Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sunscreen Tak Halangi Vitamin D dari Sinar Matahari, Benarkah?

KOMPAS.com - Sunscreen atau tabir surya memiliki banyak manfaat bagi kulit. Tidak mengherakan jika sunscreen menjadi barang bawaan wajib bagi banyak orang ketika bepergian.

Sunscreen dapat mencegah kulit terbakar, menghindari kulit belang, menjaga kesehatan kulit, dan mencegah flek hitam.

Walau demikian, nyatanya beberapa orang masih menanyakan dampak penggunaan sunscreen terhadap paparan UVB -salah satu jenis sinar UV- yang dapat memicu sintesis vitamin D.

Cara kerja sunscreen

Menurut Dr. Naana Boakye, dokter kulit dan salah satu pendiri Karité, saat ini sudah ada 16 filter di pasar Amerika Serikat yang dapat menghalau sinar UV.

Di antaranya, zinc oxide, titanium dioksida, avobenzone, dan oxybenzone. Kita juga dapat mengetahui beragam bentuk sunscreen, mulai dari gel, losion, minyak, dan krim.

Kandungan yang disebutkan Boakye dapat bekerja dengan melindungi kulit dari dua jenis sinar UV.

Yakni, UVA yang dapat menembus ke dalam dermis, menyebabkan penuaan dini dan garis-garis halus.

Lalu, ada UVB yang biasanya dapat membuat kulit terbakar, karena berdampak pada lapisan terluar kulit.

Perbedaan sunscreen berbahan kimia dan mineral

Boakye menerangkan, sunscreen berbahan kimia terdiri dari struktur organik dan mampu menyerap UVB dan beberapa sinar UVA.

Kandungan itu disebutnya bisa meresap ke dalam kulit, menyerap sinar UV, kemudian mengubahnya menjadi panas sebelum dilepaskan dari tubuh.

Sunscreen mineral, di sisi lain, dapat melapisi di atas kulit, memantulkan, dan menyebarkan sinar UV.

Formula ini biasanya mengandung zinc oxide yang melindungi kulit dari seluruh UVA dan beberapa sinar UVB.

Titanium dioksida adalah komponen umum lainnya dan Boakye lebih memilih sunscreen mineral dengan zinc oxide, titanium dioksida, dan oksida besi untuk perlindungan optimal.

Benarkah sunscreen menghalau vitamin D?

Meskipun sunscreen berguna untuk menghalau sinar UV yang berbahaya, hal ini tidak mencegah tubuh untuk mendapatkan vitamin D.

"Vitamin D adalah hormon yang diproduksi secara alami di dalam tubuh atau diperoleh dengan suplemen seperti ikan berlemak, jamur, dan telur dan itu diproduksi oleh sinar UVB," kata Boakye.

Ia menjelaskan, banyak penelitian telah menunjukkan penggunaan sunscreen memiliki dampak minimal pada kadar vitamin D.

Selain itu, penggunaan sunscreen juga penting, terutama pada seseorang dengan kelainan fotosensitif genetik.

Agar tubuh terus mendapat vitamin D, ia menyarankan orang-orang agar mengonsumsi suplemen.

"Paparan sinar matahari minimal tidak apa-apa," ujar Boakye.

"Kuncinya adalah menghindari sinar matahari dengan cara yang aman, seperti mengenakan topi lebar, sunscreen dengan spektrum luas, dan kemeja UPF."

Sementara itu, ahli bedah kulit Dr. Howard Sobel mengatakan, seseorang dapat mengubah pola makannya untuk mendapatkan lebih banyak vitamin D.

"Juga, ada banyak makanan kaya vitamin D yang membantu menjaga kadarnya tetap tinggi. Cobalah makan telur, salmon, yogurt, susu, dan jus jeruk."

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/09/190000020/sunscreen-tak-halangi-vitamin-d-dari-sinar-matahari-benarkah-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke