Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Tremaine Emory, "Otak Kreatif" Baru di Supreme

Desainer dan polymath yang dikenal kreatif itu bakal memulai peran barunya bersama tim desain Supreme, serta pendiri brand, James Jebbia, untuk koleksi yang akan datang.

Hadirnya "otak kreatif" baru di Supreme ini sekaligus menjadi berita bagus bagi para penggemar fanatik merek tersebut.

Penggemar pun tentu kian bertanya-tanya, apa yang akan terjadi dengan label tersebut, menyusul diakuisisi oleh VF Corp.

VF Corp adalah perusahaan pemilik The North Face, yang mengakuisisi Supreme senilai 2,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 30 triliun pada tahun 2020.

Menariknya, nama Emory sudah tidak asing lagi di dunia fashion design dan memiliki pengaruh yang terasa kuat pada komunitas mode selama dekade terakhir.

Berikut ini terdapat beberapa rekam jejak karir dan kolaborasi yang pernah dilakukannya di industri mode.

Bekerjasama dengan Kanye West

Emory memulai karir desainnya di Marc Jacobs dan mempelajari cara menjalankan label fesyen selama sembilan tahun.

Namun, karirnya seperti mendapat terobosan besar ketika Kanye West mengundangnya untuk bergabung dengan tim kreatifnya.

Dia pun mulai menjabat sebagai konsultan kreatif West pada tahun 2016, dan kemudian bergabung dengan label Yeezy sebagai Direktur Brand yang mengawasi peluncuran mode dan alas kaki.

Berada di lingkaran West juga menghubungkan Emory dengan figur-figur kreatif berpengaruh lainnya. 

Figur-figur tersebut yang lantas memberi pengaruh mode dan budaya kontemporer, termasuk mendiang desainer Virgil Abloh dan musisi Frank Ocean.

Sebagai salah satu pendiri kolektif kreatif No Vacancy Inn, dia secara teratur membuat pesta dan acara pop-up keren.

Para tamu ternama seperti West, Abloh, Ocean, A$AP MOB, Matthew M. Williams dari Alyx, Yoon Ahn dari AMBUSH, Rick Owens, juga pendiri Hood By Air Shayne Oliver berkumpul di pesta tersebut.

Jadi, tidak mengherankan jika No Vacancy Inn juga memasuki jalur mode dengan meluncurkan berbagai tee grafis dan merchandise di arbiter keren, yaitu Dover Street Market London.

Kolektif ini pun turut berkolaborasi dengan beberapa brand besar.

Mendirikan label Denim Tears

Berlanjut pada tahun 2019, Emory mendirikan label pakaiannya sendiri, Denim Tears.

Koleksi debutnya yang diluncurkan pada peringatan 400 tahun perbudakan di AS.

Koleksi ini menawarkan berbagai macam hoodie, kaus dan jins yang menampilkan motif yang terhubung dengan sejarah orang-orang kulit hitam.

Ini adalah tema yang terus dieksplorasi Emory dalam koleksinya, termasuk kolaborasi Denim Tears dengan Levi's.

"Dia menggambar paralel dengan momen aktual dalam budaya yang 30, 40, 50 tahun lebih dalam."

"Dan, pada akhirnya dia mengontekstualisasikan kembali citra orang-orang berkulit hitam," kata mendiang Abloh pada suatu kesempatan.

"Pakaiannya tidak hanya sekadar menjadi barang untuk disimpan di lemari," lanjut Abloh.


Kolaborasi dengan sejumlah ikon streetwear

Berada di dekat beberapa penggerak dan pelopor dunia streetwear, membawa Emory sering berkolaborasi dengan mereka untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Misalnya saja pada tahun 2017, No Vacancy Inn menciptakan koleksi kapsul "Art Dads" dengan Off-White.

Denim Tears juga pernah bekerja sama dengan Abloh untuk menciptakan printed jeans edisi terbatas.

Sementara itu, di tahun 2020, No Vacancy Inn dan merek streetwear AS Stüssy merilis koleksi kapsul bersama yang menampilkan setelan jas, pakaian olahraga, mantel, sweater, dan t-shirt, yang ludes dengan cepat.

Tak hanya berhenti di situ, melalui No Vacancy Inn, Emory bekerja sama dengan Converse milik Nike untuk meluncurkan sneaker minimalis One Star.

Selain itu, kolaborasi kolektifnya dengan New Balance pun menarik lebih banyak hype karena menawarkan sentuhan segar pada siluet klasik seperti 990v3 dan 650.

Baru-baru ini, Emory pun bergabung dengan temannya Angelo Baque, mantan Direktur Brand Supreme, untuk proyek ASICS Collective dengan merancang dua jalur warna yang didambakan dari sneaker GEL-MC PLUS.

Rumor menggantikan Virgil Abloh di Louis Vuitton

Setelah Abloh meninggal pada tahun 2021, banyak orang di industri mode berspekulasi tentang siapa yang akan mengambil alih peran Direktur Artistik pakaian pria di Louis Vuitton (LV).

Merek mewah asal Perancis itu memang belum menyebutkan penggantinya, namun beberapa percaya bahwa Tremaine Emory adalah kandidat yang digadang-gadang bakal menggantikan Abloh.

Tetapi, Emory yang baru saja diangkat menjadi bagian dari Supreme, tentu -sekarang- tidak memerlukan gelar di LV demi membuktikan pengaruhnya menyulap hal-hal besar di industri mode.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/21/092541420/mengenal-tremaine-emory-otak-kreatif-baru-di-supreme

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke