Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal "Utang Tidur" dan Cara Membayarnya

Artinya, tidak semua orang bisa memiliki jam tidur yang sehat dan optimal seperti yang selama ini direkomendasikan, yakni 7-8 jam setiap malam.

Menurut tinjauan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, tahun 2020, hampir 33 persen orang dewasa yang bekerja mengaku memiliki waktu tidur hanya enam jam atau kurang setiap malam.

Sementara itu, dalam jajak pendapat di AS tahun 2020 terhadap lebih dari 1.000 orang dewasa, National Sleep Foundation mengungkap, umumnya responden merasa mengantuk, rata-rata tiga hari seminggu.

Kondisi ini juga disebut sangat memengaruhi aktivitas, suasana hati, dan produktivitas mereka sehari-hari.

Oleh sebab itu, American Academy of Sleep Medicine (AASM) menyatakan, memiliki kualitas tidur yang baik itu penting bagi kesehatan.

Menurut AASM, tidak cukup tidur bisa meningkatkan risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kanker.

Kurang tidur pun terkait dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh, disregulasi metabolik, maupun obesitas.

Jika kesimpulan itu tidak cukup membuat kita merasa cemas, para ahli pun memberi tahu bahwa semakin sering kita kurang tidur, maka semakin banyak kita menumpuk "sleep debt" atau utang tidur.

Mengenal utang tidur

Seorang profesor neurologi di School of Medicine Boston University, Dr Sanford Auerbach, mengatakan, kita membutuhkan jumlah tidur tertentu untuk berfungsi sebaik mungkin.

Ketika kita menguranginya, maka kita akan memeroleh utang tidur.

"Jadi, jika kita seharusnya tidur tujuh jam dan kita hanya tidur lima jam, itu bisa menyebabkan utang dua jam," kata Auerbach.

"Ketika itu terjadi, kita tidak berfungsi dengan baik pada hari berikutnya dan itu terakumulasi dari waktu ke waktu, seperti halnya dampak negatif pada fungsi kognitif untuk melakukan tugas sehari-hari," sambung dia.

Di sisi lain, profesor neurologi di Johns Hopkins Medicine, Dr Rachel Salas, mengungkapkan bahwa utang tidur lebih kompleks daripada yang mungkin kita sadari selama ini.

"Kita mungkin memiliki jam tidur yang tepat, tetapi itu tidak berarti kita mendapatkan kualitas tidur yang kita butuhkan," ungkap dia.

"Hal-hal seperti waktu bangun dan waktu tidur yang tidak konsisten dapat berdampak negatif pada tidur kita, yang selanjutnya dapat menambah utang tidur," lanjut dia.

Faktor lain yang memengaruhi kualitas tidur seseorang adalah tidur siang, baik waktu di siang hari maupun durasinya.

Aturan mudah untuk dijalani, kata Salas, adalah tidur siang sekitar 30 menit.

Apa pun yang lebih, seperti tidur siang selama satu jam mungkin dapat mengganggu kualitas tidur malam, sama seperti halnya tidur siang setelah 15.00.

"Jika kita tidur siang satu jam pada sore hari, misalnya, itu akan memengaruhi ritme sirkadian dan akan memengaruhi awal tidur kita, yang kemudian mengacaukan jadwal tidur harian dan menyebabkan insomnia," kata dia.

Maka dari itu, Dr Auerbach menambahkan, penting untuk dicatat perbedaan antara insomnia dan kurang tidur.

"Mereka yang menderita insomnia mengalami kesulitan tidur, sementara mereka yang dianggap kurang tidur biasanya tidak mengalokasikan cukup waktu untuk tidur," ujar dia.

Penyebab lain dari kurang tidur

Salas mengatakan, orang dapat memiliki masalah mendasar yang mungkin memengaruhi kualitas tidur seperti apnea tidur yang tidak terdiagnosis, depresi, kecemasan, dan menopause.

Dia juga menunjukkan, 80 persen orang yang memiliki apnea tidur obstruktif tidak terdiagnosis.

Tertidur di rapat (tidak peduli seberapa membosankannya) atau bahkan tertidur dalam waktu lima menit setelah berada di kasur bisa menjadi tanda masalah.

Salas juga menambahkan, wanita yang mengalami menopause juga lebih mungkin tidak terdiagnosis dengan masalah tidur seperti apnea.

"Wanita lebih menderita akibat apnea tidur yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati," kata dia.

"Mereka bukan pasien biasa yang mungkin dipikirkan seseorang ketika menderita apnea, selain orang dengan kelebihan berat badan atau pria," ungkap Dr Salas.

Jadi bagi wanita, mereka mungkin kekurangan berat badan dan benar-benar memiliki apnea yang signifikan karena mereka memiliki faktor risiko lain seperti pascamenopause.

Hambatan utama lain yang mengganggu kualitas tidur, menurut Dr Auerbach, salah satunya yang paling jelas adalah stres.

"Ini masalah manajemen stres. Apalagi, masalah tidur seperti insomnia, khususnya, juga berkaitan dengan stres dalam banyak hal," imbuh dia.

Membayar utang tidur

Meskipun membayar utang tidur mungkin dapat dilakukan dalam jangka pendek, tetapi itu akan menjadi lebih rumit dalam jangka panjang.

"Jika kita begadang karena bekerja atau memiliki sesuatu yang besar sehingga tidak bisa tidur, maka kita dapat memperbaikinya dalam 1-2 hari berikutnya," ungkap Dr Salas.

"Tapi, jika kita kurang tidur secara kronis selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun, tidak ada yang bisa kita lakukan untuk membayar kembali utang tidur itu," jelas dia.

Membayar utang tidur yang sudah kronis tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, meskipun tidur siang bisa sangat membantu untuk membuat kita beristirahat sejenak.

Namun, kita juga perlu membuat perubahan gaya hidup yang lebih baik untuk memprioritaskan kualitas tidur ke depannya.

Auerbach pun mengatakan, satu-satunya cara kita dapat memperbaiki masalah tidur adalah dengan membiasakan  pola hidup yang lebih sehat, dan mencoba tidur dengan waktu yang telah direkomendasikan.

"Pastikan tempat tidur adalah tempat yang santai dan nyaman, itu bisa bervariasi dari orang ke orang," sebut dia. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/22/200000520/mengenal-utang-tidur-dan-cara-membayarnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke