Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenali, 5 Masalah pada Kulit Ibu Pascamelahirkan

KOMPAS.com - Masa mengandung dan melahirkan merupakan waktu yang tidak mudah bagi para ibu.

Mereka tidak sekadar menjaga kesehatannya agar si bayi tetap sehat, namun juga menghadapi perubahan fisik usai persalinan.

Salah satu yang paling sering dirasakan ibu pascamelahirkan adalah terjadinya perubahan pada kondisi kulit.

“Tepat setelah persalinan, cenderung ada aliran adrenalin dan endorfin yang membantu ikatan awal dan pemulihan," kata Laura Erlich, seorang spesialis kesuburan dan kebidanan holistik.

"Tetapi dalam beberapa hari pascapersalinan, ada penurunan tajam dalam hormon kehamilan," sambung dia.

Kondisi kulit pascamelahirkan

Ia menjelaskan, perubahan kondisi kulit pascamelahirkan bisa disebabkan oleh baby blues.

Alasannya ada ketidakstabilan emosi pada ibu mengakibatkan peningkatan hormon stres atau kortisol.

"Hal ini sangat menguras (energi) tubuh dan dapat menyebabkan banyak masalah, termasuk outbreak kulit, kekeringan, dan ruam," kata Erlich.

Lebih lanjut dia memaparkan perubahan kondisi kulit yang wajib diwaspadai ibu. Tidak lupa, Erlich juga membagikan tips untuk mengatasinya.

Untuk lebih jelasnya, simak yang berikut ini.

1. Melasma

Melasma yang disebut juga sebagai "pregnancy mask" adalah suatu kondisi yang menyebabkan penggelapan kulit sebagai akibat dari peningkatan produksi melanin.

“Kadang-kadang muncul sebagai bintik-bintik di wajah, peningkatan bintik-bintik, atau penggelapan kulit di sekitar mulut,” kata Erlich.

Ia menambahkan, melanin juga dapat memunculkan linea alba, garis gelap yang timbul di perut dari pusar ke tulang kemaluan selama kehamilan.

Sebenarnya melasma adalah bentuk hiperpigmentasi atau bercak pada kulit yang membandel.

Biasanya melasma akan hilang dengan sendirinya setelah kadar hormon ibu kembali normal.

Namun, ada cara untuk mengatasi melasma, yaitu dengan menjauhkan tubuh dari paparan sinar matahari.

Alasannya adalah sinar ultraviolet (UV) adalah pemicu kondisi tersebut.

Hal itu dijelaskan oleh Geeta Yadav, dokter kulit bersertifikat. Untuk mencegahnya, Yadav menyarankan ibu untuk mengenakan sunscreen dengan SPF 30.

"Pakai itu ketika paparan sinar matahari tidak dapat dihindari atau dapar menggunakan topi besar dan kacamata hitam besar," ujar dia.

Yadav juga meminta ibu untuk tidak melakukan hot yoga dan sauna sebab panas dapat memperburuk melasma.

2. Eksim

Eksim adalah suatu kondisi peradangan kulit yang mengakibatkan kekeringan dan gatal.

Eksim sering muncul karena cepatnya penurunan hormon kehamilan serta perubahan sistem kekebalan yang terjadi pascamelahirkan.

Selain itu, tingkat keparahan eksim akan meningkat bila ibu merasa stres selama beberapa minggu pertama setelah melahirkan bayi.

Erlich mengatakan, eksim tidak selalu hilang setelah kehamilan apalagi jika kondisi ini sudah muncul sebelum ibu hamil.

Agar eksim segera hilang, Erlich menyarankan ibu untuk mengonsumsi makanan padat nutrisi dan menghindari tepung putih, susu (jika sensitif) dan gula olahan.

Ia juga menyarankan ibu untuk tidak mandi air panas karena dapat menyebabkan eksim meradang.

Di sisi lain, produk perawatan kulit yang mengandung yang colloidal oatmeal dan lidah buaya dapat membantu menangani eksim.

3. Jerawat

Jerawat pascapersalinan dapat berupa kista, komedo, atau jerawat nanah. Hal ini disebabkan oleh penurunan estrogen secara tiba-tiba.

Selain itu, juga diiringi dengan peningkatan prolaktin setelah ibu melahirkan bayi. Seperti halnya eksim, peningkatan kadar kortisol pascapersalinan turut menyebabkan jerawat.

“Kortisol adalah hormon stres yang meningkatkan kelenjar sebaceous di kulit yang dapat meningkatkan produksi sebum dan dapat menyebabkan outbreak,” ujar Erlich.

Erlich menyarankan ibu untuk rutin membersihkan dan melembapkan kulitnya agar lapisan terluar dari tubuh tetap seimbang.

Tapi, ibu sebaiknya menghindari penggunaan retinoid dan BHA, seperti asam salisilat saat sedang menyusui.

Sebagai gantinya, ibu dapat memilih benzoil peroksida atau asam azelat untuk mengatasi jerawat.

"Bahkan dapat membantu menenangkan peradangan yang disebabkan oleh noda, mengurangi kemerahan, dan nyeri," imbuh Yadav.


4. Stretch marks

Yadav mengatakan, fluktuasi hormon selama kehamilan dapat menyebabkan ikatan serat kolagen dan elastin melemah.

"Secara bersamaan, kulit dipaksa untuk meregang dengan sangat cepat dan lebih cepat daripada yang bisa disesuaikan," ucap Yadav.

"Ini menyebabkan serat-serat itu koyak, menciptakan garis-garis di bawah permukaan kulit Anda," sambung dia.

Stretch marks paling sering ditemukan di area kulit yang dipaksa untuk meregang paling banyak, seperti di payudara, perut, lengan atas, pinggul, maupun paha.

Namun, Yadav melanjutkan, ketika strech marks muncul maka perubahan kulit ini sulit untuk dipulihkan.

“Perawatan kulit yang mencakup vitamin A dan asam glikolat dapat memperbaiki penampilan, seperti halnya terapi induksi kolagen, seperti radiofrequency microneedling,” kata dia.


5. Polymorphic eruption of pregnancy

Polymorphic eruption of pregnancy (PEP) sebenarnya merupakan kondisi umum dari kehamilan.

Tetapi, perlu diingat juga bahwa PEP dapat segera muncul setelah ibu melahirkan.

"Kondisi ini ditandai dengan plak merah gatal yang awalnya muncul di daerah perut, biasanya di sekitar pusar," kata Yadav.

“Faktor risiko PEP termasuk kenaikan berat badan yang cepat dan berlebihan, jadi menjaga pola makan seimbang selama kehamilan adalah kuncinya.”

Yadav menerangkan, PEP cenderung memengaruhi wanita saat pertama kali hamil dan biasanya tidak kambuh pada kehamilan berikutnya.

PEP bisa memakan waktu sekitar empat minggu untuk sembuh dan ada cara untuk mengatasinya.

Seperti dengan kortikosteroid topikal yang bisa didapatkan tanpa resep atau resep dari dokter kulit dan antihistamin oral.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/16/170000920/kenali-5-masalah-pada-kulit-ibu-pascamelahirkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke