Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah MSG Membahayakan Kesehatan?

KOMPAS.com - MSG atau monosodium glutamate adalah salah satu bahan penyedap rasa populer yang biasa ditambahkan ke dalam masakan.

Sayangnya, MSG yang juga dikenal sebagai micin ini kerap kali dicap sebagai bahan berbahaya bagi kesehatan.

Anggapan buruk untuk MSG sudah ada sejak akhir 1960-an, saat MSG mendapat kecaman karena dianggap beracun.

Namun menurut penelitian, MSG sebenarnya tidak memilki dampak buruk jika dikonsumsi dalam jumlah moderat.

Nah, untuk mengenal MSG lebih dekat dan bagaimana reputasi buruknya berkembang, simak paparan berikut.

Apa itu MSG?

Ahli diet terdaftar Beth Czerwony, RD mengatakan bahwa MSG terbuat dari asam amino yang disebut asam L-glutamic.

Ini dibuat dengan melakukan fermentasi pada jagung, tebu, bit gula, tapioka atau tetes tebu.

“MSG adalah salah satu bahan tambahan makanan yang paling banyak digunakan dan terkandung dalam lebih banyak makanan daripada yang dikira orang,” kata Czerwony.

Nah, meski secara alami terdapat pada tomat, keju, dan beberapa makanan lain, MSG juga ditambahkan pada makanan olahan, seperti:

  • Sayuran kaleng.
  • Bumbu, termasuk saus tomat, mustard, dan saus salad.
  • Daging Deli.
  • Keripik kentang.
  • Sup.
  • Kecap

Lalu, jika bicara mengapa MSG dapat membuat suatu makanan lebih sedap, hal ini diakibatkan MSG memberikan cita rasa “umami” (gurih)

Makanan umami selalu meningkatkan produksi air liur, membuat rasa makanan meningkat.

MSG juga memberikan rasa asin pada makanan, meski hanya memiliki sepertiga jumlah natrium dalam garam meja standar.

Apakah MSG aman?

Meski sempat dianggap “beracun” pada tahun 1960-an, sebenarnya saat ini MSG telah dianggap aman.

Bahkan, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan MSG "secara umum diakui aman.”

Badan pengatur pangan global seperti Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun meyetujui pendapat FDA.

Sayangnya, MSG masih menjadi bahan yang kontroversial hingga kini. Hal ini diakibatkan stigma lama dan kurangnya data konklusif terkait hal tersebut.

Apa itu MSG symptom complex?

Pernah mendengar tentang “serangan MSG” dari seseorang?

Jika iya, istilah ini merujuk pada sekelompok gejala yang diduga terjadi setelah mengonsumsi MSG.

Gejala-gejala seragan MSG ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 dan meliputi:

  • Sakit kepala.
  • Mual.
  • Mati rasa
  • Kesemutan.
  • Palpitasi.
  • Mengantuk.

Ini memang bisa terjadi. Namun, penelitian menunjukkan bahwa gejala yang juga disebut MSG system complex ini hanya memengaruhi mereka yang sensitif terhadap MSG saja.

Efek ini juga bersifat jangka pendek dan akan hilang dalam waktu kurang dari satu jam.

FDA mengatakan bahwa efek samping seperti ini kemungkinan hanya terjadi setelah seseorang dengan sensitivitas MSG mengonsumsi 3 gram atau lebih MSG tanpa makanan.

Tentu saja ini jarang terjadi, mengingat kebanyakan orang mengonsumsi MSG dalam makanan.

Bahkan, sebagian besar makanan hanya mengandung kurang dari 0,5 gram MSG tambahan.

Sensitif terhadap MSG atau bukan?

Terkadang, bias masyarakat terhadap MSG membuat orang berasumsi bahwa mereka bereaksi terhadap MSG.

Padahal menurut Crezwony, bisa saja bahwa reaksi itu bukan berasal dari MSG, melainkan kandungan lain dalam makanan tertentu.

Menurutnya, makanan yang diproses dapat mengakibatkan masalah seperti sakit kepala atau perubahan tekanan darah.

Jadi, bisa saja itu bukan karena MSG.

Apakah MSG mengakibatkan obesitas?

Hingga saat ini, belum ada bukti yang menyebutkan bahwa MSG dapat mempengaruhi sel lemak, reseptor leptin atau bagian tubuh lain yang terkait dengan penambahan berat badan.

Kendati demikian, beberapa penelitian masih menunjukkan bahwa asupan MSG berlebihan bisa memicu peningkatan indeks massa tubuh (BMI) seiring berjalannya waktu, meski belum ada bukti valid.

Menueut Czerwony, alasan MSG kerap dikaitkan dengan memicu obesitas adalah karena zat tersebut bisa membuat rasa makanan lebih enak.

Hal inilah yang membuat kita makan lebih banyak, dan bisa memicu penambahan berat badan.

Bagaimana mengetahui ada MSG dalam makanan?

Karena kontroversinya, kini FDA meminta agar MSG dimasukkan ke dalam label bahan baku suatu makanan.

Namun, makanan olahan yang mengandung bahan-bahan dengan MSG alami tidak perlu menyebutkan bahwa produk itu mengandung MSG:

Nah, berikut beberapa kandungan nutrisi yang mengungkapkan bahwa suatu produk mengandung MSG yang didapatkan dari bahan alami.

  • Hydrolyzed vegetable protein.
  • Autolyzed yeast.
  • Hydrolyzed yeast.
  • Yeast extract.
  • Soy extracts.
  • Protein isolate.

Intinya, rajinlah membaca label jika ingin mengurangi atau menghindari MSG.

Intinya, MSG masih dianggap aman jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu. Tidak perlu takut kan?

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/22/121536420/benarkah-msg-membahayakan-kesehatan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke