Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kalimat Toxic Soal Makanan ini Harus Berhenti Diucapkan Saat Liburan

KOMPAS.com - Liburan Natal dan Tahun Baru kerap diwarnai makan besar bersama keluarga.

Tradisi ini jadi kesempatan untuk menikmati berbagai menu khas liburan, lengkap dengan makanan manis dan berlemak.

Banyak yang sulit menolak godaan menyenangkan ini dan kemudian menyisihkan dietnya untuk sementara.

Sayangnya, perasan bersalah seringkali timbul ketika mendengar kalimat toxic seperti "Saatnya membakar lemak dari makanan Natal kemarin" atau "Kita besok pasti akan menyesal menikmati makanan enak ini".

Bentuknya bisa bervariasi namun intinya menjadikan makanan sebagai musuh atau perilaku makan kita sebagai hal yang salah.

Kalimat tersebut biasanya disampaikan sebagai lelucon atau penyemangat untuk kembali berolahraga.

Namun pernyataan tersebut rupanya buruk bagi mentalitas dan mendiskreditkan manfaat olahraga yang lebih penting.

Emmie Keefe, ahli gizi yang berbasis di Boston, AS, mengatakan kalimat yang fokus pada motivasi berbasis kalori ini dapat menjadi bumerang.

“Kita tidak boleh berolahraga demi membakar kalori. Kita harus berolahraga untuk kesehatan jantung, untuk kesehatan mental, untuk kesehatan emosional," jelasnya, dikutip dari Huffpost. 

Menurutnya, ada banyak alasan positif untuk berolaharaga namun membakar kalori bukan salah satunya.

Penelitian terbaru menunjukkan, fokus pada olahraga teratur meningkatkan umur panjang, lebih berpengaruh dari penurunan berat badan.

Olahraga juga mengurangi gejala kecemasan dan depresi, meningkatkan kreativitas, dan membantu kita tidur lebih nyenyak.

Menganggap olahraga sebagai hukuman karena sudah makan enak selama liburan, dibandingkan aktivitas yang bermanfaat, cenderung membuat kita enggan mempertahankan perilaku sehat.

Keefe menambahkan, senam mental yang dilakukan dengan menghitung kalori masuk dan keluar dengan makanan atau olahraga tidak selalu realistis serta membantu.

Sebaliknya, olahraga teratur dapat membantu kita merasa lebih termotivasi di bidang lain dalam hidup dan merasa menjalani hari dengan produktif.

"Apa yang tidak akan dilakukan oleh jalan kaki dan kelas olahraga itu adalah membakar apa yang Anda makan sebelumnya," katanya.

"Cara berpikir seperti itu besar, masalah besar."

Kalimat toxic yang menganggap makanan enak sebagai musuh yang harus dibasmi saat berolahraga juga memicu pola pikir yang berbahaya.

Khususnya soal makanan dan dampaknya pada tubuh serta fungsi makan bagi kelangsungan hidup.

Kita seakan diharuskan memiliki hak untuk makan dan bersenang-senang, yang sebenarnya tidak demikian.

"Kedua hal itu menjadi bawaan hanya dengan memiliki tubuh ... berdasarkan hidup, Anda diperbolehkan melakukan keduanya ”kata Alyssa Royse, pakar kebugaran di Seattle, AS.

Kalimat toxic tersebut menurutnya hanya memoralisasi makanan sehingga memicu berbagai pikiran dan pola perilaku berbahaya pada manusia.

Hal tersebut juga dapat menyebabkan gangguan makan yang dapat memicu komplikasi kesehatan termasuk kerusakan jantung, otak, lesu, pertumbuhan rambut, dll.

Royse menyarankan untuk fokus pada aspek positif setiap kali masa liburan tiba seperti kesenangannya, karunia dan kegembiraannya.

Menurutnya, orang memiliki pemikiran yang salah akibat dampak narasi media soal pentingnya menjaga berat badan dan tetap kurus.

“Makanan tidak perlu menjadi pengalaman emosional atau moral. Anda diperbolehkan untuk menikmatinya saja, ”katanya.

Sementara itu, Keefe menilai mempermalukan diri sendiri untuk apa yang kita makan selama liburan dapat memicu konsekuensi fisik tambahan.

Sebagai akibat dari hormon stres yang disebabkan pola pikir itu, kita berisiko mengalami sakit perut dan masalah pencernaan

"Kamu benar-benar membuat dirimu menderita dua kali," katanya.

Oleh sebab itu, ia menyarankan untuk selalu menikmati semua makanan enak selama liburan dan menyisihkan pikira negatif tersebut.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/27/101449420/kalimat-toxic-soal-makanan-ini-harus-berhenti-diucapkan-saat-liburan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke