Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Kebiasaan Buruk Pemicu Demensia

KOMPAS.com - Menjadi tua tidak dapat dihindari. Di usia yang menua, risiko berbagai penyakit akan muncul, salah satunya demensia.

Demensia merupakan gejala yang berkaitan dengan hilangnya fungsi kognitif seperti kemampuan berpikir, mengingat, dan bernalar.

Penurunan fungsi-fungsi tersebut akan mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari individu.

Munculnya penyakit ini dipicu dari beragam faktor, seperti usia, faktor genetik, lingkungan, atau penyakit bawaan.

Gaya hidup yang tidak sehat juga dapat meningkatkan risiko individu terkena demensia.

Para ahli menjelaskan kebiasaan buruk yang dapat memicu peningkatan risiko demensia, antara lain:

1. Diet tidak sehat

Dr Paul Poulakos, MD, psikiater bersertifikat mengatakan, diet tinggi natrium yang menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko demensia.

"Aktivitas atau perilaku yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi meningkatkan risiko seseorang terkena demensia," katanya.

"Salah satu penyebab umum tekanan darah tinggi adalah konsumsi makanan tinggi natrium."

Charles J Fuschillo, Jr, Presiden sekaligus CEO Alzheimer's Foundation of America mengingatkan untuk lebih banyak mengonsumsi makanan rendah lemak.

"Terapkan diet rendah lemak kaya buah-buahan dan sayuran, seperti stroberi, bluberi dan brokoli. Konsumsi vitamin setiap hari," ujar Fuschillo.

"Batasi asupan daging merah, gorengan dan makanan olahan, garam dan gula."

"Secara umum, makanan yang menyehatkan jantung juga menyehatkan otak," tambah dia.

2. Merokok

"Merokok meningkatkan risiko demensia melalui beberapa mekanisme yang berbeda," terang Poulakos.

"Merokok merusak pembuluh darah yang terkait dengan peningkatan risiko demensia."

"Racun dari rokok juga menyebabkan stres dan peradangan terkait penyakit Alzheimer, jenis utama demensia."

3. Konsumsi alkohol berlebihan

"Mengonsumsi alkohol berlebihan, pesta minuman (binge drinking) dapat meningkatkan risiko demensia dan penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi," catat Poulakos.

"Kesehatan kardiovaskular sangat penting karena ketika itu diabaikan, individu memiliki peningkatan risiko beberapa komplikasi medis, termasuk stroke yang berkaitan dengan demensia."

4. Tidak aktif bergerak

Menurut Poulakos, jarang berolahraga dan melakukan aktivitas fisik juga dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia.

"Latihan fisik memperbaiki kesehatan pembuluh darah. Pembuluh darah kita sangat penting untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh," jelasnya.

"Pembuluh darah yang lemah atau rusak lebih rentan terhadap pembekuan darah atau stroke, yang merupakan pemicu demensia."

Aktivitas fisik, kata Fuschillo, meningkatkan aliran darah ke otak dan dapat membantu memperbaiki suasana hati dan kesehatan secara keseluruhan.

"Berjalan cepat bermanfaat bagi kesehatan otak," tuturnya.

"Sementara aerobik dapat meningkatkan detak jantung, dan latihan beban membangun kekuatan dan fleksibilitas."

5. Terisolasi dari kehidupan sosial

"Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), isolasi sosial dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia sekitar 50 persen," ungkap Poulakos.

"Mekanisme di mana isolasi sosial dan kesepian berkontribusi terhadap risiko demensia tidak diketahui pasti, tetapi kemungkinannya beragam."

"Contohnya, diketahui individu yang kesepian dan terisolasi secara sosial lebih cenderung merokok dan jarang berolahraga."

"Kedua perilaku ini dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia. Selain itu, kesepian dihubungkan dengan respons inflamasi terhadap stres yang juga berdampak pada risiko demensia," sambungnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/01/182541220/5-kebiasaan-buruk-pemicu-demensia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke