Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Halus Melarang Anak di Bawah Umur Mengendarai Motor Sendiri

Tapi menurut aturan baru tentang SIM yang tertuang dalam Peraturan Kepolisian (Perpol) Nomor 5 Tahun 2021 Pasal 7, disebutkan bahwa batas minimal dalam membuat SIM A dan SIM C adalah 17 tahun.

Artinya, anak di bawah umur berdasarkan peraturan tersebut tidak diperbolehkan mengemudi sendiri. Jika melanggar tentu bisa terkena sanksi hukum.

Selain itu, anak dan remaja di bawah umur yang mengemudikan kendaraan sendiri berisiko terlibat dalam kecelakaan.

Sebab jika melihat perkembangan fisik dan mental anak, dapat dikatakan belum siap untuk menghadapi berbagai situasi kompleks yang mungkin terjadi di jalan.

Mungkin saja fenomena anak di bawah umur mengendarai kendaraan seringkali terlihat di sekitar kita. Atau justru kita pernah menerapkannya di dalam keluarga.

Jika itu sudah terjadi, orangtua perlu memberikan pemahaman yang tepat agar anak mudah mengerti kalau mengendarai motor atau mobil sebelum punya SIM adalah tindakan yang salah.

Komunikasikan dengan anak

Ketika larangan itu muncul dari orangtua padahal kemarin diperbolehkan, pasti anak akan mempertanyakan maksud dan tujuan dari larangan tersebut.

Oleh karena itu, beri anak pemahaman soal aturan berkendara yang benar dan lakukan dengan cara yang lebih halus.

"Dahulukan bicara dengan anak. Komunikasi adalah kuncinya."

Demikian kata Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si, Psi, Psikolog Anak dan Keluarga saat dihubungi Kompas.com, baru-baru ini.

Untuk sekarang dan ke depannya, cobalah untuk memberi pemahaman tersebut agar anak tidak nekat mengendarai motor atau mobil sendiri.

"Misalnya bisa bilang, mama baru sadar bahwa ternyata banyak sekali kerugian saat mama membolehkan kamu naik motor sendiri, kayaknya kita gak bolehkan lagi kamu bawa motor sampai kamu punya SIM, ya."

Demikian papar psikolog yang akrab disapa Nina tersebut.

  • Berikan validasi

Sebagai orangtua, kita dapat meminta maaf karena sudah mengizinkan anak bawa motor atau mobil sendiri.

Dalam hal tersebut, libatkan juga unsur validasi dan yakinkan kepada anak bahwa izin yang sudah diberikan kemarin itu keliru.

Contoh komunikasi dengan validasi sebagai berikut:

"Mama ngerti kamu mau motoran bareng sama teman-teman. Tapi tunggu sampai kamu punya SIM. Setelah punya SIM, kamu boleh bawa motor ke mana saja," papar dia.

Memberikan validasi ini juga dapat disematkan unsur ketegasan agar anak tidak melihat bahwa apa yang kita utarakan itu bukan hanya janji belaka.

Ketika memang saatnya SIM sudah di tangan. Izin mengemudi boleh diberikan.

"Kalau anak masih saja nekat bawa motor, jika perlu kunci motor bisa disimpan baik-baik," papar dia.

  • Belajar mengemudi di usia yang tepat

Demi mencegah kekecewaan anak dan menghindarinya nekat untuk tetap bawa motor sendiri, kita dapat mengalihkan kegiatannya dengan aktivitas lain.

"Membangun kedekatan dengan anak. Carikan dia aktivitas lain yang membuat si anak tidak terlalu fokus dengan hobinya yang motoran dengan teman-temannya," kata dia.

Jika usia anak sudah menjelang kriteria layak untuk memiliki SIM, berbagai aktivitas seperti kursus mengemudi atau melatih dan mengawasinya berkendara sampai lancar, dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan.

"Syarat punya SIM tidak bisa diganggu gugat. Hindari membenarkan dan mengajarkan kalau itu sudah tahu kalau itu keliru, berpeganglah kepada yang benar," kata dia.

Sebagai orangtua, memilih untuk tidak mengizinkan anak di bawah umur mengendarai motor atau mobil sendiri merupakan pilihan yang tepat dan bijak.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/31/230000120/cara-halus-melarang-anak-di-bawah-umur-mengendarai-motor-sendiri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke