Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berbagai Trauma Masa Lalu yang Berdampak pada Pola Asuh Anak

KOMPAS.com - Pola pengasuhan anak rupanya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya, didikan yang diterima orangtua saat masih berusia kanak-kanak dulu.

Umumnya, orangtua yang menerima didikan penuh kekerasan, baik secara verbal maupun non verbal, akan mendidik anaknya dengan pola asuh serupa.

Orangtua mungkin tak akan menyadarinya, namun, pola asuh penuh kekerasan itu dapat menimbulkan trauma. Hasilnya, anak pun terncam mengalami kecemasan dan trauma yang sama.

Untuk itu, ada baiknya orangtua mulai mengenal berbagai jenis truma yang dialami manusia, khususnya dalam berumah tangga dan mengasuh anak.

Nah, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Psikolog dan Konselor Pernikahan Dr. Adriana Soekandar Ginanjar, M.Sc. menjelaskan beberapa jenis trauma yang perlu dikenali lebih awal dan membentuk emosi yang baik.

Berikut daftarnya:

Trauma akut

Trauma masa lampau yang terjadi satu kali tetapi secara intens. Misalnya adanya perceraian, bencana alam, atau pelecehan seksual.

Trauma kronis

Trauma yang terjadi berulang kali dalam jangka waktu yang panjang, seperti mendapatkan kekerasan dari orangtua atau orang sekitar, bullying, serta melihat kekerasan dan konflik orangtua.

Trauma kompleks

Beragam kejadian yang terdiri dari kejadian traumatis yang berbeda-beda.

Menurut dokter Adriana, jika tidak diperbaiki segera, trauma di masa lampau ini dapat terus menghantui kehidupan sehari-hari kita sebagai orangtua.

Bahkan, dapat berdampak pada pola asuh ke anak kita saat ini

Dokter Adriana juga menegaskan bahwa ada beberapa faktor lain yang juga dapat melatarbelakangi kerentanan anak terhadap trauma.

“Seperti sifat anak yang terlalu tertutup, orangtua yang tidak memahami anak, dan orangtua yang seringkali merasa paling tahu atau paling benar,” ujarnya dalam webinar yang digelar oleh Tentang Anak.

Maka dari itu, agar dapat membuat anak terhindar dari trauma rumah tangga, orang tua harus melakukan beberapa hal berikut ini.

Pertama, terbuka dengan anak agar anak dapat berkomunikasi dengan orangtua.

Lalu, hormati anak sejak dini, Caranya, dengan menghargai keputusan anak atau tidak menuntut anak terlalu sering.

Mengajari anak bersuara dan berpendapat di setiap kondisi juga berguna. Caranya bisa dimulai dari hal-hal kecil yang ditemukan di kehidupan sehari-hari.

Orangtua pun harus terus mencari tahu apa yang anak butuhkan.

Orangtua juga perlu menerapkan mindful parenting.

Artinya, orangtua perlu mencerna dan mempelajari emosinya agar dapat membuahkan perilaku yang baik kepada keluarganya.

Selain itu, dokter spesialis anak Mesty Ariotedjo yang juga founder dari Tentang Anak Official menambahkan bahwa penting bagi orangtua untuk dapat mengenali dirinya sendiri dan pasangan terlebih dahulu sebelum membantu kebutuhan anak.

“Tidak ada salahnya juga untuk berkonsultasi dengan ahlinya agar bisa mendapatkan masukan untuk setiap permasalahan yang ditemukan,” ujarnya.

Di Indonesia sendiri, konsultasi tentang masalah anak dan rumah tangga juga bisa didapatkan di beberapa tempat, termasuk melalui aplikasi Tentang Anak.

Dalam aplikasi yang dapat diunduh melalui Google Play atau App Store ini,orangtua dapat memonitor kesehatan anak.

Selain itu, orangtua juga dapat bertanya soal kebutuhan mental keluarga melalui konsultasi gratis dengan ahlinya, yaitu dengan para psikolog dan child educator yang telah bergabung dengan Tentang Anak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/27/060600220/berbagai-trauma-masa-lalu-yang-berdampak-pada-pola-asuh-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke