Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Istilah Gagal Jantung

Sebenarnya, kondisi tersebut akan lebih tepat disebut sebagai serangan jantung yang sebagai akibat dari tersumbatnya pembuluh darah arteri koroner yang bertugas memberikan zat-zat makanan pada otot jantung.

Namun, sakit jantung sebenarnya memiliki banyak variasi dari penyakit jantung bawaan lahir hingga penyakit gagal jantung.

Nah, pengalaman saya ketika berhadapan dengan pasien atau keluarganya, kebanyakan akan “mengernyitkan” dahi ketika saya menggunakan istilah “gagal jantung”.

Pertanyaan paling umum adalah:

“Hah? Jantungnya udah rusak dan mau meninggal, Dok?”
“Gagal jantung? Wah parah banget gak bisa disembuhin, Dok?”

Respons yang sangat wajar karena istilah gagal jantung memang belum banyak diketahui oleh masyarakat.

Sejujurnya, dulu pada saat saya menempuh pendidikan sebagai koas (calon dokter) pun memiliki reaksi yang sama.

Tapi, dengan melihat variasi pasien dengan gagal jantung, sebenarnya pasien dengan gagal jantung, dengan kontrol yang baik, dapat hidup seperti layaknya orang normal.

Istilah gagal jantung sendiri sebenarnya diadaptasi dari padanan bahasa Inggrisnya, yaitu “Heart failure”.

Kondisi gagal jantung menggambarkan kondisi jantung yang fungsinya tidak lagi optimal seperti jantung yang sehat.

Penyebab gagal jantung pun banyak ragamnya, dari kondisi tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol, terdapatnya kebocoran atau bahkan menyempitnya katup jantung, penyakit jantung bawaan sejak lahir, hingga terjadinya sumbatan pembuluh darah jantung.

Variasi beratnya gejala gagal jantung sebenarnya bervariasi dari ringan hingga berat.

Ilmu kedokteran hingga saat ini membagi menjadi empat tingkatan gejala berdasarkan kriteria new york heart association (NYHA):

(1) Pasien tanpa gejala, tapi biasanya mulai terdapat penebalan otot jantung yang dapat dilihat dari pemeriksaan tambahan seperti rekam jantung ataupun ultrasound (USG) jantung;

(2) Terdapat penurunan kemampuan aktivitas apabila melakukan aktivitas yang cukup berat, contohnya pada saat pasien naik 12 anak tangga;

(3) Keluhan sesak dan cepat capai bahkan mulai dirasakan ketika pasien melakukan aktivitas sehari-hari seperti berpakaian, memasak;

(4) Keluhan sesak napas dirasakan bahkan pada saat pasien beristirahat. Kondisi gagal jantung derajat tiga dan empat yang biasanya membawa pasien untuk berobat ke dokter.

Terdapat pertanyaan yang menarik dan menurut saya cukup cerdas dari pasien ketika saya menangani pasien di rumah sakit:

“Dok, gimana saya tau ini sesak dari masalah jantung atau masalah paru saya? Saya dibilang sama dokter paru ada penyakit flek paru kronis juga soalnya…”

Jawabannya, memang tidak mudah untuk langsung mengetahui penyebab sesak darimana.

Tapi, ada beberapa clue yang bisa digunakan untuk mengetahui apakah seorang pasien tersebut mengalami sesak napas akibat gagal jantung:

(1) biasanya disertai dengan bengkak di kaki atau perut;

(2) sesak napas terutama pada saat berbaring disertai dengan batuk kering dan cenderung membaik pada saat pasien duduk;

(3) jarang disertai gejala demam. Penyebab sesak napas dan bengkak-bengkak tersebut pada dasarnya sebagai akibat dari penumpukan cairan di tubuh.

Pertanyaan selanjutnya:

“Bagaimana menanganinya, Dok? Apakah berbahaya?”

Hal yang selalu menjadi sorotan oleh dokter pada pasien dengan gagal jantung adalah untuk mencari dan mengobati penyebab gagal jantung (sumbatan pembuluh darah jantung, penyakit katup jantung, dan lainnya) serta mengurangi rasa cepat capek dan sesak yang dialami oleh pasien untuk memperbaiki kualitas hidup pasien.

Tatalaksananya tentu melibatkan obat dan pengaturan gaya hidup.

Sesuai dengan yang telah disebutkan di paragraf sebelumnya, penumpukan cairan di tubuh merupakan faktor utama penyebab sesak napas dan bengkak di tubuh.

Dengan demikian, pengaturan gaya hidup berupa menjaga keseimbangan masuknya cairan ke dalam tubuh (minum, makan-makanan berkuah, makan buah yang berair) dan keluarnya cairan dari tubuh (buang air kecil, keringat) menjadi sangat penting.

Hal yang paling simpel adalah memiliki buku harian yang menghitung air yang diminum dengan jumlah air seni yang dikeluarkan.

Targetnya adalah air yang diminum dan air seni yang dikeluarkan jumlahnya seimbang.

Obat-obatan juga penting untuk diminum rutin untuk mencegah terjadinya perburukan berulang pada pasien dengan gagal jantung.

Dengan demikian, rutin kontrol ke dokter spesialis jantung merupakan suatu keharusan, terutama apabila kondisinya masih belum stabil.

Apakah ada cara mencegah penyakit gagal jantung?

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegahnya disingkat dengan istilah “CERDIK”: Cek kesehatan berkala, Enyahkan rokok, Rajin berolahraga, Diet seimbang hindari makanan berlemak tinggi, Istirahat cukup, Kelola stress.

Tindakan yang akan mudah dilakukan apabila dilakukan secara berulang-ulang, konsisten, dan akhirnya membentuk suatu kebiasaan.

Hal ini saya pelajari dari buku “Atomic Habit”, simpelnya: Always start small to change your life.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya gagal jantung merupakan akibat, bukan sebab.

Karenanya, apabila kita dapat mencegah berbagai penyebabnya, gagal jantung tidak akan terjadi dan menghantui kita kelak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/17/131053520/mengenal-istilah-gagal-jantung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke