Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pekan Kesadaran Penyakit Jantung Bawaan, Pahami Risikonya pada Anak

Momen ini dijadikan pengingat untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang Penyakit Jantung Bawaan (PJB).

Penyakit ini terjadi karena cacat jantung yang terjadi sejak lahir karena proses pembentukannya yang tidak sempurna pada fase awal perkemabngan janin di kandungan.

Cacat jantung adalah kondisi yang membutuhkan penanganan berbiaya mahal dan memengaruhi penderitanya sepanjang hidupnya.

Dikutip dari CDC, masalah jantung bawaan ini memengaruhi hampir 1 dari 100 kelahiran di Amerika Serikat setiap tahunnya dan merupakan jenis cacat lahir yang paling umum.

Diperkirakan sekitar dua juta anak-anak dan orang dewasa di Amerika Serikat saat ini hidup dengan penyakit ini.

Pada sejumlah kasus, PJB bisa didiagnosis sebelum kelahiran menggunakan USG atau saat bayi bayi baru lahir dengan oksimetri nadi.

Namun ada yang baru mendapatkan diagnosanya setelah pemeriksaan klinis atau sejumlah gejala yang terjadi pada anak.

Jantung terbagi menjadi empat ruang berongga, di sebelah kanan dan kiri.

Untuk memompa darah ke seluruh tubuh, jantung menggunakan sisi kiri dan kanannya untuk tugas yang berbeda.

Dikutip dari Mayo Clinic, sisi kanan jantung memindahkan darah ke paru-paru melalui arteri paru-paru (pulmonal).

Di paru-paru, darah mengambil oksigen kemudian kembali ke sisi kiri jantung melalui vena pulmonalis.

Sisi kiri jantung kemudian memompa darah melalui arteri utama tubuh (aorta) dan keluar ke seluruh tubuh.

Cacat jantung bawaan terbentuk ketika janin masih dalam kandungan karena adanya proses yang tidak sempurna.

Selama enam minggu pertama kehamilan, jantung bayi mulai terbentuk dan berdetak.

Pembuluh darah utama yang mengalir ke dan dari jantung juga mulai berkembang selama fase ini.

Pada periode inilah terjadi ketidaksempurnaan yang membuat jantung buah hati kita tidak terbentuk seperti seharusnya.

Sampai saat ini, para peneliti tidak yakin persis apa yang menyebabkan cacat jantung tersebut.

Namun ada sejumlah faktor yang diperkirakan berpengaruh seperti genetika, kondisi medis tertentu, konsumsi obat tertentu, dan faktor lingkungan.

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko bayi mengalami Penyakit Jantung Bawaan (PJB) antara lain:

Rubella

Terinfeksi virus Rubella ketika hamil dapat menyebabkan masalah pada perkembangan jantung bayi. 

Umumnya dokter akan menguji kekebalan kita sebelum menjalani program kehamilan dan memberikan vaksinasi jika diperlukan.

Diabetes

Penderita diabetes juga memiliki risiko melahirkan bayi dengan cacat jantung khususnya jika kadar gulanya tak terkontrol selama hamil.

Namun diabetes yang berkembang selama kehamilan (diabetes gestasional) umumnya tidak meningkatkan risiko bayi mengalami cacat jantung.

Konsumsi obat-obatan

Konsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir, termasuk cacat jantung bawaan.

Obat-obatan yang diketahui meningkatkan risiko cacat jantung bawaan termasuk penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE), statin, obat jerawat isotretinoin, beberapa obat epilepsi dan obat kecemasan tertentu.

Merokok dan alkohol

Konsumsi alkohol dan merokok selama kehamilan meningkatkan risiko cacat jantung bawaan.

Hentikan kebiasaan buruk ini selama hamil agar kesehatan kita dan buah hati terjaga.

Riwayat keluarga dan genetik

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) terkadang diturunkan dalam keluarga (diwariskan) dan mungkin terkait dengan sindrom genetik.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/08/183000120/pekan-kesadaran-penyakit-jantung-bawaan-pahami-risikonya-pada-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke