Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pakai Headphone Saat Tidur, Apa Risikonya?

Mulai dari suara bising dari luar yang mengakibatkan sulit tidur, pasangan yang mengorok, atau membutuhkan lagu dan suara pengantar tidur.

Namun, apakah tidur dengan menggunakan headphone baik untuk kesehatan? Atau sebaliknya?

Mengapa banyak orang tidur dengan headphone?

Tak jarang, seseorang ingin meningkatkan kualitas tidurnya dengan musik.

Apalagi, headphone mampu menghadirkan beberapa hal yang membuat tidur nyaman, seperti menghalau suara bising, relaksasi, dan pelepas stres.

Lalu, audiolog Valerie Pavlovich Ruff pun mengungkapkan bahwa orang-orang yan kerap mendengarkan suara dengungan di telinganya (tinnitus) kerap tidur dengan headphone agar dapat tidur dengan tenang.

Suara dengungan itu bisa terjadi karena berbagai sebab, seperti efek samping obat-obatan, konsumsi tinggi kafein, kehilangan pendengaran, trauma telinga, hingga tekanan fisik.

“Stres dan masalah emosi pun dapat menyebabkan telinga berdenging," kata dia.

“Inilah sebabnya mengapa banyak orang mungkin ingin tertidur dengan mendengarkan sesuatu yang menenangkan hanya untuk menghilangkan stres,” ujar dia lagi.

Ruff juga mengatakan, headphone saat tidur memang benar-benar dapat meningkatkan tidur.

Namun, kebiasaan ini tetap bergantung pada jenis headphone dan bagaimana kita menggunakannya.

Berikut tips cara memannfaatkan headphone dengan baik.


  • Hindari headphone noise-cancelling

Headphone jenis ini akan membuat kita sulit mendengar suara lain, sehingga jika ada seseorang yang berusaha menghubungi kita dalam keadaan darurat, kita akan sulit mendengarnya.

  • Pakai volume menjadi setengah atau lebih kecil

Rata-rata, kebanyakan orang dapat mendengarkan suara pada 85 desibel hingga delapan jam tanpa dampak negatif.

Namun jika mendengarkan apa pun di atas 85 desibel, kita harus membaginya menjadi dua waktu untuk setiap tiga desibel yang ditambahkan.

Artinya, jika mendengarkan sesuatu pada 88 desibel, itu hanya aman untuk dilakukan selama empat jam.

Jadi,  Ruff menyarankan untuk mengubah volume headphone menjadi lebih dari setengah atau lebih rendah dan tidak memakainya terlalu lama.

“Kuncinya di sini adalah volume dan lamanya waktu Anda mendengarkan,” kata Ruff.

“Jika ada pada tingkat yang aman, kita dapat mendengarkan musik sepanjang hari. Namun jika musik itu kencang, pendengaran bisa rusak hanya dalam waktu 15 menit,” tambah dia.

Bahkan dalam sebuah studi yang meneliti kebiasaan mendengarkan seseorang, mereka yang mendengarkan musik lebih dari tiga jam per harinya lebih mungkin mengalami degungan telinga.

Lalu 10 persen di antaranya dilaporkan mendengarkan musik dengan 90-100 desibel selama satu minggu untuk waktu yang lama, termasuk saat tidur.

Padahal, hal ini dapat meningkatkan risiko hilangnya kemampuan mendengar.

Lalu, dia pun menyebut in-ear headphone dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan infeksi.

Meski awalnya terasa nyaman, headphone seperti ini dapat membuat rasa tidak nyaman muncul seiring kita terlelap.

Tak hanya itu, in-ear earbuds juga dapat mengunci kelembapan pada telinga, terutama jika kita tidur setelah mandi.

Hal ini dapat menyebabkan tumbuhnya bakteri dan berujung pada infeksi telinga.

  • Pastikan over-the-ear headphone tidak memiliki kabel

Tentu kita tidak ingin tercekik kabel saat tidur, kan?

Karena itu, headphone over-the-ear nirkabel dapat membuat diri merasa lebih nyaman karena tidak menghalangi saluran telinga.

  • Gunakan speaker eksternal jika bisa

Memang, tak semua orang beruntung untuk memiliki speaker.

Namun jika bisa, spaker eksternal lebih ideal karena tak membuat telinga tertekan. Selain itu, kita bisa memasang timer agar musik bisa berhenti di waktu tertentu.

Dengan ini, hal yang didengarkan pun tak akan mengganggu tidur kita.


Efek samping

Ada beberapa efek samping dari penggunaan headphone yang dapat merusak telinga bagian luar maupun dalam, termasuk kehilangan pendengaran.

  • Penumpukan lilin

Kita memiliki kelenjar di saluran telinga luar yang mengeluarkan kotoran untuk menjaga telinga tetap lembap sehingga tidak gatal atau kering.

Ini juga yang menghentikan kotoran agar tidak jatuh dan mencapai gendang telinga..

Namun, saat kita memasukkan benda asing ke dalam telinga, seperti kapas atau earbud, kita sebenarnya dapat mendorong lilin itu lebih jauh ke belakang dan membuatnya menjadi padat.

Jika ini terjadi, kemungkinan telinga akan berdenging, sedikit kehilangan pendengaran atau merasa seperti saluran telinga tersumbat.

“Dalam beberapa kasus, kotoran telinga mungkin harus dikeluarkan oleh dokter,” catat Ruff.

  • Swimmer’s ear

Ketika air terperangkap di saluran telinga, bakteri dapat tumbuh dari waktu ke waktu dan menyebabkan infeksi yang biasa disebut “swimmer’s ear".

Sesuai namanya, hal ini bisa terjadi jika kita berenang secara teratur.

Namun, hal ini membuat kita “menjebak” kelembapan di telinga untuk waktu yang lama dengan mengenakan headphone atau penyumbat telinga.

Jika menderita swimmer’s ear, telinga bisa tampak merah, gatal dan nyeri.

Bahkan dalam beberapa kasus, ada nanah yang keluar dari telinga, dan pendengaran pun bisa terasa sedikit teredam.

Dalam situasi ini, penting untuk menjaga saluran telinga tetap kering dan segera menemui dokter telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) agar bisa memberikan obat tetes telinga untuk membantu mengobati infeksi.

  • Nekrosis

Jika headphone tidak pas, kulit di saluran telinga lama kelamaan bisa rusak dan berujung menjadi nekrosis.

Kondisi ini terjadi ketika aliran darah terlalu sedikit akibat cedera atau trauma, sehingga sel-sel kulit mati dan meninggalkan lesi atau jaringan hitam dan coklat.

“Jika kita merasakan tekanan, rasa sakit, atau rasa penuh di telinga, maka itu bisa menunjukkan bahwa steker atau earbud kita tidak pas,” kata Ruff.

“Meski bisa disesuaikan agar earbud terasa lebih nyaman, tetapi saja akan sulit melakukannya jika tidur dengan miring.

Tidur dengan headphone, apakah boleh?

Intinya, kita dapat menggunakan headphone saat tidur asalkan bukan over-the-ear ganda, dan menurunkan volume saat kita memakainya.

“Berhati-hatilah dengan seberapa keras volume dan seberapa pas,” saran Ruff.

“Saya sendiri tidak merekomendasikan untuk memakai headphone saat tidur."

"Tetapi kalau pun ingin, akan lebih baik memakai headphone over-the-ear atau headphone dengan head-band."

"Headphone jenis ini lebih baik dibandingkan model in-ear. Atau, menggunakan speaker eksternal malah lebih baik lagi,” cetus dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/10/100000620/pakai-headphone-saat-tidur-apa-risikonya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke