Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perlu Tahu, 3 Manfaat Penting Berpelukan

Hal ini menyebabkan peningkatan minat pada efek positif berpelukan bagi para partisipan dalam riset psikologi.

Dan, beberapa penelitian yang diterbitkan selama setahun terakhir juga menghasilkan wawasan baru tentang apa artinya pelukan dan manfaatnya bagi kita.

Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut ini terdapat sejumlah wawasan baru tentang manfaat penting dari berpelukan.

1. Mengurangi hormon stres

Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti Aljoscha Dreisoerner dari Goethe University di Frankfurt, Jerman, dan timnya berfokus pada efek positif berpelukan terhadap penurunan tingkat stres.

Menariknya, para ilmuwan tidak hanya menyelidiki bagaimana dipeluk oleh orang lain dapat mengurangi stres, tetapi juga apakah memeluk diri sendiri juga memiliki efek positif yang sama.

Para ilmuwan melibatkan 159 responden menggunakan Trier Social Stress Test (TSST) atau metode induksi stres standar di mana orang-orang stres diuji dengan melakukan wawancara kerja palsu.

Partisipan juga memberikan sampel air liur, sehingga kortisol (hormon stres penting) mereka dapat diukur.

Masing-masing partisipan ditugaskan ke tiga kondisi berbeda. Kemudian, ada yang dipeluk selama 20 detik oleh asisten ilmuwan, ada yang memeluk diri sendiri selama 20 detik, dan ada yang tidak menerima pelukan.

Hasilnya menunjukkan dengan jelas, partisipan dalam kondisi berpelukan dan berpelukan sendiri menunjukkan kadar kortisol yang lebih rendah daripada mereka yang berada dalam kondisi kontrol atau tidak berpelukan.

Jadi, intinya, dipeluk oleh orang lain dan bahkan memeluk diri sendiri bisa mengurangi efek negatif dari stres.

2. Membantu suasana hati menjadi lebih baik

Kebanyakan orang akan setuju bahwa berpelukan memiliki efek positif pada suasana hati karena kita merasa dicintai, apalagi jika kita dipeluk dengan sepenuh hati.

Tapi apa yang sebenarnya yang membuat pelukan bisa memengaruhi suasana hati kita?

Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti, Anna L. Dueren di University of London, Inggris dan timnya berfokus pada pertanyaan tentang apa yang memengaruhi efek pelukan pada suasana hati.

Dalam studi tersebut, 45 wanita memeluk rekan peneliti selama satu detik, lima detik, atau 10 detik dan melaporkan bagaimana rasanya pelukan itu.

Di akhir studi ditemukan bahwa pelukan lima detik dan 10 detik dinilai lebih menyenangkan daripada pelukan satu detik.

Dengan demikian, pelukan yang optimal dan bisa membuat suasana hati kita menjadi lebih baik harus berlangsung setidaknya selama lima detik.

3. Membuat lansia lebih sehat

Menurut studi yang dilakukan Tia Rogers-Jarrell dari School of Kinesiology and Health Science di York University di Toronto, Kanada, berpelukan memiliki efek yang positif pada kesehatan para lansia.

Sebelumnya, tidak banyak yang diketahui apakah pelukan memiliki efek psikologis yang berbeda dalam fase kehidupan yang berbeda.

Namun, para peneliti memberikan kontribusi penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang peran pelukan dalam fase kehidupan yang berbeda.

Melalui Canadian Community Health Survey, para peneliti menganalisis data lebih dari 20.000 orang yang berusia 65 tahun ke atas.

Mereka pun menemukan bahwa orang lansia yang sering mendapatkan pelukan memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menunjukkan tingkat kesehatan diri yang lebih tinggi daripada yang jarang dipeluk.

Efek ini tetap signifikan secara statistik setelah para peneliti mengendalikan banyak faktor pengaruh potensial seperti status hubungan, pendapatan, penyakit kronis, dan banyak lainnya.

Hal ini juga menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara pelukan dan kesehatan, sehingga para lansia yang menerima pelukan setidaknya beberapa kali merasa lebih sehat daripada mereka yang tidak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/26/175110320/perlu-tahu-3-manfaat-penting-berpelukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke