Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Tips Cegah Cacat Lahir pada Bayi Sebelum dan Selama Kehamilan

KOMPAS.com - Sebagai orangtua yang sedang menantikan kelahiran sang buah hati, tentunya kita akan melakukan apa pun yang terbaik agar bayi kita lahir dengan sehat dan bahagia.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa masalah bisa saja timbul di masa kehamilan yang dapat memengaruhi bayi kita seperti kondisi cacat lahir atau gangguan kesehatan lainnya.

Menurut CDC, satu dari setiap 33 bayi akan lahir dengan cacat lahir. Sebagian besar cacat lahir ini terjadi selama tiga bulan pertama kehamilan, meskipun beberapa dapat terjadi di kemudian hari.

Meskipun penyebab beberapa cacat lahir belum banyak diketahui, namun kita tetap bisa mencegahnya dengan melakukan langkah-langkah yang tepat.

Nah, dilansir dari laman The Healthy, berikut adalah enam tips untuk mencegah cacat lahir pada bayi, baik itu sebelum dan selama masa kehamilan.

1. Mengonsumsi multivitamin dengan asam folat

Bagi perempuan yang sedang mencoba untuk hamil, sangat disarankan untuk mengonsumsi multivitamin setiap hari dengan setidaknya 0,4 mg asam folat.

"Jika dikonsumsi sebelum dan pada minggu-minggu pertama kehamilan, asam folat, vitamin B, terbukti membantu mencegah cacat lahir yang serius pada otak dan tulang belakang," kata ahli medis dan kesehatan di March of Dimes di Arlington, Virginia, Rahul Gupta, MD.

"Juga merupakan ide yang baik untuk mengonsumsi makanan yang mengandung folat seperti lentil, sayuran berdaun hijau, kacang hitam, dan jus jeruk," sambung dia.

2. Makan makanan yang kaya nutrisi

Makan makanan bergizi adalah salah satu cara untuk memastikan bayi kita memiliki kesempatan terbaik untuk memasuki dunia dengan kondisi yang benar-benar sehat.

Menikmati makanan yang kaya vitamin (kalsium dan asam folat), misalnya, dapat memastikan bayi mendapatkan vitamin yang juga tercukupi.

American College of Obstetricians and Gynecologists pun merekomendasikan bagi para perempuan, khususnya yang sedang dalam masa kehamilan untuk lebih banyak mengonsumsi vitamin dari makanan.

Sebab, vitamin atau nutrisi menyerap lebih baik melalui makanan daripada melalui suplemen. 

Selain itu, pastikan juga kita mengonsumsi banyak buah dan sayuran, serta protein tanpa lemak selama masa kehamilan.

3. Hentikan alkohol, rokok, dan obat-obatan tertentu

Menurut CDC, mengonsumsi alkohol, rokok, dan penggunaan obat-obatan selama masa kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, lahir mati, serta keguguran.

Maka dari itu, berhenti merokok sebelum hamil sangat disarankan. Bahkan berhenti selama kehamilan sesegera mungkin masih akan memberikan perlindungan pada bayi.

"Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan bahan kimia berbahaya merusak plasenta dan mencapai aliran darah bayi yang menyebabkan cacat lahir tertentu," ungkap Dr Gupta.

Mengenai memiliki alkohol, anggap itu sebagai larangan yang pasti. Alkohol sangat tidak disarankan selama masa kehamilan.

Informasi yang salah tentang jumlah yang aman atau jenis alkohol untuk dikonsumsi kapan saja selama kehamilan dapat menyebabkan risiko kesehatan seperti keguguran atau cacat perkembangan.

Kemudian, obat-obatan tertentu selama masa kehamilan mungkin diperlukan untuk dapat mengelola kondisi kronis seperti hipotiroidisme.

Namun, beberapa obat tidak direkomendasikan untuk digunakan selama masa kehamilan karena bisa melewati plasenta dan dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi.

Sebagian besar obat-obatan tidak memiliki cukup data penelitian untuk mendukung penggunaan selama masa kehamilan karena hanya sedikit penelitian obat yang dilakukan pada wanita hamil.

Adapun CDC memperingatkan bahwa beberapa obat secara definitif dikaitkan dengan cacat lahir dan tidak boleh digunakan selama masa kehamilan, yakni thalidomide (Thalomid) dan isotretinoin (Accutane).

Dokter Gupta juga menyarankan kita untuk mempertimbangkan penggunaan herbal alami sebagai obat dan menghindarinya karena beberapa jenis dapat berdampak negatif pada janin atau merugikan kehamilan.

4. Pelajari riwayat keluarga

Menurut March of Dimes, ada lebih dari 7.000 kondisi medis yang memiliki penyebab genetik.

Sebuah keluarga dengan riwayat cacat lahir di kedua sisi harus melihat dari dekat susunan genetik mereka untuk menentukan apakah mereka mungkin berisiko.

Lakukan tes skrining pembawa genetik untuk menentukan risiko mewariskan masalah tertentu kepada anak-anak.

Jika ada masalah, tindak lanjuti dengan konselor genetik yang dapat memandu orang melalui riwayat keluarga mereka dan menawarkan evaluasi risiko untuk setiap anak yang mungkin mereka miliki.

Gangguan jantung, penyakit sel sabit, dan down syndrome adalah beberapa cacat lahir yang paling umum dengan komponen genetik, meskipun beberapa di antaranya terjadi secara spontan dan tanpa riwayat keluarga.

5. Menjaga berat badan yang sehat

Selama masa kehamilan, kenaikan berat badan yang direkomendasikan untuk wanita dengan berat rata-rata yang mengalami adalah sekitar 11-16 kg.

Meskipun menjaga berat badan yang sehat selalu dianjurkan, hal ini menjadi makin penting ketika kita sedang hamil.

Perempuan yang dianggap obesitas sebelum dan selama masa kehamilan lebih mungkin melahirkan bayi dengan cacat lahir, termasuk bayi yang lahir dengan cacat otak dan sumsum tulang belakang.

"Perempuan dengan berat badan yang tidak sehat juga lebih mungkin menderita komplikasi terkait persalinan," ujar Dr Gupta.

Oleh sebab itu, perempuan yang ingin mengurangi risiko cacat lahir terkait berat badan selama masa kehamilan harus mendiskusikan diet dan perubahan gaya hidup dengan dokter sebelum hamil.

Lalu, bagi perempuan yang sudah gemuk mungkin diminta untuk menurunkan berat badan saat hamil, dan harus berkonsultasi dengan dokter maupun ahli gizi untuk menemukan rencana penurunan berat badan yang sehat.

6. Pertimbangkan usia

Meskipun orang sering diberi tahu bahwa usia hanyalah angka, namun ternyata usia perlu mendapat perhatian lebih dalam hal kehamilan.

Perempuan berusia di atas 35 tahun memiliki peningkatan risiko cacat lahir terutama terkait dengan mutasi genetik seperti gen yang rusak atau ekstra, yang paling umum adalah down syndrome.

Ada juga bukti bahwa pria yang lebih tua berisiko lebih tinggi memiliki anak dengan komplikasi tertentu.

Melakukan tes skrining yang esktra selama masa kehamilan sering disarankan untuk perempuan di atas 35 tahun. Ini termasuk skrining DNA janin atau skrining darah ibu untuk melihat apakah bayi dalam bahaya.

Jika hasil tes skrining kita menunjukkan bahwa bayi mungkin berisiko mengalami cacat lahir tertentu, dokter mungkin akan menyarankan pengambilan sampel chorionic villus dan amniosentesis untuk informasi lebih lanjut.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/21/173823520/6-tips-cegah-cacat-lahir-pada-bayi-sebelum-dan-selama-kehamilan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke