BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Polytron
Salin Artikel

Persiapan Menjelang Puncak Gelombang Covid-19, Tetap Pakai Masker!

KOMPAS.com – Setelah sempat melandai selama beberapa bulan belakangan, kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali menunjukkan kenaikan. Virus corona varian baru, yakni Omicron, disebut sebagai salah satu pemicu masalah tersebut.

Berdasarkan data dari laman covid19.go.id, awal kenaikan kasus positif Covid-19 mulai terdeteksi pada Minggu (30/1/2022) dengan jumlah 12.422 kasus baru. Tujuh hari sebelumnya, pertambahan kasus harian hanya sebesar 2.925.

Tren tersebut terus terjadi hingga Februari 2022, bahkan menembus 63.695 kasus positif dalam sehari pada Rabu (16/2/2022). Angka ini mengungguli jumlah kasus harian tertinggi pada gelombang Covid-19 varian Delta, yakni mencapai 56.757 kasus dalam sehari pada Kamis (15/6/2021).

Sekretaris Direktorat Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi dalam pemberitaan Kompas.com, Jumat (18/2/2022), mengatakan bahwa Indonesia akan mendekati puncak pandemi gelombang ketiga pada akhir Februari 2022 hingga awal Maret 2022.

Ia juga memprediksi kasus positif Covid-19 varian Omicron akan berjumlah 3 sampai 6 kali lebih tinggi daripada varian Delta.

Prediksi serupa turut disampaikan epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman. Ia berkata, masa kritis pandemi Covid-19 gelombang ketiga di Indonesia akan berlangsung hingga pertengahan Maret 2022.

Antisipasi hadapi puncak gelombang pandemi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus corona varian Omicron lebih cepat menular ketimbang varian Delta. Karena itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan, terutama bagi masyarakat yang belum mendapat vaksin lengkap dan booster.

Sejumlah protokol kesehatan (prokes) pun wajib diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

Soal masker, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan bahwa penggunaan masker secara konsisten di dalam ataupun di luar ruangan terbukti efektif menurunkan risiko tertular virus SARS-CoV-2, termasuk varian Omicron.

Penggunaan masker Kesehatan atau masker medis juga semakin urgen karena selain virus corona, kualitas udara di sejumlah daerah di Indonesia masih terbilang buruk. Di Jakarta, misalnya, konsentrasi particulate matter 2,5 (PM 2,5) berdasarkan laporan IQAir per Jumat adalah 43,5 mikrogram (mg) per meter kubik (m3).

Padahal, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), ambang batas aman paparan PM2,5 dalam durasi waktu 24 jam adalah 25 mg/m3.

Selain Jakarta, beberapa daerah lain yang juga mengalami kondisi serupa, di antaranya Surabaya dengan konsentrasi PM2,5 mencapai 41,2 mg/m3, Bandung 46 mg/m3, dan Kalimantan 31 mg/m3.

Sebagai informasi, PM 2,5 adalah debu halus berukuran kurang dari 2,5 mikrometer (mikron). Jika terhirup dalam waktu lama, partikel ini dapat menimbulkan penyakit kardiovaskular, pernapasan, dan kanker. Untuk menghindari risiko tersebut, penggunaan masker diperlukan, terutama saat berada di luar ruangan.

Selama pandemi, ada beragam jenis masker Kesehatan atau masker medis yang direkomendasikan oleh CDC. Salah satunya, KF94 yang merupakan singkatan dari Korean Filter 94. Angka tersebut merujuk pada efektivitas masker dalam menyaring partikel udara.

Untuk diketahui, KF94 mampu menyaring 94 persen partikel di udara hingga ukuran 0,3 mikron. Persentase tersebut hanya berselisih satu angka dari masker medis N95 yang memiliki efektivitas 95 persen.

"Masker ini (KF94) adalah jenis masker Kesehatan terbaik untuk melindungi dari Covid-19," kata profesor dan kepala penyakit menular di Universitas Buffalo New York, Thomas Russo MD, seperti dikutip dari health.com, Kamis (28/1/2022).

Pilihan masker

Seperti diketahui, kebutuhan pasar yang tinggi terhadap suatu produk kerap dimanfaatkan oleh oknum nakal. Hal ini pun terjadi pada masker KF94. Mereka memalsukan, lalu menjualnya dengan harga murah. Karena itu, penting untuk berhati-hati dan teliti saat membeli masker.

Selain memiliki izin edar dari Kemenkes yang bisa dicek melalui laman infoalkes.kemkes.go.id, masker berkualitas juga punya sertifikasi internasional. Hal ini membuktikan bahwa produk tersebut telah lulus uji standar mutu dan manfaat. Contohnya, masker Polytron Hana.

Masker KF94 dengan izin edar Kemenkes 21603121165 itu sudah tersertifikasi American Standard Testing and Material (ASTM) level 1 (tertinggi) dan European Standard (EN) kategori II R, serta memiliki ISO 13485.

Bahan baku yang digunakan Polytron Hana pun berkualitas. Masker 4 lapis ini terbuat dari nonwoven spunbond pada bagian luar dan dalam, meltblown pada tengah, serta polyester nonwoven pada lapisan penguat.

Sebagai informasi, masker Polytron Hana diproduksi di dalam clean room berstandar internasional FED Class 100 Grade dengan 100 partikel per kubik. Seluruh staf yang bertugas diwajibkan mengenakan pakaian khusus, cleanroom suit.

Dengan dukungan tersebut, ditambah penggunaan bahan berkualitas, masker Polytron Hana mampu menyaring 98 persen particle filtration efficiency (PFE) hingga 0,1 mikron. Masker yang bisa digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak ini pun sudah lulus uji bacterial filtration efficiency (BFE) 99 persen.

Selain efektif menangkal virus dan bakteri, masker Polytron Hana juga dapat menunjang penampilan sehari-hari. Masker ini tersedia dalam pilihan warna dan motif yang menarik, seperti hijau, oranye, putih, dan hitam.

Desainnya pun ergonomis, yakni dapat menyesuaikan kontur wajah sehingga hidung dan mulut tertutup sempurna. Dengan begitu, perlindungan yang diberikan pun maksimal.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai masker Polytron Hana, silakan kunjungi tautan berikut.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/26/090400820/persiapan-menjelang-puncak-gelombang-covid-19-tetap-pakai-masker-

Bagikan artikel ini melalui
Oke