Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Kebiasaan yang Diam-diam Picu Risiko Diabetes

Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Dr Sharon Bergquist, diabetes tipe 2 adalah penyakit yang multifaktorial.

Artinya, penyakit ini bisa disebabkan oleh faktor yang bervariasi, mulai dari genetika seseorang, lingkungan, dan gaya hidupnya sehari-hari.

"Beberapa peningkatan risiko mungkin dikaitkan dengan kerentanan genetik, tetapi persentase yang lebih tinggi mungkin terjadi karena lingkungan dan gaya hidup yang dapat dipengaruhi oleh budaya dan sosial ekonomi," kata dia.

Nah, untuk itu kita perlu lebih mewaspadai gaya hidup atau kebiasaan kita sehari-hari, karena ini bisa menjadi faktor penting yang meningkatkan risiko diabetes.

Lebih lanjut, para ahli kesehatan pun membagikan lima kebiasaan yang diam-diam dan secara signifikan dapat meningkatkan risiko diabetes, berikut ini.

1. Melakukan cheat day

Mungkin sudah waktunya untuk memikirkan kembali konsep "cheat day" jika kita ingin menurunkan berat badan sekaligus mengurangi risiko diabetes.

Para peneliti menemukan bahwa satu hari makan berlebihan dapat mengganggu kontrol gula darah.

"Ini penting karena kadar gula berlebih bisa menjadi racun," kata pengajar kesehatan di Loughborough University's School of Sport, Carl Hulston.

"Tidak hanya itu, tetapi produksi insulin berlebih yang berkelanjutan — oleh pankreas — juga dapat menyebabkan disfungsi pankreas dan ketidakmampuan untuk memproduksi insulin saat dibutuhkan," kata dia.

Fakta-fakta ini pun menyoroti perlunya menyadari apa yang kita makan dan bagaimana hal itu dapat memengaruhi kesehatan kita.

Seorang peneliti Sion Parry mengatakan, data percontohan yang dimilikinya menunjukkan, satu hari makan berlebihan dengan lemak tinggi mampu merusak sensitivitas insulin seluruh tubuh pada individu muda yang sehat.

Kondisi ini mungkin memiliki implikasi bagi mereka yang memiliki gangguan makan berlebihan.

Atau bisa juga memengaruhi mereka yang makan berlebihan selama periode liburan dan perayaan pada waktu-waktu tertentu.

2. Menonton TV dalam waktu yang lama

Ada korelasi yang kuat antara menonton TV dan diabetes tipe 2.

Satu studi dari Harvard School of Public Health (HSPH) menunjukkan waktu menonton TV yang berlebihan dikaitkan dengan kondisi kesehatan yang serius.

"Pesannya sederhana. Mengurangi menonton TV secara signifikan dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kematian dini," kata Frank Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi di HSPH.

"Kita seharusnya tidak hanya mempromosikan peningkatan aktivitas fisik tetapi juga mengurangi perilaku menetap, terutama menonton TV dalam waktu lama," saran dia.


3. Sering mengonsumsi alkohol

Para peneliti telah menemukan, bahwa mengonsumsi minuman beralkohol bahkan seminggu sekali dapat menyebabkan resistensi insulin.

"Resistensi insulin ini muncul sebagai cacat metabolik utama yang mengarah ke diabetes tipe 2 dan penyakit arteri koroner (CAD)."

Demikian kata Christoph Buettner, Associate Professor of Medicine (Endokrinologi, Diabetes dan Penyakit Tulang).

"Seseorang yang sering mengonsumsi alkohol bahkan sekali seminggu selama bertahun-tahun, mungkin tetap dalam keadaan resisten insulin untuk jangka waktu yang lama dan ini bisa berpotensi terjadi bertahun-tahun," lanjut dia.

4. Merokok

Seperti yang sudah kita ketahui, merokok bisa menyebabkan berbagai macam penyakit, salah satunya meningkatkan risiko diabetes.

FDA telah memperingatkan, 30-40 persen perokok lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes tipe 2 daripada bukan perokok.

Di samping itu, merokok juga dapat membuat pengelolaan penyakit dan pengaturan kadar insulin menjadi lebih sulit karena kadar nikotin yang tinggi dapat mengurangi efektivitas insulin.

Ini menyebabkan perokok membutuhkan lebih banyak insulin untuk mengatur kadar gula darah.

5. Kebiasaan yang picu lemak visceral

Lemak visceral adalah lemak berbahaya yang tersimpan jauh di dalam perut, di sekitar organ vital seperti hati dan usus.

Lemak perut ini sangat terkait dengan sejumlah kondisi kesehatan yang serius, termasuk diabetes.

"Di antara individu yang obesitas, tidak harus seberapa banyak lemak yang dimiliki seseorang, melainkan di mana letak lemak pada seseorang yang mengarah pada diabetes."

Demikian kata profesor penyakit dalam di UT Southwestern, Dr James de Lemos.

Sementara itu, ahli jantung Dr Ian Neeland menemukan, individu yang mengembangkan pradiabetes dan diabetes memiliki bukti penyakit kardiovaskular dini bertahun-tahun sebelum timbulnya diabetes.

"Temuan ini menunjukkan bahwa kebiasaan yang dapat menyebabkan lemak visceral berlebihan dan resistensi insulin juga dapat berkontribusi pada penyakit kardiovaskular di antara individu yang obesitas," ungkap dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/23/120000020/5-kebiasaan-yang-diam-diam-picu-risiko-diabetes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke