Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gendut gara-gara Pandemi, David Sukses Pangkas 22 Kg dan Bentuk Otot

Kendati demikian, itu bukanlah hal yang tidak mungkin dilakukan. Buktinya, Daniel, seorang pria berusia 40 tahun asal Warrington, Inggris, bisa melakukannya.

"Saya menggendut. Berat badan saya terus naik beberapa tahun terakhir tanpa saya sadari. Setelah lockdown berlangsung, saya sering makan takeout," ujar Daniel.

"Saya pun membeli pakaian baru saat keadaan sudah mulai kembali normal, dan saya terkejut ketika celana berukuran 38 terasa sempit, dan petugas toko merekomendasikan 40."

Demikian penuturan Daniel saat menceritakan awal mula dia bergabung dengan gym Ultimate Performance di Manchester, Inggris.

Daniel mengaku pernah melakukan angkat beban saat usianya lebih muda. Namun, lama kelamaan, cedera dan inkonsistensi mengurangi frekuensi dan efektivitas latihannya.

Sisanya, dia hanya berolahraga secara sporadis.

"Secara mental, saya sedikit kehilangan motivasi. Namun, melalui proses ini, saya memahami bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan wellbeing saya," ujar dia.

Menyiapkan makan sendiri

Selama proses transfromasi, Daniel mengakau harus menyiapkan makanan sendiri, dan membuat dia lebih sadar akan pilihan makanan yang masuk ke dalam perutnya.

Namun demikian, Daniel merasa diet yang dilakukannya kian mudah saat kemajuan dan hasil dari usahanya mulai terlihat.

Ia hanya perlu mengonsumsi sumber protein dan karbohidrat yang dapat menjadi bahan bakar untuk menjalani hari dan berolahraga.

Untuk olahraga, Daniel menjalani latihan angkat beban (weight training) selama tiga hari dan kardio selama dua hari per minggu.

Lama-kelamaan, intensitas latihannya meningkat, menjadi empat hari angkat beban. Kardio intensitas rendah juga ia lakukan saat diperlukan, guna menjaga tingkat aktivitasnya.

Kesulitan latihan

Meski terlihat berjalan lancar, rupanya itu bukan tanpa tantangan.

Mulanya, Daniel merasa bahwa melatih tubuh bagian bawah sangat sulit. Untungnya, nasihat pelatihnya terkait form, angle, dan grip sangat membantu.

"Jumlah set dan repetisi untuk setiap bagian tubuh pada awalnya menurun, tetapi form saya menjadi jauh lebih baik."

"Program ini juga membantu menyeimbangkan dan meningkatkan kelemahan saya. Seiring waktu volumenya pun meningkat," kata Daniel.

Berkat usahanya itu, Daniel kini mampu mengurangi lemak tubuhnya sebanyak 22 kg, dengana massa otot yang tetap konsisten.

Alhasil, dia mengaku menjadi lebih percaya diri dan energik.

Tak hanya itu, Daniel juga merasa bahwa setelah melakukan program penurunan berat badan ini, kesehatannya jauh lebih baik, begitu pula dengan tekanan darahnya.

Semua perubahan itu membuat Daniel merasa nyaman dengan tubuhnya.

"Saya merasa nyaman dengan berat badan saya sekarang. Ke depannya, saya berencana untuk mempertahankannya dan fokus pada beberapa kelemahan saya."

"Misalnya, kelemahan di sisi mobilitas dan kekuatan tubuh bagian bawah guna meningkatkan kebugaran," ujar dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/08/110000120/gendut-gara-gara-pandemi-david-sukses-pangkas-22-kg-dan-bentuk-otot

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke