Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perhatikan, Tanda Kita Hidup dengan Orangtua Toksik

KOMPAS.com - Setiap anak memiliki hak untuk hidup bahagia dengan orangtua yang mengasihi mereka.

Sayangnya, banyak anak yang justru dibesarkan oleh orangtua beracun atau toxic parents.

Tidak jarang, anak yang dibesarkan dalam lingkungan beracun akan memiliki luka batin dan trauma. Dampaknya bisa dirasakan anak ketika mereka tumbuh dewasa.

Anak memerlukan waktu lama untuk dapat menyadari jika orangtuanya adalah orangtua toksik.

Bisa jadi, selama ini kita selalu menganggap semua perilaku orangtua adalah hal yang wajar, meskipun sebenarnya toksik.

Atau, kita tidak berhenti berharap agar orangtua mau berubah sehingga hubungan orangtua-anak dapat diselamatkan.

Begitu diungkapkan Peg Streep, penulis buku "Daughter Detox: Recovering from an Unloving Mother and Reclaiming Your Life".

Sejatinya, setiap hubungan antar manusia tidak lepas dari ketegangan atau konflik. Demikian pula hubungan antara anak dan orangtua.

"Anak yang tumbuh dewasa kerap membuat pilihan berbeda dari apa yang diinginkan orangtua mereka di sehingga beberapa konflik tak dapat dihindari," ujar Streep.

"Tapi yang membedakan ketegangan dan toksisitas adalah bagaimana cara menyelesaikan konflik dan pertentangan itu."

Hubungan beracun orangtua dan anak tidak muncul begitu saja dalam waktu singkat.

Kemungkinan, ada riwayat perilaku egois, mengendalikan, menyalahkan, atau mengabaikan yang sudah lama dilakukan orangtua terhadap anak.

"Masalah tertentu bisa muncul dan memicu keretakan dalam hubungan yang sehat, namun hubungan anak dan orangtua yang toksik tidak muncul begitu saja," jelas Streep.

"Orangtua dengan sifat narsistik yang tinggi, terlalu mengatur, atau agresif akan terus berperilaku seperti itu kendati anak sudah dewasa."

Lima tanda di bawah ini menunjukkan jika kita menghadapi orangtua yang toksik.

1. Memaksa anak untuk memenuhi keinginan orangtua

Sebagai anak yang tumbuh dewasa, kita tentu membutuhkan kasih sayang dan persetujuan dari orangtua kita.

Nah, orangtua yang toksik akan memanfaatkan hal itu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

"Walaupun kita mungkin membuat keputusan yang tepat, orangtua membuat kita merasa keputusan kita berbahaya bagi mereka dalam beberapa hal," kata konselor kesehatan mental Justine Carino.

"Mereka juga mengancam untuk tidak lagi memberikan kasih sayang jika kita melawan keinginan mereka."

Tanggapan serupa dikatakan oleh Streep. "Orangtua dapat menggunakan ancaman mengabaikan anak atau menghapus hak untuk mendapatkan warisan jika anak tidak mengikuti keinginan orangtua."

2. Sering meremehkan perasaan anak

Jika kita mencoba mengungkapkan rasa sakit atau kekecewaan mengenai suatu masalah pada orangtua toksik, mereka akan mengabaikan atau acuh tak acuh dengan perasaan kita.

Perilaku orangtua toksik itu membuat kita terus-menerus bertanya pada diri kita, apakah mengungkapkan perasaan kita merupakan sebuah kesalahan atau tidak.

"Kita sering merasa tidak valid secara emosional karena orangtua toksik, dan memiliki banyak keraguan setelah berbicara dengan mereka," kata Carino.

Psikolog klinis Craig Malkin menceritakan, salah satu kliennya dibesarkan oleh ayah yang senantiasa menanggapi emosi anaknya dengan pengabaian, seperti "kamu perlu belajar untuk melepaskan sesuatu".

Perilaku ini menimbulkan rasa malu dan kebingungan di diri klien tersebut, dan dirasakannya hingga dewasa.

"Klien itu membatasi kontak dengan ayahnya, tetapi setiap percakapan mereka memunculkan kecurigaan, di mana dia (klien) dianggap terlalu sensitif, terlalu menuntut, atau plin-plan," tutur Malkin.

"Dia meragukan dirinya sendiri pada tingkat yang lebih dalam daripada anak yang terus-menerus dikritik."

3. Pertentangan dianggap sebagai tindakan kurang ajar

Tidak ada ruang untuk berdiskusi secara sehat jika kita memiliki orangtua toksik.

Meskipun kita sudah dewasa, pendapat kita tidak ada artinya di mata mereka.

"Orangtua yang menganut gaya pengasuhan otoriter meyakini hanya ada satu jawaban, dan itu adalah jawaban darinya," ucap Streep.

"Kurangnya diskusi hanya memberikan kita satu pilihan, yaitu menyerah."

4. Mengkritik tindakan, keputusan, dan karakter anak

Banyak orangtua memiliki kebiasaan menyela pembicaraan dan mengomentari segala hal yang tidak sedang dibicarakan.

Misalnya saja, mereka mengomentari pakaian kita, pekerjaan kita di kantor, atau pasangan kita.

Semua komentar itu bisa membuat kita frustasi. Namun biasanya, ini merupakan salah satu bentuk kasih sayang orangtua kepada anaknya.

Nah, orangtua yang toksik tidak hanya mengkritik tindakan yang kita lakukan, tetapi juga karakter kita.

"Alih-alih menyoroti tindakan atau keputusan yang tidak disetujui, ibu atau ayah berfokus pada apa yang salah dalam diri kita, seperti terlalu sensitif atau terlalu bodoh atau apa pun yang muncul di benak mereka," kata Streep.

"Tindakan ini dimaksudkan untuk melemahkan kita, menjadi ragu atau menyalahkan diri sendiri."

Malkin juga menceritakan salah satu kliennya, wanita berusia 30 tahunan.

Wanita itu memiliki ibu yang selalu menyebutkan kesalahan sang anak.

"Dia terlalu pemilih dalam mencari pasangan pria, terlalu ceroboh dengan pengeluaran, terlalu memedulikan penampilannya, atau terkadang tidak peduli," terang Malkin.

"Temanya selalu sama, kebijaksanaan ibunya tidak usah dipertanyakan lagi dan klien (anaknya) seolah tidak tahu apa-apa."

Sedangkan menurut Carino, orangtua yang toksik membuat segala sesuatu yang kita lakukan tidak membuat kita terlihat baik.

"Kita belum memenuhi standar atau harapan mereka untuk menjadi apa yang mereka harapkan."

5. Menyalahkan anak atas masalah dan emosi yang dialami

Bukannya bertanggung jawab dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan, orangtua yang beracun justru melimpahkan kesalahan kepada anak.

Orangtua toksik akan mengatakan, masalah hubungan pernikahan mereka atau masalah keuangan semuanya adalah kesalahan anak.

"Orangtua kita mengatakan sesuatu yang menyakitkan dan mereka berkata, 'jika kamu tidak begitu sensitif, kami tidak akan mengalami semua drama ini'," ujar Streep.

"Atau orangtua berteriak dan berkata, 'jika kamu mendengarkan saya sejak awal, saya tidak perlu berteriak'."

Tips menghadapi orangtua toksik

Para ahli menawarkan beberapa saran agar anak dapat menangani orangtua yang beracun.

1. Buat batasan

Pikirkan apa yang kita inginkan dari batasan yang dibuat dan bicarakan dengan jelas kepada orangtua.

Memang hal ini terdengar sulit untuk dilakukan, namun seiring waktu akan menjadi lebih mudah, menurut Carino.

"Akan sangat membantu untuk mendiskusikan batasan pada saat kita berdua tenang dan menjauh dari situasi yang sedang ditangani," tambahnya.

"Bersikap tegas dan konsisten adalah bagian penting dari menjaga batasan."

2. Mengurangi kontak dengan orangtua

Jika orangtua toksik tidak menghargai batasan yang kita buat, cobalah mengurangi kontak dengan orangtua.

Dalam hal ini, kita bisa membatasi kontak dengan menghubungi orangtua hanya melalui panggilan telepon atau pesan singkat.

"Kita mungkin harus menjauhkan diri dari mereka untuk menyembuhkan diri, dan itu bisa menjadi pil pahit," cetus psikolog Chivonna Childs.

3. Memahami reaksi negatif orangtua toksik bukanlah kesalahan kita

"Orang terkadang menyerang, mengkritik, dan mengabaikan bukan karena kita melakukan sesuatu yang salah, tetapi karena mereka kesal kita melakukan sesuatu yang benar," kata Malkin.

Ia melanjutkan, banyak orangtua beracun yang memiliki sifat narsistik.

Sifat ini mendorong orangtua untuk merasa lebih istimewa sehingga mereka iri melihat bakat dan wawasan yang dimiliki orang lain.

"Itu artinya mereka akan mengabaikan atau menolak kita, tidak peduli seberapa hebat pekerjaan yang kita lakukan," jelas Malkin.

"Faktanya, mereka lebih cenderung merusak kesuksesan kita."

4. Konsultasi dengan terapis

Strategi terbaik untuk mengatasi orangtua yang toksik, menurut Streep, adalah berkonsultasi dengan terapis.

Sementara itu, Carino menekankan pentingnya mendapatkan konseling untuk menemukan cara yang sehat dalam menghadapi orangtua beracun.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/11/144735120/perhatikan-tanda-kita-hidup-dengan-orangtua-toksik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke