Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Poin Penting saat Membuat Resolusi Kebugaran di Tahun Baru

KOMPAS.com - Setiap pergantian tahun, merancang resolusi sudah menjadi tren di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dibandingkan tahun lalu, kita ingin berubah menjadi lebih baik di tahun depan, termasuk membuat resolusi kebugaran untuk menjaga kesehatan.

Sayangnya, sebagian besar resolusi kebugaran di tahun sebelumnya sudah gagal dalam hitungan bulan, minggu, atau bahkan hanya hanya hitungan hari.

Lalu apakah menetapkan resolusi kebugaran merupakan tindakan yang sia-sia? Tidak.

Seringkali apa yang menjadi masalah utama bukanlah kurangnya niat kita untuk berolahraga, melainkan resolusi atau tujuan kebugaran yang keliru.

Berikut enam langkah yang dapat dicoba agar kita bisa membuat resolusi sempurna untuk lebih banyak berolahraga di tahun 2022.

1. Kenali hambatan dan peluang untuk mewujudkan resolusi

Seringkali kita menetapkan tujuan tanpa mempertimbangkan hambatan yang menghalangi perkembangan dan faktor-faktor yang bisa memengaruhi kesuksesan kita.

Jangan abaikan keterbatasan waktu, kurangnya motivasi atau dukungan dari anggota keluarga, keterbatasan finansial, dan hambatan-hambatan lainnya.

Selain itu, kita juga harus memperhitungkan semua faktor yang mengarah pada kesuksesan.

Faktor-faktor tersebut mencakup akses ke program kebugaran di tempat kerja, dukungan dari teman yang ikut berolahraga bersama kita, jadwal kerja yang fleksibel, serta pengalaman di masa lalu.

Semakin banyak resolusi yang sesuai dengan gaya hidup kita, semakin besar peluang kita untuk mewujudkan tujuan.

2. Menetapkan tujuan yang spesifik dan terukur

Daripada sekadar memutuskan untuk lebih banyak berolahraga, tetapkan tujuan seperti menambah durasi latihan per minggu sebanyak 10 persen.

Jika tujuan yang dibuat lebih spesifik, maka akan lebih baik. Misalnya, kita bertujuan meningkatkan durasi latihan kekuatan melebihi 30 menit sebesar 10 persen.

Dengan membuat tujuan yang spesifik dan terukur, kita lebih mudah untuk memertahankan tujuan itu dan memantau efektivitas kita dalam berolahraga.

Manfaat lainnya, kita dapat mengenali kemampuan kita dan merayakan kemenangan "kecil" di saat kita berhasil menyelesaikan tantangan, meskipun tujuan akhir kita masih jauh.

3. Utamakan proses, bukan hasil

Ketika membuat resolusi kebugaran, kita cenderung mengutamakan salah satu dari tiga poin: hasil, performa, atau proses.

Jika kita bercita-cita untuk menurunkan berat badan sebanyak 11 kilogram, maka kita hanya mengutamakan hasil (outcome goals).

Sementara itu, tujuan performa (performance goals) berpusat pada peningkatan kemampuan kita, seperti berlari dengan jarak 5K secara lebih cepat, mengangkat beban yang lebih berat, atau memelajari gaya berenang baru.

Tujuan proses (process goals) berfokus pada tindakan yang harus kita lakukan dalam mencapai sesuatu, entah itu mengangkat beban tiga kali seminggu untuk meningkatkan kekuatan atau latihan kecepatan 30 menit dalam seminggu.

Resolusi yang dirancang untuk mengutamakan perbaikan diri daripada aktualisasi diri cenderung lebih berhasil. Hargailah proses kita berolahraga, bukan hanya mementingkan hasil akhir.

4. Tidak membuat tantangan yang berlebihan

Resolusi terbaik adalah tujuan yang memotivasi kita untuk berusaha lebih keras, namun tidak terlalu keras sampai-sampai kita meragukan kemampuan kita untuk mencapai tujuan itu.

Sejumlah penelitian yang melihat tujuan kebugaran dan olahraga yang terlalu ambisius menemukan adanya peningkatan jangka pendek dalam aktivitas fisik atau performa, diikuti penurunan drastis dalam durasi latihan.

Ketidakmampuan memertahankan momentum positif dalam jangka panjang secara perlahan akan menurunkan kepercayaan diri kita, sehingga kemungkinan kita untuk tetap berkomitmen dengan olahraga juga berkurang.

Tantangan atau tujuan yang berlebihan dan di luar kemampuan, justru bisa melenyapkan motivasi kita dalam berolahraga.

Cobalah membuat tujuan yang menarik sehingga kita merasa bersemangat untuk memulai berolahraga.

Tetapi jangan membuat tujuan yang terlalu sulit, karena nantinya kita akan merasa tujuan tersebut mustahil untuk dicapai.

5. Membuat tujuan jangka pendek dan jangka panjang

Pertimbangkan untuk membuat tujuan jangka pendek dan jangka panjang demi membantu kita bergerak maju.

Tujuan jangka pendek harus spesifik dan dapat diukur supaya kita dapat menuju tujuan akhir yang lebih besar.

Bayangkan tujuan jangka pendek itu sebagai bagian dari strategi untuk memeroleh banyak kemenangan kecil sebelum akhirnya kita meraih kemenangan besar.

Jika perlu, tambahkan tantangan yang relatif sulit dalam tujuan jangka pendek kita, sehingga kita lebih bersemangat untuk menjalani tantangan baru lainnya.

6. Menentukan checkpoint

Terakhir, tentukan checkpoint untuk melihat sejauh apa proses kita dalam mencapai tujuan.

Gunakan checkpoint ini untuk memvalidasi perkembangan kita dan melihat apakah tujuan akhir dapat dijangkau atau tidak.

Jangan lupa membicarakan dengan teman atau keluarga terkait tantangan yang kita hadapi dalam menyelesaikan tujuan kebugaran.

Bukan masalah besar jika tujuan yang sudah ditetapkan harus disesuaikan kembali. Kita dapat mengatur ulang tujuan kebugaran berdasarkan performa kita.

Fleksibilitas adalah kunci utama untuk menyelaraskan kita dengan target yang hendak dicapai.


https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/01/060600020/6-poin-penting-saat-membuat-resolusi-kebugaran-di-tahun-baru-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke