Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hati-hati, Bahan Kimia di Bungkus Makanan Cepat Saji

Tapi, tahukah bahwa ternyata bungkus makanan dari restoran cepat saji juga sama berbahayanya karena mengandung bahan kimia?

Sebuah laporan terbaru menemukan bahwa tingkat mengkhawatirkan bahan kimia berbahaya yang dikenal sebagai PFA ditemukan dalam kemasan makanan di sejumlah restoran cepat saji dan rantai toko kelontong terkenal.

Menurut penyelidikan yang dirilis pada Kamis oleh Consumer Reports, tingkat indikator tertinggi untuk PFA tersebut ditemukan dalam kemasan makanan dari Nathan's Famous, Cava, Arby's, Burger King, Chick-fil-A, Stop & Shop, dan Sweetgreen.

Sering disebut sebagai "forever chemicals" karena tidak terurai di lingkungan, PFA digunakan dalam kemasan makanan untuk mencegah minyak dan air meresap melalui pembungkus makanan dan cangkir minuman.

Bahan kimia ini juga dapat ditemukan pada tinta yang digunakan untuk mencetak logo dan instruksi pada wadah makanan.

Laporan baru ini muncul lebih dari dua tahun setelah pandemi Covid-19, ketika masyarakat sangat bergantung pada layanan pesan antar dan pengiriman bahan makanan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebut paparan PFA (zat per dan polifluoroalkil) sebagai masalah kesehatan yang dapat membahayakan sistem kekebalan dan mengurangi daya tahan seseorang terhadap penyakit menular.

"Ada bukti dari penelitian pada manusia dan hewan bahwa paparan PFA dapat mengurangi respons antibodi terhadap vaksin," kata CDC dan Agency for Toxic Substances and Disease Registry, AS.

Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana paparan PFA dapat memengaruhi penyakit akibat Covid-19.

Bahayanya bagi kesehatan

Bahan kimia PFA biasanya dapat ditemukan dalam banyak produk peralatan masak antilengket, gaun dan gorden, telepon seluler, semikonduktor, pesawat komersial, dan kendaraan rendah emisi.

Bahan kimia ini juga digunakan untuk membuat karpet, pakaian, dan furnitur tahan terhadap noda, air, maupun minyak.

Menurut Agency for Toxic Substances and Disease Registry, PFA adalah bahan kimia yang dimiliki kebanyakan orang AS "dalam darah mereka", terutama asam sulfonat perfluorooctane (PFOS) dan asam perfluorooctanoic (PFOA),"

Dalam penyelidikan Consumer Reports, bahan kimia paling umum yang ditemukan dalam kemasan makanan yang diuji adalah PFOA, dengan PFOS berada di urutan kelima.

Selain dampak pada sistem kekebalan tubuh, Agency for Toxic Substances and Disease Registry mengatakan penelitian pada manusia dan hewan laboratorium telah menemukan dampak lainnya dari PFA.

Ada pun dampak itu meliputi peningkatan kadar kolesterol, perubahan enzim hati, risiko lebih tinggi terkena penyakit ginjal, kanker testis, pengurangan kecil dalam berat lahir bayi, dan risiko tambahan tekanan darah tinggi pada wanita hamil.

"PFA juga menyebabkan cacat lahir, perkembangan tertunda, dan kematian bayi baru lahir pada hewan laboratorium," kata badan tersebut.

Ketika kelompok lingkungan dan masyarakat mulai memerhatikan dampak kesehatan dari bahan kimia, produsen mulai secara sukarela menghentikan penggunaan PFOS dan PFOA di AS.

Antara 1999 dan 2014, kadar PFOS dalam darah di AS telah menurun lebih dari 80 persen dan kadar PFOA dalam darah telah menurun lebih dari 60 persen.

Namun, karena PFOS dan PFOA dihapus dan diganti, orang mungkin terpapar PFA versi lain yang lebih baru dalam kemasan makanan, yang tampaknya diserap oleh makanan lebih mudah daripada versi yang lebih lama.

Sebuah studi di Denmark telah menunjukkan bahwa PFA memang bermigrasi dari kertas ke dalam makanan.

"Meskipun tidak 100 persen, kami masih melihat penularan yang substansial," ungkap ahli kimia, lingkungan dan kesehatan manusia di European Environment Agency, Xenia Trier.

"Secara umum, penularan dari kemasan ke makanan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu makanan dan waktu yang dihabiskan untuk membungkus bahan," ungkap dia.

Cara untuk menghindarinya

Para ahli mengatakan bagi orang-orang yang ingin menghindari PFA dalam kemasan yang dibawa pulang atau layanan pesan antar, maka mereka harus mendukung perusahaan terkait untuk berkomitmen menghilangkan bahan kimia tersebut.

"Kita juga bisa segera mengeluarkan makanan dari tas atau kemasannya setelah kita menerimanya dan jangan pernah memanaskan kembali makanan di wadah aslinya," saran Trier.

Investigasi Consumer Reports menemukan beberapa tingkat PFA tertinggi berada di kantong kertas (192,2 ppm), serta mangkuk dan nampan serat yang dicetak (156,8 ppm).

Pelat kertas diuji pada 149 ppm. Kemudian pembungkus makanan dan liner datang pada 59,2 ppm.

"Jangan tertipu oleh klaim ramah lingkungan yang tidak menjamin produk bebas PFA," kata laporan itu.

"Ketika Consumer Reports menguji produk-produk tersebut, beberapa memiliki tingkat PFA di atas 100 ppm dan sebagian besar memiliki beberapa tingkat yang dapat dideteksi," lanjutnya.

Para ahli juga merekomendasikan kita untuk mengurangi frekuensi makan yang dibawa pulang (terutama makanan cepat saji) menjadi seminggu sekali atau kurang dari itu dan sebisa mungkin kita lebih sering membuat makanan sendiri di rumah.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/29/052012220/hati-hati-bahan-kimia-di-bungkus-makanan-cepat-saji

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke