Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Memahami soal Vaksin Booster dan Efek Sampingnya

Kendati demikian, masih banyak yang belum mengetahui fungsi booster, dan bagaimana efek sampingnya bagi tubuh.

Nah, Direktur Eksekutif Pengendalian Infeksi di AdventHealth -sistem layanan kesehatan yang beroperasi di 10 negara bagian AS- Vincent Hsu memberikan paparannya.

Dia menilai wajar jika perlindungan antibodi dari vaksin berkurang seiring waktu, sehingga sebagian besar individu perlu meningkatkan sistem kekebalan dengan booster.

Bukan hanya Covid-19, beberapa vaksin lain, termasuk tetanus, juga memiliki booster.

Menurut Dr. Tsu, orang dengan sistem kekebalan yang lemah biasanya tubuh memiliki respons yang lebih kecil dari vaksin awal.

Untuk itu, cara menjaga sistem kekebalan tubuh tetap utuh adalah dengan terus memberikan suntikan tersebut.

Efek samping

Sebuah studi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang diterbitkan pada bulan Oktober mengungkap mengenai hal ini.

Disebutkan, efek samping dari vaksin booster Pfizer dan Moderna mirip dengan yang terlihat pada vaksin utama.

Hal ini terlihat dari sakit lengan dan sakit kepala ringan sampai sedang, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, demam, dan nyeri sendi.

Menurut laporan yang akan segera diterbitkan di British Medical Journal, semua efek samping booster pun bersifat sementara.

Selain itu, efek samping ini secara umum, dapat ditoleransi dengan baik oleh para penerimannya.

Sementara itu, menurut William Schaffner -profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine, ada orang yang memiliki lebih sedikit atau lebih banyak efek samping, dibanding suntikan utama.

Kendati demikian, Dr. Hsu berpendapat, nampaknya tidak ada korelasi kuat antara tingkat keparahan reaksi dalam suntikan sebelumnya dan suntikan booster.

“Sulit diprediksi,” kata dia seperti dikutip laman The Healthy.

“Hanya karena kita tidak memiliki efek samping setelah suntikan utama, tidak berarti kita tidak akan memilikinya setelah booster, dan sebaliknya,” tambah dia.

Sementara itu, Beth Oller -dokter keluarga yang berpraktik di Stockton, Kansas, AS, mengatakan, sebagian besar efek samping yang dia temukan adalah sakit lengan.

Kendati demikian, Dr. Schaffner mengungkapkan, reaksinya terhadap booster yang dia alami sedikit lebih buruk dari injeksi sebelumnya.

Dia mengaku, lengannya sakit selama tiga hari, bukan dua hari serpeti pada injeksi utama. Kondisi yang lantas membuatnya tidur lebih awal dari biasanya.

Efek samping serius jarang terjadi

Memang, sebelumnya ada beberapa laporan tentang beberapa efek samping yang serius seperti anafilaksis (reaksi alergi yang terkadang mengancam jiwa) dan pembekuan darah pada vaksin Covid-19 awal.

Tetapi, kondisi ini sangat jarang terjadi. CDC pun memperkirakan bahwa anafilaksis terjadi pada tidak lebih dari 2-5 orang per satu juta jiwa saat vaksin awal.

Sementara itu, sebuah studi pada Desember 2021 yang diterbitkan di The Lancet menyebut, sekitar lima persen penerima vaksin mengalami reaksi serius.

Namun, reaksi itu terbatas pada efek samping umum, seperti kedinginan dan kelelahan.

“Kami tidak mendengar salah satu dari efek samping serius ini meningkat karena booster,” kata Dr. Hsu.

Mencampur dan menyamakan vaksin 

CDC pun menyatakan bahwa kita tidak perlu menerima booster dengan merek vaksin yang sama dengan yang diterima sebelumnya.

Misalnya, jika kita mendapatkan dua injeksi Pfizer sebagai vaksin utama, kita boleh mendapatkan Moderna untuk booster.

Ingat, booster dilakukan untuk SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan infeksi Covid, dan belum ada bukti bahwa itu mengubah efek samping penerimanya.

“Jika kita kesulitan memutuskan suntikan booster mana yang tepat, dokter dapat membantu kita membuat keputusan itu,” kata Dr. Oller.

Vaksin Covid mengurangi gejala

Meningkatnya kasus dan tidak ada jaminan kebal mungkin membuat beberapa orang meyakini bahwa vaksin tak berguna.

Namun, Dr. Schaffner mengatakan, 90 persen orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 tidak divaksin.

Dr. Oller juga memnambahkan bahwa meski secara ilmiah tidak mungkin menghilangkan semua infeksi, vaksin dapat mencegah gejala parah, rawat inap, dan kematian.

“Ini tidak 100 persen, tetapi jika kita mendapatkan vaksin, kemungkinan kita tidak akan meninggal,” ujar dia.

Booster melindungi dari Omicron

Mendapatkan booster ketiga akan membantu menangkal varian Omicron.

Itu kabar baik, mengingat Omicron telah bersiap untuk melampaui Delta sebagai strain dominan di seluruh dunia.

“Jadi, ketika kita mempertimbangkan risikonya, tidak ada perbandingan antara efek samping vaksin dan Covid,” kata Dr. Oller.

Intinya, jika kita bisa mendapatkan booster sekarang, segera lakukan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/11/133532220/memahami-soal-vaksin-booster-dan-efek-sampingnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke