Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kurang Tidur Ternyata Bikin Perut Buncit

Bahkan, berbagai macam cara telah dilakukan untuk dapat mengecilkan ukuran pinggang, mulai dari diet sehat hingga berolahraga secara rutin.

Namun, tidak semua usaha tersebut membuahkan hasil, sehingga beberapa orang merasa kecewa dan akhirnya frustrasi.

Ternyata, ada satu hal yang menjadi penyebab mengapa kita tetap mengembangkan lemak perut meski telah melakukan berbagai macam usaha untuk menghilangkannya.

Nah, kondisi yang biasanya ditandai dengan perut yang buncit ini sebenarnya sangat mungkin terjadi akibat kurang tidur atau kualitas tidur yang rendah.

Kurang tidur menyebabkan lebih banyak kerusakan

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam The Journal of American College of Cardiology mengungkap, kurang tidur terbukti meningkatkan asupan kalori dan mengakibatkan akumulasi lemak, khususnya lemak perut yang tidak sehat.

Menurut peneliti utama studi dari Mayo Clinic, Dr Virend Somers, dan profesor kedokteran kardiovaskular, Alice Sheets Marriott, kurang tidur tampaknya mengalihkan lemak ke kompartemen visceral yang lebih berbahaya.

"Meskipun selama pemulihan tidur ada penurunan asupan kalori dan berat badan, lemak visceral terus meningkat," kata mereka.

"Hal ini menunjukkan, tidur yang tidak memadai adalah pemicu yang sebelumnya tidak diketahui untuk deposisi lemak visceral."

"Dan bahwa catch-up sleep, setidaknya dalam jangka pendek, tidak membalikkan keadaan penumpukan lemak visceral," kata dia.

Lemak visceral adalah lemak yang membungkus organ dalam kita jauh di dalam perut.

Lemak ini diketahui sangat berbahaya untuk kesehatan secara keseluruhan karena memiliki hubungan yang kuat dengan penyakit metabolik dan jantung.

CDC juga mengatakan kurangnya kualitas tidur yang baik dapat menyebabkan risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi, diabetes, stroke, dan penyakit jantung.

Para peserta yang diteliti itu bergiliran dalam dua sesi tidur selama 21 hari. Satu sesi dianggap "tidur normal" dan sesi lainnya adalah "tidur terbatas".

Para peneliti mengamati setiap individu, kemudian mencatat pengeluaran energi (semua orang tetap relatif sama selama penelitian), dan asupan energi (kedua kelompok dapat dengan bebas mengakses makanan).

Juga diukur berat dan komposisi tubuh, serta distribusi lemak (termasuk lemak visceral).

Satu sesi tidur normal memulai empat hari pertama mereka dengan sembilan jam di tempat tidur untuk tidur.

Kemudian beralih ke empat jam tidur untuk kelompok tidur terbatas dan sembilan jam tidur untuk kelompok terkontrol.

Tiga hari terakhir, termasuk sembilan jam di tempat tidur untuk kedua kelompok.

Hasilnya, ada 300 kalori lebih banyak yang dimakan setiap hari selama sesi tidur terbatas dengan rincian 13 persen lebih banyak protein dan 17 persen tambahan lemak.

Kalori ekstra dinilai lebih tinggi pada tahap pertama kurang tidur dan lebih rendah menjelang periode pemulihan.

Memengaruhi lemak perut yang tidak sehat

Penelitian mengungkapkan bahwa kurang tidur dapat berkontribusi besar terhadap lemak perut yang tidak sehat.

Ketika tidak bisa tidur cukup, maka kita cenderung akan mengonsumsi kalori ekstra, dan kita juga tidak aktif secara fisik yang menempatkan kita pada risiko kondisi kronis.

Menurut Dr Covassin, penumpukan lemak visceral hanya terdeteksi oleh CT scan dan akan terlewatkan, terutama karena peningkatan beratnya cukup kecil atau hanya sekitar 0,4 kilogram.

"Yang juga mengkhawatirkan adalah efek potensial dari periode berulang dari kurang tidur dalam hal peningkatan progresif dan kumulatif dalam lemak visceral selama beberapa tahun," ungkap dia.

Maka dari itu, para ahli pun menyarankan kita untuk mencoba mendapatkan tidur yang cukup dalam jadwal yang sesuai dengan gaya hidup kita sehari-hari.

Mereka juga menganjurkan agar orang-orang yang tidak bisa tidur nyenyak untuk tetap mempertahankan diet lengkap dengan pilihan makanan yang sehat dan peningkatan olahraga yang sangat penting.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/06/080000820/kurang-tidur-ternyata-bikin-perut-buncit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke