Pakai Rol Rambut di Poni dan Standar Kecantikan di Korea

Nah, biasanya, aksesori rambut yang satu ini dipakai dalam K-drama untuk mendukung adegan santai seperti saat sedang nonton atau bermain gagdet di tempat tidur.

Namun, seiring berjalannya waktu, sepertinya penggunaan rol rambut di poni ini telah berubah menjadi tren gaya rambut yang digandrungi oleh anak-anak muda di Korea, terutama di kalangan generasi Z.

Lebih dari sekadar tren, tampilan rol rambut juga menunjukkan perubahan sikap tentang kecantikan dan resistensi halus terhadap tekanan untuk selalu tampil sempurna saat tampil di depan umum.

Seorang guru matematika online, Lee Seul-ki (47), pun membandingkan tren rol rambut dengan mengenakan piyama di luar rumah.

"Kita harus selalu terlihat rapi saat keluar. Ini juga merupakan tanda penghormatan terhadap orang lain," kata dia kepada Insider.

"Jika orang menggunakan rol rambut untuk merapikan rambut mereka sih ya tidak apa-apa, tapi mengapa tidak melakukannya di rumah saja?" tanya dia.

Sementara itu, bagi seorang mahasiswa berusia 20-an, Song Ji-yun, fungsionalitas mengalahkan pendapat orang asing.

"Saya menyimpannya di rambut saya agar poni saya tetap lapang dan sempurna untuk waktu yang lebih lama."

"Jika tidak, poni saya langsung jatuh, terutama di musim panas," kata dia.

Song juga mengaku, biasanya akan melepas rol rambut tepat sebelum bertemu pacarnya.

Berbagai pendapat menandakan perubahan dalam cara wanita bereaksi terhadap tekanan untuk tampil cantik di negara yang menganggap penampilan itu begitu penting.

Mengubah standar kecantikan di Korea

Orang Korea menilai kualitas fisik seperti penampilan wajah dan awet muda lebih penting dalam membuat wanita cantik.

Hal itu dibandingkan dengan atribut lain seperti kebaikan atau kecerdasan dalam kontek kecantikan.

Demikian kesimpulan survei online  soal standar kecantikan global tahun 2019 oleh firma riset pasar Ipsos.

Bahkan, menurut pakar perilaku konsumen di University of Delaware, Jaehee Jung, banyak wanita muda Korea yang ingin terlihat cantik bukan hanya untuk menyenangkan diri sendiri.

Mereka ingin tampil cantik untuk orang-orang yang mereka sayangi.

"Masyarakat tradisional Korea sangat kaku dalam hal peran gender, dan ketika wanita berusaha menjaga kecantikan mereka, itu selalu dilakukan untuk menyenangkan orang lain," kata dia.

"Tapi, wanita muda di Korea yang kontemporer jauh lebih mandiri dan lebih suka fokus pada diri mereka sendiri."

"Mereka tidak terlalu sadar tentang bagaimana mereka dipersepsikan oleh orang yang tidak mereka kenal," lanjut dia.

Dalam beberapa tahun terakhir, ada juga gerakan di antara beberapa wanita di Korea yang menolak norma kecantikan tradisional atau sesuai dengan gerakan feminis yang sedang berkembang.

Menurut laporan BBC pada tahun 2018, banyak wanita di Korea mulai mengunggah foto diri secara online tanpa make-up yang menjadi tren di media sosial atau yang dikenal sebagai "escape the corset".

Mereka melakukannya sebagai cara untuk mengekspresikan diri di negara konservatif.

Tahun lalu, para wanita juga berbagi foto diri mereka dengan potongan rambut pendek, setelah atlet panah Korea, An San, dibanjiri kritik karena memakai potongan rambut pendek di Olimpiade Musim Panas.

"Masyarakat Korea sekarang tidak lagi dibatasi oleh norma-norma kelompok tentang kecantikan."

"Sebab mereka lebih menghargai penampilan individu yang berbeda, dan ini merupakan kabar baik untuk mendukung berbagai gaya yang berbeda," kata Jung.

Di sisi lain, seorang mahasiswa bernama Park Chae-rin (24), telah memakai rol rambut di depan umum selama lima tahun terakhir.

Tetapi dia mengatakan, ketika dia melakukannya, itu tidak ada hubungannya dengan mengekspresikan individualitas.

"Saya memakainya setiap hari di bis dan kereta bawah tanah sebelum pergi ke kuliah," ujar dia.

"Orang Korea memiliki kehidupan yang sangat sibuk, jadi ini hanya cara memanfaatkan waktu saya sebaik mungkin," kata dia.