Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lebih Efektif Tangkal Covid-19, Vaksin atau Kekebalan Alami?

Disebutkan kekebalan alami lebih efektif menangkal Covid-19 varian delta, dibandingkan hanya mendapatkan vaksin saja.

Artinya, kekebalan alami dari orang yang sebelumnya tertular Covid-19 dan belum divaksin, ternyata lebih melindungi dari infeksi varian delta.

Perbandingannya adalah dengan mereka yang hanya divaksin, tanpa ada kekebalan alami.

Kendati demikian, CDC menekankan bahwa vaksinasi tetap menjadi strategi teraman untuk melawan penyakit.

"Virus terus berubah, termasuk virus penyebab Covid-19," demikian pernyataan pihak CDC yang dirilis dalam Morbidity and Mortality Weekly Report tersebut.

"Tingkat perlindungan yang ditawarkan vaksin untuk bisa bertahan dari infeksi sebelumnya berubah selama masa studi."

"Sehingga, vaksinasi tetap menjadi strategi teraman untuk melindungi kita terhadap Covid-19."

Diketahui, penelitian ini dilakukan sebelum dosis booster tersedia secara luas, dan sebelum munculnya varian omicron yang kini telah merebak di berbagai negara.

Oleh karena itu, mungkin fokus pun telah bergeser ke arah vaksinasi yang lebih efektif daripada kekebalan alami setelah infeksi.

Tetapi, hasil penelitian ini tetap dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai perbedaan antara kekebalan yang didapat dari vaksin dan kekebalan pasca infeksi.

Karena sebelum varian delta menjadi yang paling dominan, vaksinasi sangat efektif dalam memberikan kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.

Namun, fakta itu akhirnya bergeser setelah varian delta mulai mendominasi penularan Covid-19.

Risiko lebih rendah dari kekebalan alami

Seperti yang telah dipahami, orang-orang yang sudah divaksin memiliki risiko yang lebih kecil terhadap varian delta.

Tetapi di AS, risiko yang lebih rendah juga dialami oleh orang-orang yang sebelumnya pernah terinfeksi virus dan tidak divaksin.

Saat menganalisis risiko rawat inap di California saja, para peneliti menemukan pembalikan serupa antara kedua periode tersebut.

"Ini bisa jadi karena rangsangan respons imun yang berbeda, yang disebabkan oleh virus atau vaksin yang sebenarnya," demikian pernyataan CDC.

"Pembalikan itu juga bertepatan dengan timbulnya penurunan kekebalan yang diinduksi vaksin pada banyak orang sebelum ada dosis booster."

CDC mencatat, di negara lain juga terjadi peningkatan perlindungan terhadap individu yang sebelumnya terinfeksi.

Kesimpulan ini berlaku baik bagi mereka yang telah divaksin, maupun yang tidak divaksin, dibandingkan dengan hanya mendapatkan vaksin saja.

Kendati begitu, CDC menekankan tentang perlunya penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki daya tahan perlindungan yang diberikan oleh infeksi pada masing-masing varian, termasuk omicron.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/26/070120720/lebih-efektif-tangkal-covid-19-vaksin-atau-kekebalan-alami

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke