Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hati-hati, Bergadang Bisa Tingkatkan Risiko Gagal Jantung

KOMPAS.com - Kebiasaan bergadang, yang dilakoni banyak orang, rupanya bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantung. 

Perilaku terjaga hingga larut malam atau dini hari ini sering dianggap hal biasa.

Terutama bagi mereka yang memiliki kesibukan tinggi sehingga harus bekerja atau mengerjakan tugas tanpa kenal waktu.

Namun, mungkin sebaiknya kita tidak terlalu sering melakukannya karena kebiasaan ini merupakan salah satu faktor pemicu gagal jantung.

Dokter Siti Elkana Nauli, SpJP(K), Ketua Kelompok Kerja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, mengingatkan, bergadang merupakan salah satu dari banyak faktor pemicu gagal jantung.

“Faktor gagal jantung itu banyak sekali, ada 23 faktor, salah satunya kurang istirahat, itu termasuk bergadang,” katanya dalam webinar edukasi pencegahan dan penanggulangan penyakit kardiovaskular, Sabtu (29/1/2022).

Dokter Siti juga mengungkapkan kondisi ini bisa diperparah dengan konsumsi kafein yang berlebihan.

Ia menyebutkan, kebanyakan anak muda kerap mengonsumsi kafein yang juga kurang baik untuk kesehatan jantung.

"Padahal, kafein dapat memacu jantung bekerja lebih berat, padahal jantungnya sudah payah. Sudah payah. kita pacu, makin payah lagi,” kata dia.

Dokter Siti berpendapat, pada saat bergadang, adrenalin pun akan meningkat.

Kondisi ini akan memicu detak jantung sehingga berirama lebih cepat dan bekerja semakin berat.

“Mungkin itu salah satu faktor yang menyebabkan perburukan jantung, sehingga irama jantung lebih cepat dan menyebabkan kematian mendadak. Tidur blas, atau lagi duduk, mendadak diam, lalu blas,”ujarnya.

Mencegah dan menangani gagal jantung

Untuk menurunkan risiko gagal jantung, dokter Siti mengingatkan agar kita melakukan beberapa kebiasaan sehat, yaitu:

Menjaga pola makan sehat

Menurut dokter Siti, mengonsumsi makanan dengan lemak penyebab penumpukan kolesterol jahat bisa menyebabkan gagal jantung.

Karena itu, pola makan sehat dan seimbang dapat membantu menurunkan risiko gagal jantung.

Berhenti merokok

Ditambahkan, merokok adalah salah satu faktor penyebab banyaknya pasien gagal jantung berusia muda.

“Banyak pasien muda yang meninggal karena gagal jantung itu gara-gara sering merokok, yang membuat penyakitnya parah lebih cepat, Jadi, larangan jangan merokok itu ya benar,” kata dia.

Perbanyak olahraga

Menurut dokter Siti, selain rokok, makin banyaknya penderita gagal jantung berusia muda atau produktif juga disebabkan banyak orang yang lebih mementingkan pekerjaaannya.

Kecenderungan ini membuat mereka minim melakukan aktivitas fisik hingga lupa berolahraga.

“Kurang olahraga bisa berujung dengan penumpukan kolesterol, yang memicu penyakit jantung,” ujarnya.

Namun, bagaimana jika sudah memiliki penyakit gagal jantung?

Menurut dokter Siti, jika sudah memiliki penyakit gagal jantung, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mencegah pemburukan penyakit.

Artinya, pasien harus mendapatkan perawatan di rumah sakit dengan pengobatan standar gagal jantung. 

Termasuk mengonsumsi obat terbaru bagi penyakit gagal jantung, yaitu SGLT2-I, yang direkomendasikan sebagai tambahan terapi pada pasien gagal jantung.

“Dengan SGLT2-I, risiko angka kematian dan pasien rawat inap berulang akibat perburukan gagal jantung pun menurun,” pungkasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/29/144937920/hati-hati-bergadang-bisa-tingkatkan-risiko-gagal-jantung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke