Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Membersihkan Lidah, Bukan Cuma Demi Mencegah Bau Mulut

Biasanya kondisi ini memberikan efek tidak nyaman saat beraktivitas hingga menimbulkan bau mulut.

Aroma tidak sedap ini kemungkinan besar disebabkan oleh kebiasaan kita yang kerap melewatkan langkah utama dalam rutinitas membersihkan mulut, yakni menggosok lidah.

Sama seperti gigi, lidah juga perlu dijaga kebersihannya dan kesehatanya.

Bagian tubuh ini memiliki serat kecil pada permukaannya yang memungkinkan sisa makanan tertinggal di area tersebut, yang disebut papila.

Pada bagian ini, papila dapat menyimpan 90 persen bakteri penyebab bau mulut.

Whitney DiFoggio, ahli kesehatan gigi Amerika Serikat yang aktif membagikan edukasi di media sosial, mengatakan ada lebih dari enam miliar bakteri di mulut.

Jumlah ini sama halnya dengan mikrobioma di dalam usus karena terdapat variasi bakteri baik dan jahat.

Beberapa bakteri baik berperan penting untuk mencegah plak dan radang gusi.

Sisanya merupakan bakteri jahat yang menyebabkan bau tak sedap dan masalah kesehatan mulut lainnya.

Kabar buruknya, bakteri-bakteri ini dapat berkembang biak dan berisiko memunculkan masalah kesehatan mulut lainnya.

"Bahkan setelah menyikat gigi dan flossing gigi dengan benar, masih akan ada bakteri yang tertinggal di mulut kita," kata DiFoggio.

Oleh karena itu kita perlu juga untuk rutin membersihkan lidah, tapi bukan dengan sikat gigi biasa.

Pembersih lidah vs sikat gigi

Kita disarankan untuk menggunakan alat khusus untuk membersihkan lidah.

Misalnya penggosok lidah khusus yang terbuat dari plastik, silikon atau pun stainless steel yang kini sudah banyak di pasaran.

Alat penggosok lidah ini umumnya dirancang untuk menghilangkan bakteri dan sisa makanan secara menyeluruh.

Mungkin sebagian dari kita masih bingung mengapa sikat gigi tidak efektif dalam membersihkan lidah?

Ada penelitian yang menunjukan bahwa penggosok lidah lebih efektif dalam mebersihkan lidah, karena alat ini secara signifikan dapat mengurangi kadar senyawa sulfur volatil (VSC) dibandingkan dengan sikat gigi.

Studi lain menemukan, penggosok lidah mengurangi sekitar 75 persen sisa makanan di lidah, sementara itu sikat gigi hanya 45 persen.

Namun jika tidak memiliki pembersih lidah khusus, kita dapat menggunakan sikat gigi.

Alternatif ini akan lebih baik dalam menjaga kebersihkan mulut menyeluruh daripada tidak sama sekali.

Berikut ulasan selengkapnya, sebagaimana dikutip dari Hum Nutrition.

1. Mencegah bau mulut

Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa sumber bau mulut tak cuma disebabkan oleh sisa makanan di sela-sela gigi dan gusi, tapi juga pada permukaan lidah yang kotor.

Membersihkan lidah secara rutin dapat menghilangkan sejumlah bakteri penyebab bau mulut.

Terutama pada makanan yang beraroma tajam, seperti bawang putih hingga ikan tuna.

2. Indra pengecap menjadi lebih tajam

Jika digunakan dengan benar, membersihkan lidah dapat meningkatkan ketajaman indra pengecap.

"Bila lidah tidak dilapisi oleh bakteri dan sisa makanan yang tebal, maka lidah akan memberi respons lebih baik terhadap makanan," kata DiFoggio.

Hal tersebut sudah dibuktikan pada penelitian dan studi yang dilakukan pada tahun 2021.

Studi tersebut menemukan fungsi indra pengecap akan lebih sensitif pada peserta yang rutin membersihkan lidah setidaknya dalam 14 hari terakhir.

3. Dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan

Menggosok lidah dapat menjaga kesehatan secara keseluruhan, terutama untuk kesehatan mulut dan pencernaan.

Aktivitas satu ini dapat berkontribusi dalam membuang racun dan bakteri jahat yang mengendap di area mulut, terutama lidah.

"Memiliki lidah yang bersih berarti kita tidak menelan bakteri mulut setiap makan atau minum. Pada gilirannya, sistem pencernaan dan kekebalan tubuh akan lebih baik," tutup DiFoggio.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/12/124404120/membersihkan-lidah-bukan-cuma-demi-mencegah-bau-mulut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke