Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai Berita Rusia Vs Ukraina, Bagaimana Menjelaskannya pada Anak?

Konflik antara dua negara ini semakin menjadi perhatian dunia ketika Rusia melakukan invasi ke Ukraina.

Serangan militer yang dilakukan termasuk dampaknya ke masyarakat Ukraina membuat banyak orang khawatir dan cemas.

Begitu pula anak-anak kita, yang mungkin selama ini belum pernah terekspos informasi serupa.

Dr. Meg Meeker, dokter anak sekaligus pakar parenting di Amerika Serikat menyarankan orangtua untuk menjaga anak-anaknya tetap tenang.

Orangtua bisa menjelaskan soal perang yang sedang terjadi di Eropa ini sesuai usia anak.

"Jika seorang anak berusia di bawah 7-8 tahun, jangan katakan apa pun kecuali anak itu meminta," katanya, dikutip dari Fox News.

Anak-anak di usia dini ini belum bisa memproses masalah yang serumit ini, seperti konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.

Namun anak mulai memiliki kekhawatiran jika ayah atau ibunya meninggal sehingga kombinasi ini bukan hal yang baik untuk anak.

Orangtua mungkin perlu mempertimbangkan diskusi secara terbuka jika memiliki anak usia 8-11 tahun.

Pasalnya, mereka pasti akan mendengar kabar perang tersebut dari tayangan berita, obrolan di sekolah atau paparan internet maupun media sosial.

Dokter Meeker menilai orangtua harus memilih bahasa yang mudah dipahami dan dialog yang terjalin tetap sederhana.

"Buatlah dialog yang sangat sederhana. Nyatakan siapa yang melawan siapa dan (pada dasarnya) mengapa."

Seringkali orangtua tidak sengaja bicara berlebihan sehingga memberikan terlalu banyak informasi, yang sebenarnya tidak bisa dicerna anak-anak.

Yakinkan anak bahwa perang terjadi di lokasi yang jauh dan tidak akan sampai ke lokasi kita.

"Sekali lagi, mereka khawatir tentang kehidupan mereka dan kehidupan orang tua mereka. lebih dari nyawa orang lain yang bertarung," pesan Dokter Meeker.

Sampaikan pula kepada anak bahwa perang telah terjadi selama bertahun-tahun selama peradaban manusia dengan berbagai alasannya.

Jika mereka mengajukan pertanyaan, jawablah pertanyaannya tetapi tetap sederhana. Ingat, mereka tidak dapat memproses situasi kompleks seperti yang dapat dilakukan orang dewasa."

Ada baiknya orangtua membatasi informasi tersebut pada anak hanya dalam waktu relatif singkat.

Pasalnya, rekaman situasi perang yang mencekam dan menakutkan bisa berdampak pada kondisi mental anak.

"Ketika anak-anak melihat adegan perang atau mendengar tentang perang berulang kali, mereka trauma," kata Dr. Meeker.

Situasi ini juga bisa berkal-kali lipat lebih buruk dalam pikiran sederhana anak kita.

Untuk anak yang lebih tua, usia pra remaja dan remaja, orangtua bisa sedikit lebih detail.

Jelaskan kepada anak kondisinya jika mereka tertarik pada detail politik yang memicu perang Rusia dan Ukraina.

Namun jangan paksakan informasi tersebut kepada anak dan sesuai dengan usia serta pemahaman mereka.

"Meskipun mereka bisa mengerti lebih dari anak yang lebih muda, mereka tetap khawatir," kata Dr. Meeker.

Yakinkan kepada anak remaja kita jika perang Rusia dan Ukraina tidak akan berpengaruh pada kehidupan mereka.

Jika memang akan ada dampaknya secara langsung, Meeker menganggap itu bisa direspon belakangan oleh orangtua.

Hal yang juga amat penting dalam pembahasan ini adalah hindari diskusi politik dan memecah belah.

Sebabnya, anak akan meniru perilaku seperti ini dan melakukannya di lingkungannya.

"Mereka akan pergi ke sekolah dan meniru apa yang orang tua mereka katakan tentang Presiden Biden, dll"

"Perilaku ini akan menyebabkan perpecahan tidak peduli berapa usia mereka," kata Meeker.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/25/124654320/ramai-berita-rusia-vs-ukraina-bagaimana-menjelaskannya-pada-anak

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke