Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Risiko Menjalani Operasi Plastik di Usia Remaja, Seperti Bella Hadid

Pengakuannya itu memicu sejumlah reaksi publik, khususnya kritikan yang ditujukan pada kedua orangtuanya.

Mohammed Hadid dan Yolanda Hadid dianggap gegabah mengizinkan putrinya menjalani operasi plastik di usia yang masih sangat dini.

Usia 14 tahun dinilai belum tepat untuk memutuskan perubahan yang sifatnya permanen untuk penampilan fisiknya, seperti operasi plastik.

Apalagi belakangan, Bella Hadid menyesali tindakannya itu dan berharap tetap mempertahankan bentuk hidungnya yang asli.

Ayah dan ibunya dinilai tidak bertanggungjawab dengan membiarkan anaknya menjalani prosedur korektif itu, alih-alih mebimbingnya agar lebih percaya diri.

Salah satu jenis operasi plastik yang paling populer yakni rhinoplasty guna memperbaiki bentuk hidung, seperti Bella Hadid. 

Prosedur ini adalah bedah estetika yang bisa dilakukan ketika hidung telah tumbuh hingga 90 persen dari seharusnya.

Biasanya ini terjadi ketika anak perempuan berusia 13-14 tahun dan 15-16 tahun pada anak laki-laki.

Kebanyakan remaja ingin melakukan operasi plastik karena ingin meningkatkan kepercayaan diri dan memperbaiki penampilan fisik.

Mungkin alasannya mirip dengan banyak orang dewasa lainnya namun remaja dianggap belum matang dan yakin akan identitas dirinya sehingga cenderung ingin meniru orang lain.

Maka dari itu, usia remaja dianggap belum pas untuk menjalani operasi plastik yang sifatnya permanen.

Perlu kedewasaan emosional dan dukungan keluarga penuh untuk menjalani operasi plastik korektif yang prosesnya seringkali menyakitkan dan berisiko.

Bella Hadid menjalani rhinoplasty di usia 14 tahun, batas usia minimum yang ditetapkan banyak pakar bedah plastik.

Oleh sebab itu, tindakan yang dijalani tergolong aman dan tidak menyalahi aturan yang ada.

Namun setiap operasi plastik tentunya memiliki risiko kesehatan masing-masing.

Dalam hal operasi di hidung, risiko yang dihadapi antara lain mati rasa, mimisan, bekas luka di pangkal hidung, pecah pembuluh darah kecil di permukaan kulit, pembengkakan, dan kerusakan saraf permanen.

Kadangkala, diperlukan pula operasi kedua atau ketiga untuk menekan komplikasi atau memperbaiki bentuknya sesuai keinginan.

Apalagi tubuh anak remaja biasanya masih mengalami perubahan sehingga hasil operasi plastik tersebut tidak selalu bertahan.

Namun ada beberapa hal yang sebaiknya orangtua pertimbangkan, sebelum menyetujuinya.

Anak memiliki tujuan yang realistis

Pastikan anak remaja kita memiliki tujuan yang realistis ketika menginginkan operasi plastik.

Misalnya mereka ingin menjalani rhinoplasty karena khawatir dengan punuk yang ada di hidungnya dan ingin memiliki bentuk yang lebih baik.

Namun jika anak ingin operasi plastik demi bisa bergaul dengan temannya dan menjadi populer, maka itu bukan tujuan yang realistis.

Menunjukkan kedewasaan dan memahami prosedur, risiko, dan konsekuensinya

Orangtua perlu memahami apakah anak remajanya memahami berbagai hal tersebut dengan baik sebelum mengizinkan operasi plastik.

Termasuk implikasi dan komplikasi yang mungkin terjadi pasca menjalani operasi.

Pastikan juga anak kita memiliki pemahaman tentang kemungkinan hal-hal yang salah dan bersedia menerima situasi itu jika itu terjadi.

Permintaan anak sendiri

Keinginan untuk menjalani operasi plastik harus muncul dari anak sendiri, bukan dorongan dari teman, saudara atau bahkan kita sebagai orangtuanya.

Hal ini untuk mencegah penyesalan di kemudian hari atau pengalaman negatif yang dirasakan anak kita akibat luka emosionalnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/17/093241820/risiko-menjalani-operasi-plastik-di-usia-remaja-seperti-bella-hadid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke