omicron memiliki perlindungan yang sama dengan satu dosis vaksin melawan varian Delta," lanjut dia.

"Hal itu tidak ditetapkan dalam sains, tetapi tampaknya berkorelasi dengan apa yang ditunjukkan dalam studi."

Bagaimana keamanan penumpang apabila kasus Omicron ditemukan di dalam pesawat terbang?

Menurut Powell, pesawat adalah ruang tertutup namun tidak terlalu berisiko dibandingkan tempat-tempat lain.

"Sebuah pub di Irlandia dengan kipas angin di sudut berisiko bagi saya, atau gym di mana banyak orang berteriak dan berkeringat," ucap dia.

Namun, menurut Powell, bandara merupakan tempat di mana orang ramai berkumpul, sehingga risiko paparan virus tidak terkontrol di area tersebut .

"Apa yang bisa kita lakukan? Vaksinasi, tes, memakai masker, menjaga jarak. Apakah masker bedah lebih baik daripada masker kain? Bisa jadi. Rata-rata sekitar 10-20 persen."

Berdasarkan penuturan Powell, pesawat terbang tidak terlalu kondusif sebagai tempat penyebaran virus daripada lingkungan indoor lain.

"Kita tidak mengatakan pesawat itu sempurna, tetapi dibandingkan restoran, bus, kereta, klub malam, gym, kemungkinan virus berpindah ke orang lain lebih kecil di pesawat," tutur dia.

Sebagian besar kasus penyebaran yang terdokumentasi dalam pesawat, ia melanjutkan, terjadi pada Maret 2020.

"Itu sebelum adanya pengujian pada penumpang pesawat, sebelum kita memakai masker, sebelum mengatur prosedur naik pesawat, sebelum ada tingkat kesadaran yang tinggi untuk tidak melakukan penerbangan jika kita tidak sehat."

Perlukah membiarkan kursi tengah di pesawat kosong?

Powell mengatakan, cara itu belum terbukti memberikan manfaat untuk mengurangi risiko paparan virus.

"Tetapi jika ada aliran udara silang dari lorong ke jendela, atau jendela ke lorong, dan kita memindahkan orang tersebut dari kursi tengah, kita sudah membantu orang yang seharusnya berada di kursi tengah itu," kata Powell.

"Kita mungkin tidak banyak membantu orang di kursi sebelahnya, karena kemungkinan besar virus akan menyebar tanpa halangan dari orang pertama."

Haruskah awak kabin memakai pakaian pelindung lengkap?

Belum ada banyak penularan dari penumpang ke awak pesawat selama pandemi, terang Powell.

Meskipun ada penularan virus, jumlah penularan tersebut terbilang kecil.

"Penularan ini cenderung terjadi pada penumpang ke penumpang, atau kru ke awak pesawat. Sekali lagi, jumlah penularan dari kru pesawat ke penumpang sangat kecil," sebutnya.

Adakah risiko infeksi virus di bandara?

Disebutkan Powell, di kabin pesawat, semua orang duduk dan menghadap ke satu arah, dan ada penghalang yang membatasi antara satu orang dengan orang lain.

Selain itu, terdapat aliran udara (airflow) tingkat tinggi dari langit-langit pesawat ke lantai.

"Kira-kira 50 persen aliran udara segar dari luar, 50 persen disirkulasikan ulang dengan filter HEPA, sehingga aliran udara itu bersih."

Namun di bandara, orang-orang bergerak secara acak, lebih banyak potensi untuk melakukan kontak tatap muka, dan aliran udara akan berkurang.

"Tingkat ventilasi di bandara kemungkinan adalah sepersepuluh dari tingkat ventilasi yang ada di pesawat," imbuh Powell.

Amankah membawa anak dalam pesawat terbang?

"Itu salah satu pertanyaan yang belum terjawab dengan varian Omicron. Risiko paparan virus tidak terlalu besar bagi mereka," kata dia.

"Risikonya adalah mereka mungkin terinfeksi ringan, tidak menyadarinya, dan berpotensi menyebar saat mereka bepergian."

"Membuat anak tetap memakai masker itu sulit. Semakin kecil seorang anak, semakin sulit meminta anak melakukan hal itu."
 

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/23/143000720/varian-omicron-lebih-mudah-menyebar-di-kabin-pesawat-benarkah-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke