Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Punya Daddy Issue dan Melampiaskannya ke Pasangan? Bukan Itu Solusinya

Umumnya ini dialami oleh orang yang memiliki hubungan bermasalah atau jauh dengan ayahnya.

Namun daddy issue juga bisa dirasakan oleh anak yang memiliki kedekatan hubungan yang tidak sehat dengan ayahnya.

Daddy issue bukan istilah maupun kondisi psikologis yang diakui dunia kesehatan namun ini menjadi fenomena tersendiri karena pengaruh orangtua.

Dampak negatifnya bahkan bisa bertahan lama hingga anak dewasa dalam setiap aspek kehidupannya.

Cara mengatasi daddy issue dengan tanpa mengorbankan hubungan pribadi

Orang yang menderita daddy issue cenderung melampiaskannya pada perilaku tertentu yang berdampak pada hubungan personalnya.

Salah satu perilaku yang umum didapati adalah mencari pasangan yang jauh lebih tua dan berkuasa.

Tujuannya untuk menggantikan sosok ayah yang hilang dari masa kecilnya yang telah lalu.

Namun perilaku itu sebenarnya tidak memberikan solusi dan malah merusak kehidupan kita.

Dikutip dari Very Well Mind, terapis hubungan dan seks Caitlin Cantor mengatakan penderita daddy issue perlu menyadari satu hal yang amat penting.

"Dimulai dengan mengenali bahwa ayah Anda, bukan Anda, yang bertanggung jawab atas masalah Anda," katanya.

Selain itu, ia membagikan sejumlah langkah untuk mengatasi masalah psikologis tersebut.

Mengenali penyebabnya

Ketika tidak terpenuhi, anak-anak mulai percaya bahwa mereka tidak layak mendapatkan cinta, perhatian, kasih sayang, atau apa pun yang dibutuhkan.

Pemikiran yang tumbuh ini kemudian bergema hingga dewasa yang bermanifestasi sebagai daddy issue. 

Cantor menyarankan kita untuk belajar mengenali bagiamana hubungan kita dan ayah memberikan pengaruh pada kehidupan saat ini.

"Bagaimana Anda dapat "menegaskan kembali kepercayaan lama" dengan menghidupkan kembali pola masa kanak-kanak dalam hubungan Anda saat ini," katanya.

Proses ini perlu untuk menyembuhkan daddy issue yang tertanam dalam diri kita.

Namun tahapannya akan melibatkan kemarahan, kesedihan dan berbagai emosi yang kita pendam sebelumnya.

"Ini adalah kesempatan untuk merasakan kesedihan untuk diri Anda yang lebih muda, yang tidak mendapatkan apa yang mereka butuhkan."

Belajar dari pengalaman

Setelah menyadari pengaruh masa lalu pada hubungan dan kehidupan kita saat ini, maka saatnya belajar dari pengalaman itu.

Kita bisa menggantinya dengan hubungan emosional yang baru dan lebih sehat.

Cantor menjelaskan, bagian ini melibatkan kesadaran bahwa ketika kita menjalin hubungan dengan seseorang yang jauh secara emosional atau tidak memperlakukan kita sebagaimana mestinya.

"Itu bukan masalah yang [Anda] perlu selesaikan, itu informasi tentang orang itu... Itu tidak pernah tentangmu," tegasnya lagi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/16/133711320/punya-daddy-issue-dan-melampiaskannya-ke-pasangan-bukan-itu-solusinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke