Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lululemon, Produk Mahal yang Tetap Laris Manis, Kok Bisa?

Teriakan Leony itu ditujukan pada seorang suster yang akan memotong sports bra-nya, untuk melakukan tindakan pertolongan di sebuah rumah sakit di Jakarta Selatan.

Setelah menolak, wanita itu harus berupaya ekstra untuk melepas "pakaian super ketat" yang membungkus dadanya, dengan cara normal.

Hal itu toh tetap dia lakukan meski harus menahan rasa sakit akibat tulang selangka kiri yang patah.

Setelah semua kejadian itu berlalu, barulah Leony berkisah. Dia mengaku tak rela jika sports bra-nya harus digunting.

"Duh, ini Lululemon, masih baru pula," ungkap dia kala itu, sambil diiringi derai tawa.

Sports bra tersebut dia dapatkan dari hasil menitip kepada kawan yang kembali dari luar negeri, juga dengan harga yang tak murah.

Leony tentu bukan satu-satunya pecinta kebugaran yang menggemari merek asal Kanada ini.

Meski tak masuk ke Indonesia melalui retailer resmi, banyak orang berburu Lululemon ke luar negeri. Barang ini tetap laris manis, meskipun dikenal mahal.

Ya, merek ini memang terkenal karena kualitasnya untuk gerakan atletik -khususnya yoga.

Berbeda dengan merek mahal lainnya, pembeli produk Lululemon juga sekaligus bisa mendapatkan "pride" yang berbeda kala mengenakannya.

Lantas, kenapa ya Lululemon bisa begitu populer, meski dibanderol mahal?

Oh iya, sebagai gambaran singkat. Untuk selembar legging Lululemon, dijual seharga Rp 1,6-2,1 juta. Atau, sports bra dihargai mulai dari Rp 890 ribu hingga Rp 1,6 juta.

Apalagi di Indonesia, harga-harga tersebut belum termasuk ongkos kirim, atau pun biaya "jastip" untuk penjualnya.

Tenyata, -setidaknya, ada tiga resep mujarab yang dilakukan Lululemon untuk menciptakan kesuksesan ini.:

1. "Skandal media" Lululemon

Ada pepatah yang mengatakan, "skandal apa pun baik, selama itu menciptakan publikasi."

Pepatah tersebut nampaknya bekerja dengan sangat baik untuk mendongkrak citra merek Lululemon.

Semuanya dimulai dengan komentar "tongue-in-cheek" yang dilontarkan pendiri Lululemon, Chip Wilson, tentang tubuh wanita.

Meski kontroversial, komentarnya selalu dibuat dengan hati-hati dan ditempatkan di media untuk menciptakan citra dan pengakuan terhadap merek Lululemon.

"Skandal media" yang disengaja membantu Lululemon mendapatkan perhatian dengan sangat cepat sejak awal, ketika perusahaan itu tidak memiliki uang untuk pemasaran dan periklanan.

Seperti yang diharapkan, skandal media yang dilakukan Lululemon dibicarakan banyak orang, mulai dari saluran televisi global, forum, Reddit, dan Quora.

Strategi cerdik ini membuat nama Lululemon sering dibicarakan dan merek ini seperti mendapatkan media periklanan gratis.

Hasil akhirnya, meski berlawanan dengan intuisi dan mendapat banyak kritik, Lululemon mampu merangkul banyak penggemar, permintaan menjadi tinggi, dan penjualannya laris.

2. Kolaborasi Lululemon dengan selebritas

Strategi "cerdik" lain yang membuat Lululemon begitu mahal adalah status aspirasinya.

Terlepas dari harganya yang tinggi, Lululemon adalah salah satu merek olahraga yang paling dicari seperti "kultus".

Alih-alih menghabiskan dana untuk iklan dan publikasi, Lululemon menggunakan keuntungan awal untuk berkolaborasi dengan influencer global dan selebritas.

Dengan meluncurkan koleksi kolaboratif bersama bintang terkenal di dunia, Lululemon berhasil memperkuat namanya.

Semakin banyak selebritas yang mengenakan legging, jaket, dan matras yoga Lululemon membuat masyarakat mengikuti dan membeli produk-produknya.

Lululemon seolah menjadi "jawaban" bagi pakar meditasi yang tertarik dengan atasan yoga yang nyaman hingga remaja yang mencari squat-proof leggings.

Cara Lululemon membuat selebritas tertarik pada produknya adalah dengan melibatkan mereka dalam produk kolaboratif edisi terbatas, seperti Supreme.

Karena Lululemon membuat produk yang menggaet selebritas dalam jumlah terbatas membuat para pembelinya diakui secara status sosial.

Strategi yang dilakukan Lululemon jelas membuahkan hasil hingga membuat produk-produknya paling dicari dan mahal di dunia.

3. Inovasi bahan

Selain dua strategi "cerdik" dibatas, Lululemon juga menaruh perhatian yang obsesif terhadap apa yang diinginkan pembeli.

Merek ini melihat data penelitian dalam pakaian kebugaran dan menemukan bahwa pembeli mengharapkan dua hal dari perlengkapan dan pakaian olahraga.

Yaitu, performa alias pakaian yang tahan selama latihan berat dan kenyamanan serta gaya yang membuat pakaian tampak hebat.

Untuk memenuhi dua keinginan pembeli itu, Lululemon membentuk tim ahli.

Tim ini mempelopori penelitian dan pengembangan merek untuk bahan yang berkelanjutan dan inovatif, dari kantor pusat mereka di Vancouver, Kanada.

Dinamakan "Whitespace Lab", para ahli tekstil, material, dan desain bereksperimen dengan nilon, lycra, spandex, elastane, potongan, warna, untuk menciptakan gaya estetika untuk pakaian Lululemon.

Selain itu, laboratorium Lululemon dilengkapi dengan mesin latihan, ruang yang dikontrol kelembapannya, dan kolam renang, dan semua fasilitas untuk menguji produk.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/19/135832520/lululemon-produk-mahal-yang-tetap-laris-manis-kok-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke