Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Risiko Heat Stroke, Alasan Pembalap MotoGP Mandalika Merendam Diri

Sekilas, rasanya kocak menyaksikan tingkah para pembalap yang biasanya gagah berlaga di sirkuit berkecepatan tinggi itu.

Agaknya mereka memang benar-benar tidak sanggup menghadapi suhu yang tinggi dan panas terik di negara tropis seperti Indonesia.

Apalagi, balapan di Sirkuit Mandalika, Lombok ini merupakan Pertamina Grand Prix of Indonesia yang pertama kali digelar.

Heat stroke, alasan pembalap MotoGP merendam diri

Iklim dan cuaca terik di Tanah Air bisa mencapai 44 derajat celcius dan presentase kelembapan udara tinggi bisa mencapai 96 persen.

Tak heran jika para pebalap MotoGP Mandalika 2022, yang umumnya berasal dari Eropa, mengeluhkan cuaca panas dan tidak bersahabat bagi mereka.

Segala cara dilakukan untuk menjaga suhu tubuh tetap nyaman, termasuk dengan nyemplung ke bak mandi, memeluk kipas angin sampai menyimpan helm di lemari pendingin.

Pusat Pengendalian dan Pencegah Penyakit atau CDC di Amerika Serikat menyatakan penyakit terkait suhu selama musim panas atau kemarau dapat menyebabkan komplikasi serius.

Dr. Reginald Mason, dokter dari Permanente di Atlanta pun menyebut, orang-orang tertentu berisiko lebih tinggi mengalami heat stroke, terutama bagi mereka yang berolahraga di bawah cuaca terik.

"Atlet yang kondisi tubuhnya dalam keadaan sehat pun bisa menderita heat stroke akibat aktivitas yang berlebihan dalam berolahraga," katanya, seperti dilansir US News.

Apa itu heat stroke dan gejalanya?

Heat stroke merupakan suatu kondisi yang mana suhu tubuh meningkat secara drastis akibat cuaca panas.

Biasanya heat stroke menyerang orang-orang yang terlalu lama beraktivitas atau terkena paparan sinar matahari langsung dalam waktu yang cukup lama.

Kondisi tersebut dapat terjadi ketika suhu lingkungan terdeteksi mencapai 40 derajat celcius atau lebih sehingga menimbulkan gejala kepanasan, pusing hingga pingsan.

"Jika berolahraga pada waktu yang salah, kita dapat berisiko mengalami heat stroke dalam 20 hingga 30 menit," kata Dr. Mark J. Conroy.

Ia adalah seorang kedokteran di bidang olahraga di Ohio State University Wexner Medical Center, di Colombus.

Penting untuk diketahui bahwa bahkan atlet yang berkondisi baik pun dapat menderita akibat yang parah dari aktivitas yang berlebihan dalam olahraga akibat panas yang terlalu tinggi.

Heat stroke juga dapat terjadi pada orang yang tidak melakukan sesuatu yang berat tetapi terkena suhu yang terlalu panas untuk tubuhnya.

"Anda tidak harus keluar berolahraga selama dua jam; itu bisa terjadi cukup cepat jika Anda rentan terhadap serangan panas dan tidak boleh keluar dalam cuaca 100 derajat."

Heat stroke bisa memicu komplikasi yang serius dan bahkan menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.

"Lamanya heat stroke mempengaruhi seseorang sangat bervariasi," kata Douglas Casa, chief executive officer dari Korey Stringer Institute di University of Connecticut di Storrs, Connecticut.

Jika suhu tubuh korban heat stroke di bawah 40 derajat Celcius dalam waktu 30 menit, dia biasanya akan pulih sepenuhnya dan melanjutkan aktivitas normal dalam dua hingga empat minggu, kata Casa.

Jika suhu inti tubuh tidak didinginkan dengan cukup cepat, korban heat stroke dapat menderita komplikasi jangka panjang.

Misalnya masalah kognitif, seperti kehilangan ingatan; intoleransi dan ketidakmampuan untuk mengatasi panas; kerusakan otot; dan masalah ginjal dan hati.

Rata-rata orang yang mengalami heat stroke cenderung merasakan kepanasan, sakit kepala, kulit memerah, muntah hingga pernapasan dan detak jantung yang cepat.

Dalam kasus tertentu, peningkatan suhu tubuh yang terlalu cepat juga menimbulkan gangguan kognitif seperti kebingungan, berbicara cadel bahkan perubahan suasana hati.

Durasi seseorang mengalami heat stroke atau serangan panas ini tergantung pada kondisi tubuh dan tingkat keparahan dari gejala yang dialami.

Seseorang yang mengalami heat stroke perlu melakukan sejumlah perawatan untuk mendinginkan suhu tubuh dalam waktu cepat agar tidak terjadi komplikasi.

Cara mengatasi heat stroke dan menekan risiko komplikasi

Perawatan heat stroke perlu dilakukan segera dengan melibatkan proses pendinginan tubuh.

Mengucurkan orang tersebut dengan air dingin atau mandi dengan pancuran air bisa menjadi cara yang cukup efektif.

Membungkus orang yang mengalami heat stroke dengan handuk basah juga dapat menjadi pertolongan pertama agar gejala tidak semakin parah.

Menurut Mayo Clinic, mendinginkan tubuh penderita heat stroke sangat penting untuk mencegah kerusakan otak dan organ vital lainnya.

Maka tak heran sejumlah pembalap MotoGP Mandalika 2022 seperti Alex Rins, Raul Fernandez, dkk rela merendam diri sesegera mungkin, apapun wadah yang bisa dipakai.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/20/174020820/risiko-heat-stroke-alasan-pembalap-motogp-mandalika-merendam-diri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke