Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Pemicu Keringat Berlebih dan Cara Mengatasinya

Tapi dalam beberapa kasus, ada orang-orang dengan keringat cenderung berlebihan jika dibandingkan dengan orang lain yang melakukan aktivitas yang sama.

Tentu hal ini kerap kali membuat kita menjadi tidak percaya diri, sebab pakaian di bagian ketiak, punggung, atau pundak akan basah.

Tidak hanya itu, keringat yang berlebihan juga membuat kita sungkan karena tubuh mengeluarkan bau tidak sedap, yang membuat orang di sekitar menjadi tidak nyaman.

Jika tubuh mengelurkan terlalu banyak keringat mungkin kamu mengidap hiperhidrosis, yaitu suatu kondisi ketika kelenjar keringat tubuh terlalu aktif.

Hal ini dapat mengakibatkan tubuh berkeringat di tempat-tempat yang tidak diinginkan –seperti di bagian ketiak atau punggung- dan membuat tidak nyaman.

Jika kita melihat data di Amerika Serikat, tercatat sekitar 2-5 persen orang mengalami hiperhidrosis.

Tetapi angka itu bisa lebih tinggi sebab banyak orang tidak mengungkapkan gejalanya, meskipun mereka kesulitan mengendalikan keringatnya.

Nah, karena kondisi ini bisa dialami banyak orang tentu kita harus mengenali apa saja penyebabnya dan cara mengatasi keringat yang berlebihan.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan dari praktisi perawat Melissa Holtz, berikut ini.

Mengapa manusia berkeringat?

Keringat sebagian besar terdiri dari air, tetapi juga mengandung klorida, kalsium, magnesium, dan kalium.

Ketika suhu tubuh beraktivitas terlalu berat dapat mengakibatkan kelenjar keringat mulai bekerja untuk mendinginkan tubuh.

Idealnya, tubuh akan menjaga kondisinya pada kisaran suhu 37 derajat Celcius.

“Berkeringat sebenarnya membantu pengaturan termal tubuh, hidrasi kulit, dan membantu menyeimbangkan cairan dan elektrolit,” ujar Holtz.

Ketika kita mengalami hiperhidrosis maka kelenjar keringat bekerja terlalu keras dan hal ini menghasilkan keringat yang berlebihan.

"Ketika kita berkeringat terlalu banyak, itu dianggap sebagai respons sentral yang abnormal atau berlebihan terhadap rangsangan emosional atau fisik yang normal," ujar Holtz.

“Biasanya kelenjar itu sendiri normal. Kita hanya memiliki respons berlebihan terhadap rangsangan normal. ”

Area yang bisa mengeluarkan keringat berlebihan adalah di telapak tangan, telapak kaki, ketiak, wajah, dada, punggung, dan daerah selangkangan.

Keringat yang keluar secara berlebihan bisa dipengaruhi oleh:


1. Olahraga

Saat kita berolahraga detak jantung akan meningkat dan hal ini merangsang kelenjar keringat dan tubuh akan mulai berkeringat.

Rata-rata tubuh manusia dapat kehilangan sekitar 2 liter cairan saat berolahraga.

Oleh sebab itu, minum air sebelum, selama, dan setelah olahraga adalah kunci untuk mengganti cairan yang hilang.

Meminum air juga membuat tubuh kita kembali dingin dan dapat membantu mencegah dehidrasi.

2. Cuaca

Belakangan ini cuaca sulit ditebak yang membuat tubuh mengeluarkan banyak keringat, apalagi saat suhu sedang panas-panasnya.

Saat suhu naik, kemungkinan tubuh untuk berkeringat akan meningkat dan udara panas dan lembab membuat keringat lebih sulit menguap dari tubuh.

3. Alkohol

Meminum alkohol dapat meningkatkan detak jantung dan memperlebar pembuluh darah di kulit yang bisa membuat tubuh berkeringat.

Walau berhenti meminum alkohol, kita tetap bisa berkeringat berlebihan bahkan saat malam hari sekalipun.

"Konsumsi alkohol mengganggu komunikasi antara sistem saraf dan endokrin," kata Holtz.

"Ini menyebabkan gangguan hormonal, yang bisa menyebabkan keringat,” tambah dia.

4. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu seperti antidepresan, obat antiinflamasi nonsteroid atau NSAID, obat tekanan darah, dan obat diabetes dapat membuat tubuh berkeringat.

Jika kamu merasa hal ini tidak normal, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatlaan alternatif lain atau solusi.

5. Kecemasan

Stres dapat memicu kelenjar keringat, meningkatkan detak jantung, dan tekanan darah sehingga mengakibatka peningkatan suhu pada tubuh.

Stres secara emosional dapat menyebabkan keluarnya keringat di telapak tangan dan telapak kaki.

6. Hormon

Semburan panas atau hot flash bisa menyebabkan keringat berlebihan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh selama menopause ketika estrogen naik dan turun.

Hal ini dapat mempersulit hipotalamus, area di otak yang mengontrol suhu untuk mengetahui perlu mendinginkan tubuh atau tidak.

Saat terjadi semburan panas tubuh mengira ini terlalu panas sehingga kelenjar keringat bekerja terlalu aktif.

Orang-orang yang mengalami hal ini akan merasa tubuhnya panas, lembap, dan berkeringat.

7. Demam

Saat kita sakit tubuh akan menaikkan suhunya beberapa derajat yang membuat kita merasakan kedinginan.

Tapi saat demam mulai reda maka kita akan merasa panas dan berkeringat sebab tubuh bekerja untuk mengatur suhunya kembali normal.

8. Kafein dan makanan pedas

Apa yang kita makan dan minum dapat memengaruhi seberapa banyak tubuh mengeluarkan berkeringat.

Minum kopi atau apa pun yang mengandung kafein bisa mengaktifkan sistem saraf pusat yang mengontrol kelenjar keringat.

Hal ini juga berlaku saat kita memakan makanan pedas, seperti saus cabai dan jalapeno, yang dapat memicu kelenjar keringat bekerja.

“Jika kita minum dua cangkir kopi, kita harus minum dua gelas air untuk menyeimbangkannya dan tetap terhidrasi,” catat Holtz.


Tips mengatasi keringat berlebihan

Ada baiknya memang kondisi tubuh yang sering mengeluarkan keringat berlebihan untuk diperhatikan sejak usia kecil.

Jika ingin mengetahui apakah tubuh mengalami hiperhidrosis, maka kita harus merasakan kondisi ini setidaknya selama enam bulan dan mengesampingkan alasan medis lain.

Agar kita bisa mencegah sekaligus mengatasi tubuh yang keringatnya berlebihan, Holtz menyarankan untuk melakukan tips di bawah ini:

1. Minum air

Walau imbauan untuk meminum air putih terdengar mudah, nyatanya dalam kehidupan sehari-hari kita sering melewatkannya.

Minum air putih dibutuhkan sebab tubuh harus tetap terhidrasi agar dapat mengatur suhu secara baik.

2. Kenakan pakaian yang menyerap keringat

Holtz mengatakan, pakaian berlapis dan ketat cenderung membuat tubuh orang berkeringat secara berlebihan.

Dia menyarankan agar orang-orang memakai pakaian yang terbuat dari katun dan longgar yang memungkinkan sirkulasi udara berjalan dengan baik.

3. Gunakan antiperspiran

Holtz merekomendasikan penggunaan antiperspiran untuk mengontrol produksi keringat yang berlebih pada tubuh.

Tapi jangan memakai deodoran untuk mengatasi masalah ini, sebab deodoran berfungsi untuk mengatasi masalah bau badan.

“Cari produk dengan 15-20 persen aluminium klorida,” kata Holtz.

Dia mengatakan waktu yang terbaik adalah menggunakan antiperspirant adalah saat malam hari.

Alasannya adalah kandungan dalam antiperspirant membutuhkan waktu untuk bekerja dan menyerap ke dalam tubuh.

3. Pertimbangkan botox

Jika kita mengeluh tubuh sering mengeluarkan keringat secara berlebihan mungkin saja dokter akan menyarankan suntikan toksin botulinum.

Cara ini direkomendasikan untuk membantu mengontrol keringat dan dapat diaplikasikan di bagian ketiak dan kulit kepala.

Perlu diketahui bahwa perawatan suntikan toksin botulinum bisa berlangsung dari 3-9 bulan.

4. Alternatif lain

Jika beragam tips sudah dilakukan namun belum ada yang menunjukkan hasil sebaiknya kembali berkonsultasi dengan dokter.

Kita dapat menanyakan seputar penggunaan topical glycopyrronium wipes, yang diresepkan untuk mengobati hiperhidrosis.

Karena mengatasi hiperhidrosis membutuhkan waktu, Holtz meminta orang-orang yang mengalami hal ini agar tidak tertekan dan terus berkonsultasi dengan dokter.

"Jangan khawatir bahwa kita tidak melakukan sesuatu dengan benar," kata Holtz.

"Keringat berlebihan terjadi dan tidak ada yang Anda lakukan yang menyebabkan ini."

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/11/140000220/mengenal-pemicu-keringat-berlebih-dan-cara-mengatasinya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke