Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peneliti Texas Kembangkan Vaksin Covid-19 Murah dan Mudah Diproduksi

KOMPAS.com - Para peneliti di Texas tengah mengembangkan sebuah Vaksin Covid-19 dengan menggunakan metode konvensional yang akan membuat produksi dan distribusi vaksin lebih murah dan mudah.

Dengan ini, negara yang paling terkena dampak pandemi atau negara dengan tingkat inokulasi rendah akan diuntungkan.

Tim yang membuat vaksin ini juga bukan “pemain baru.”

Tim dari Pusat Pengembangan Vaksin Rumah Sakit Anak Texas di Baylor College of Medicine ini sebenarnya telah membuat prototipe vaksin untuk Sars dan Mers sejak 2019 silam.

Kini, vaksin prototipe itu dikembangkan menjadi vaksin Covid baru yang dinamai Corbevax.

Menurut pimpinan tim peneliti, Maria Bottazzi, vaksin yang dikembangkan timnya cukup unik. Pasalnya, tim ini tidak berniat untuk mematenkannya dan akan membiarkan siapapun memproduksinya.

“Hampir semua orang yang dapat membuat vaksin hepatitis B atau memiliki kapasitas untuk memproduksi protein berbasis mikroba seperti bakteri atau ragi, dapat meniru apa yang kami lakukan,” kata Bottazzi.

Berita perkembangan vaksin baru ini hadir di tengah-tengah perang antara vaksin mRNA yang mulai memanas.

Moderna dan National Institutes of Health tengah berselilisih mengenai siapa yang layak diberi penghargaan atas penyebaran vaksin di Amerika.

Di saat yang sama, banyak aktivis yang meminta agar Pfizer dan Moderna membagikan cara untuk memproduksi ulang vaksinnya untuk negara dengan pendapatan rendah yang masih memerlukan vaksin.

Lalu, jika bicara soal Corbevax, saat ini data uji klinis dari vaksin baru itu masih belum dapat dirilis akibat adanya keterbatasan sumber daya.

Kendati demikian, Texas Children’s Hospital meyakini bahwa vaksin tersebut memiliki keefektifan lebih dari 90 persen terhadap varian orisinal Covid-19 dan 80 persen pada varian Delta.

Namun untuk varian Omicron, masih diperlukan pengujian.

Pembuatan dan penyimpanan Corbevax

Berbeda dengan vaksin lainnya seperti Moderna, Pfizer, atau Johnson & Johnson, Corbevax dibuat dengan ragi.

Moderna dan Pfizer dibuat dengan menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA) alias dengan membuat protein yang memicu respons imun di dalam tubuh.

Sementara itu, Johnson & Johnson memperkenalkan sel kekebalan ke protein lonjakan melalui virus flu yang sebenarnya tidak berbahaya.

Vaksin Corbevax menggunakan platform yang disebut teknologi sub-unit protein rekombinan, yang menempatkan bagian sebenarnya dari protein lonjakan Covid-19 dalam sel ragi.

Sel-sel ragi tersebut kemudian menyalin protein vital untuk diperkenalkan ke sistem kekebalan tubuh.

“Kami membuat ragi membentuk protein yang terlihat seperti protein yang dibuat oleh virus. Kemudian, kami mengimunisasi protein dan tubuh untuk memproses protein itu dan menyajikannya ke sistem kekebalan,” ujar Bottazzi.

Vaksin Corbevax juga hanya memerlukan penyimpanan berupa lemari es biasa, tidak seperti Pfizer yang membutuhkan lemari es ultra dingin.

Kini, vaksin yang diselesaikan dengan sumbangan filantropi itu telah diperbanyak oleh Biological E, sebuah perusahaan farmasi India yang terbiasa memproduksi vaksin hepatitis B.

Saat ini, Biological E telah memproduksi 150 juta dosis vaksin Corbevax baru, dan rencananya, akan memproduksi 100 juta dosis setiap bulannya.

Bottazzi juga mengatakan bahwa mengembangkan Corbevax memaksa timnya untuk memperluas sumber daya guna mendapatkan kandidat serius dalam pengembangan vaksin Covid.

“Kami sendiri sedang belajar bagaimana melakukan pekerjaan yang memungkinkan regulasi, memungkinkan kualitas yang baik, reproduksi yang baik, pencatatan yang baik … kami meniru seolah-olah kami adalah entitas biotek atau manufaktur kecil,” katanya.

Bottazzi menambahkan bahwa setiap teknologi tentu memiliki pro dan kontra serta mengklaim bahwa suatu vaksin adalah satu-satunya solusi.

“Semua [vaksin] adalah bagian dari solusi. Tetapi ketika Anda memiliki situasi gravitasi seperti itu di seluruh dunia, Anda akan mencoba menggunakan semua solusi,” kata Bottazzi.

Filosofi kemanusiaan

Bottazzi mengatakan bahwa alasan dia dan timnya tidak mematenkan vaksin tersebut adalah karena timnya memiliki filosofi kemanusiaan yang sama.

Lalu, timnya juga ingin terlibat dalam komunitas ilmiah yang lebih luas lagi.

“Kami ingin berbuat baik di dunia ini. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan dan inilah yang secara moral harus kami lakukan. Kami bahkan tidak berpikir, 'bagaimana kami bisa mengambil keuntungan dari ini?'” ujarnya.

Kini, Bottazzi hanya berharap langkah yang diambilnya akan mendorong orang lain untuk mengikuti dan membuat vaksin yang terjangkau dan dapat diakses untuk penyakit dan virus lain, seperti cacing tambang.

“Kita perlu mematahkan paradigma yang hanya didorong oleh faktor dampak ekonomi atau pengembalian investasi ekonomi. Kita harus melihat kembalinya kesehatan masyarakat,” pungkasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/18/132811120/peneliti-texas-kembangkan-vaksin-covid-19-murah-dan-mudah-diproduksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke