Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Varian Omicron Diduga Bisa Jadi Vaksin Alami Covid-19

Individu yang terinfeksi varian omicron cenderung tanpa gejala, atau bergejala ringan, seperti batuk, hidung tersumbat, dan kelelahan.

Terkait penyebaran varian omicron, para ahli dan ilmuwan menyebutkan, varian ini diperkirakan bisa berfungsi sebagai vaksin alami untuk Covid-19.

Apa maksudnya?

Ahli imunologi Gobardhan Das, profesor kedokteran molekuler di Jawaharlal Nehru University, New Delhi, India, memberikan penjelasan seputar hal ini.

"Saya percaya omicron kemungkinan merupakan vaksin alami," kata Das, seperti dilansir laman Outlookindia.

"Omicron adalah versi varian delta dengan tambahan mutasi. Jika kita sudah melihat gejala varian ini, orang tidak akan dirawat di rumah sakit."

Menurut Das, selama periode waktu tertentu, virus corona sudah melemahkan diri.

"Ini seperti strategi vaksin kita, di mana kita melemahkan virus dan memberikan virus itu kepada orang-orang," lanjut dia.

Lebih lanjut, dia bahkan berpandangan, varian omicron dapat menjadi vaksin yang lebih baik daripada vaksin yang sudah ada.

"Seluruh virus masuk ke dalam tubuh yang memiliki banyak mutasi. Semakin tubuh berusaha melawan virus, maka semakin baik sistem imun merespons."

"Hal ini akan menghasilkan respons yang lebih baik," ungkap Das.

Tanggapan lain diberikan ahli imunologi Dr NK Mehra. Ia merupakan mantan dekan AIIMS dan ilmuwan kehormatan di Indian Council of Medical Research.

"Saya sepenuhnya mendukung pandangan ini, karena sampai sekarang varian ini sangat ringan dan bisa menjadi keuntungan tersembunyi," papar Mehra.

"Dua studi internasional menunjukkan varian omicron tumbuh 10 kali lebih lambat daripada varian delta di paru-paru yang merupakan pertanda baik."

"Kita perlu melihat data selama beberapa minggu lagi untuk mengetahui apakah varian ini juga memiliki perilaku serupa di semua negara atau tidak."

Namun demikian, dia tetap menyarankan untuk tidak mengendurkan langkah-langkah pencegahan Covid-19.

"Jika jumlah kasus sangat tinggi, maka orang akan bergegas menuju rumah sakit bukan karena keparahan penyakit tetapi karena panik, dan infrastruktur kesehatan akan kewalahan," imbuh Mehra.

Dr Sandeep Budhiraja, direktur medis grup Max Healthcare dan direktur senior di Institute of Internal Medicine sependapat dengan Das dan Mehra dengan melihat data saat ini.

"Data yang tersedia sejauh ini dan apa yang kami lihat dari pengalaman kami dengan omicron adalah bahwa varian ini akan berfungsi sebagai vaksin yang dilemahkan," ujar pria itu.

"Mudah-mudahan varian ini akan menjadi dosis booster bagi mereka yang divaksin dan dosis vaksin bagi mereka yang belum divaksin."

Varian omicron, sambung Budhiraja, bisa berfungsi sebagai vaksin alami dan memberikan perlindungan tambahan kepada masyarakat.

"Varian ini adalah salah satu cara agar pandemi ini benar-benar dapat berakhir, meskipun menurut saya masih terlalu dini menyimpulkan, dan kita harus menunggu beberapa minggu lagi," tegas dia.

"Saat ini data yang kami miliki sebagian besar berasal dari Afrika Selatan."

"Data itu mungkin tidak berlaku atau dapat diterapkan untuk negara lain karena faktor populasi, seroprevalensi (jumlah individu dalam populasi yang menunjukkan hasil positif untuk penyakit tertentu), dan lain-lain," kata Budhiraja.

"Jika ternyata varian omicron ringan, saya setuju ini akan lebih baik dan dapat membantu mengatasi pandemi."

Dr Amitav Banerjee, head department of community medicine di Dr DY Patil Medical College Pune mengatakan, virus bermutasi untuk menyesuaikan diri agar dapat bertahan hidup.

Proses virus bermutasi ini disebut Banerjee sebagai hukum Darwin.

"Kami juga menyebut ini hukum adaptasi alam. Mutan baru, menurut data dan laporan yang tersedia, menyebabkan gejala yang sangat ringan dan sembuh sendiri," tambah dia.

Banerjee berpandangan, virus yang mematikan akan mati bersama orang yang terinfeksi.

Namun, varian yang menyebabkan infeksi ringan bisa bertahan lama dan menyebar dengan cepat, sebab varian tersebut sangat ringan dan tidak bergejala.

Akibatnya, individu yang terkena varian itu tidak menyadari jika mereka sudah terinfeksi dan tidak mengisolasi diri.

"Dalam upaya memburu virus yang bermutasi ini, apa yang kita kejar kemungkinan adalah flu biasa. Apakah itu sepadan dengan usaha kita?" ucap Banerjee.

"Untuk mengurangi dampak mutasi virus, kita harus memberikan perlindungan khusus dengan vaksinasi pada kelompok yang berisiko tinggi."

"Sementara individu muda dan sehat dapat menjalani kehidupan normal," sambung dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/07/183346220/varian-omicron-diduga-bisa-jadi-vaksin-alami-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke