Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Tipe Kepemimpinan Tahun 2022, Calon Pemimpin Harus Tahu!

Karena itu, banyak kajian kepemimpinan yang melihat dari sudut pandang sikap pemimpin, pola pikir, respon terhadap lingkungan, dan lain sebagainya. Alhasil, muncul banyak tipologi kepemimpinan yang ada dan masih digunakan sebagai pola pikir praktis maupun kajian teoritis.

Beberapa tipologi kepemimpinan yang banyak dibahas adalah kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional, kepemimpinan adaptif, kepemimpinan autentik, kepemimpinan inklusif, dan kepemimpinan sosial. Semua tipe kepemimpinan tersebut memiliki sudut pandang dan dasar analisisnya. Akan tetapi, dalam tulisan ini, saya merumuskan 10 tipologi kepemimpinan berdasarkan konteks dan situasi.

1. Kepemimpinan diri sendiri

Kazan & Bryant dalam bukunya yang berjudul Self-Leaderhsip: How to Become a More Effective, and Efficient Leader from the Inside Out, menjelaskan bahwa self-leadership adalah latihan mengendalikan pikiran, perasaan, dan tindakan menuju tujuan yang kita inginkan. Kata kuncinya adalah pengendalian. Inti dari self-leadership adalah pengendalian diri secara utuh.

Untuk memimpin orang lain, diri sendiri harus bisa dipimpin. Oleh karena itu, masalah dalam diri sendiri harus mampu kita selesaikan sebelum bisa bergerak untuk mengkoordinir orang lain.

Lao Tzu pernah mengatakan, “Mastering others is strength, mastering yourself is true power.” Jika diartikan dengan kontekstual, alasan seorang pemimpin bisa menginspirasi banyak orang adalah karena mereka telah mampu mengendalikan dirinya, menguasai pikiran dan tindakannya. Kekuatan tersebut termanifestasi ketika dia memimpin orang lain.

Contoh sederhananya adalah ketika kita memiliki target tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tentu hal yang sulit untuk tetap fokus pada target yang kita buat, terlebih dengan berbagai dinamika dalam kehidupan. Selain itu, tentu ada banyak distraksi yang menganggu: dari lingkungan maupun media sosial.

Seseorang yang telah menguasai dirinya tidak akan terganggu dengan distraksi tersebut dan memfokuskan diri hanya terhadap hal-hal yang penting untuk meraih tujuannya.

2. Kepemimpinan keluarga

Tipologi kepemimpinan jenis ini bukan untuk mendefinisikan perusahaan yang dibentuk oleh suatu keluarga, melainkan lebih kepada kepemimpinan dalam nucleus family. Pada dasarnya, kepemimpinan di dalam keluarga inti bertujuan untuk menguatkan ikatan antar satu sama lain dan menumbuhkan seluruh anggota keluarga menjadi pribadi yang lebih baik.

Kepemimpinan keluarga memiliki peran yang penting karena mereka membentuk pola pikir generasi selanjutnya, karena keluarga adalah rumah pertama dalam pendidikan generasi muda.

Menurut Galbraith & Schvanevedlt (2009), setiap keluarga berbeda dalam kemampuan untuk menumbuhkan keluarganya ke arah positif. Selain itu, beberapa orang tua mungkin kesulitan menerapkan satu kepemimpinan tertentu. Akan tetapi, Galbraith & Schvanevedlt mengemukakan bahwa setiap aksi yang mengarah pada kepemimpinan positif akan berdampak positif pada keluarga jika dilakukan dengan cara mendorong pertumbuhan anggota keluarga.

Rekan-rekan mungkin sudah melihat sendiri bagaimana pola kepemimpinan keluarga di lingkungan masing-masing. Saya akan menambahkan ilustrasi, yaitu bagaimana orangtua membentuk suasana yang demokratis dan inklusif di lingkungan keluarga. Ayah, sebagai kepala keluarga, memiliki peran untuk mendorong anggota keluarga yang lain untuk aktif dalam menentukan beberapa keputusan, seperti tujuan liburan atau masa depan anak.

Sebagai kepala keluarga, ayah akan menghargai pendapat anggota keluarga lain dan bahkan melaksanakan keputusan yang sudah disepakati. Dalam konteks generasi selanjutnya, iklim seperti itu akan membantu mendorong anak bertumbuh menjadi seorang pemimpin yang demokratis.

3. Kepemimpinan kewirausahaan

Cogliser & Brigham (2004) menggambarkan dengan singkat dan esensial tentang kepemimpinan kewirausahaan. Mereka mengatakan bahwa kepemimpinan keriwausahaan adalah tentang membentuk suatu visi untuk menciptakan sesuatu yang kreatif, membentuk satu tim yang solid, dan merealisasikan inovasi yang telah direncanakan. Kepemimpinan ini sangat relevan dengan tren saat ini di mana banyak anak muda yang telah berwirausaha dan mengimplementasikan kepemimpinan kewirausahaan.

Menurut Karol (2015), kepemimpinan kewirausahaan harus mampu menciptakan lingkungan yang inovatif dan menumbuhkan kepercayaan di antara timnya. Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa pemimpin wirausaha harus memimpin dengan pengaruh dan memiliki keterampilan merangkum banyak perspektif yang beragam, serta kelincahan untuk mengambil keputusan.

Banyak contohnya apabila ingin mengkaji kepemimpinan jenis ini, terutama di kalangan anak muda. Anak muda saat ini gencar membangun bisnis yang tidak melupakan aspek kontribusi sosial.

Fenomena tersebut dinamakan sociopreneurship. Anak muda mengimplementasikan kepemimpinan kewirausahaan dalam tatanan praktis yang bisa kita teliti lebih lanjut mengenai proses membangun usahanya.

4. Kepemimpinan sosial

Kepemimpinan sosial merupakan sebuah tipologi kepemimpinan yang muncul dalam lingkungan informal. Pemimpin sosial tidak terikat tempat, status, maupun pekerjaan.

Pemimpin sosial muncul karena adanya panggilan dan keinginan berkontribusi untuk masyarakat. Kemudian, keinginan tersebut termanifestasikan dalam bentuk gerakan sosial.
Lazazzara & Ghiringhelli (2014) berargumen bahwa perkembangan kepemimpinan sosial dipicu oleh adopsi media sosial, di mana melibatkan kolaborasi dan pengaruh timbal balik antara pemimpin dan pengikut.

Menurut Guglielmo & Palsule (2014), dalam buku mereka yang berjudul The Social Leader: Redefining Leadership for the Complex Social Age, mengidentifikasi tiga penyebab munculnya kepemimpinan sosial. Tiga penyebab tersebut yaitu informasi yang makin tersebar, munculnya komunitas global yang memiliki jejaring luas, dan masyarakat yang menjadi prosumer (produsen sekaligus konsumen informasi).

Singkatnya, pemimpin sosial adalah mereka yang “terpanggil” untuk melakukan sesuatu dengan didukung lingkungan yang semakin diverse dan setiap orang bisa melakukan berjejaring dengan siapapun.

Komunitas online seperti ID Volunteering dan @Masukkampus adalah contoh yang tepat untuk menggambarkan kepemimpinan sosial. Berawal dari panggilan untuk berkontribusi, mereka memanfaatkan tools yang ada untuk membuat dampak sosial yang bisa dirasakan oleh banyak orang.

5. Kepemimpinan digital

Kepemimpinan digital adalah tipologi yang paling banyak berkembang imbas dari perkembangan teknologi. Menurut Martins (2019), kepemimpinan digital pada dasarnya adalah tentang kita, orang-orang yang bekerja di dalam organisasi yang ingin membuat sebuah perubahan.

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan cara kerja, pola pikir, dan lain sebagainya. Bisa keseluruhan ataupun beberapa aspek saja. Oberer & Erkollar (2018) menjelaskan dengan baik bahwa cara bekerja di era digital adalah dengan menggunakan pendekatan kolaboratif, cepat, dan lintas hierarki, yang berfokus pada inovasi.

Menurut El Sawy, et al (2016), kepemimpinan digital berarti melakukan hal yang dibutuhkan dan tepat untuk melakukan perubahan ke arah digital. Artinya, pemimpin digital harus merumuskan langkah yang konkret dan adaptif agar organisasi bisa bertahan dari perkembangan zaman eksponensial. Oleh karena itu, pemimpin digital perlu memiliki kemampuan membacara arah perkembangan.

Banyak sekali contoh praktek kepemimpinan digital. Misalnya saja, Twitter yang menerapkan kebijakan WFH (work from home) selamanya bagi karyawannya. Meskipun kantor telah dibuka, tetapi Twitter memberikan keleluasan bagi karyawannya untuk bekerja di tempat di mana karyawan merasa lebih produktif dan kreatif.

Pola pikirnya adalah bahwa teknologi mampu menjembatani kerja-kerja mereka. Terlebih, banyak tools yang membantu memudahkan koordinasi pekerjaan.

6. Kepemimpinan komunitas berbasis organisasi

Tipologi kepemimpinan ini adalah mereka yang terus meningkatkan kapasitas dirinya. Pemimpin tipe ini memiliki pola pikir life-long learning yang membuat mereka selalu ingin tahu terhadap suatu hal. Ditambah pula, pemimpin komunitas berbasis organisasi mampu menyebarkan energi positif bagi lingkungannya dan masyarakat memandang mereka sebagai role model.

Kepemimpinan jenis ini banyak dimiliki oleh anak muda. Jumlahnya akan terus bertambah seiring dengan waktu. Pemimpin tipe ini akan menjadi pemecah permasalahan yang terjadi di lingkungan.

Dalam kajian yang pernah saya rumuskan, terdapat empat jenis tipe kepemimpinan komunitas. Pertama pemimpin yang memberdayakan masyarakat di kampung halaman mereka. Mereka memimpin dengan integritas dan kepercayaan diri yang tinggi.

Kedua pemimpin jenis yang membuat program yang berdampak luas ke masyarakat banyak. Ketiga, pemimpin yang terbentuk karena telah malang melintang di banyak organisasi. Mereka mengumpulkan para pemuda untuk melakukan transformasi di masyarakat. Keempat pemimpin yang memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan kapasitas mereka. Mereka menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk menyelesaikan masalah sosial.

Munculnya banyak komunitas yang bergerak di akar rumput adalah contoh konkret dari kepemimpinan komunitas. Komunitas-komunitas tersebut memiliki misi untuk membuat lingkungannya menjadi lebih baik dan sebagai bentuk aktualisasi diri. Misalnya komunitas SabangMerauke, lalu ada toleransi.id, yang merupakan beberapa contoh praktek kepemimpinan komunitas berbasis organisasi.

7. Kepemimpinan pemerintahan

Tipe kepemimpinan jenis ini memiliki prinsip kolaboratif dan kolektivitas. Maksudnya adalah di dalam suatu organisasi, ada banyak pemimpin-pemimpin lainnya, sehingga kepemimpinan pemerintahan tidak berbicara tentang satu sosok pemimpin, melainkan banyak pemimpin.

Seorang pemimpin perlu berkolaborasi dengan kepala departemen, menteri, manajer, dan pihak-pihak lain untuk membentuk suatu kerja sama meraih tujuan yang ditetapkan.

Selain itu, kepemimpinan pemerintahan seringkali bicara tentang melayani berbagai komunitas yang beragam dengan kepentingan yang berbeda, sehingga pendekatan yang digunakan adalah consensus-driven.

Sebagai ilustrasi, kebijakan distribusi vaksin Covid-19 merupakan hasil koordinasi dan kerja sama berbagai pihak. Berperan sebagai koordinator utama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengoordinir Kementerian Kesehatan untuk mendistribusikan vaksin ke seluruh elemen masyarakat. Kemudian Kementerian Kesehatan menginstruksikan jajaran di bawahnya untuk merumuskan langkah yang tepat agar vaksin terdistribusi dengan merata.

8. Kepemimpinan kenegaraan

Kepemimpinan ini membicarakan bagaimana pemimpin suatu negara melakukan manajemen terhadap berbagai potensi yang dimiliki negara. Akan tetapi, perspektif itu hanya menyentuh aspek ekonomi dan manajemen, sehingga perlu pengertian yang lebih komprehensif.

Buku kepemimpinan terbitan Lemhanas di tahun 2010 menyajikan kepemimpinan kenegaraan yang komprehensif. Menurut buku tersebut, kepemimpinan kenegaraan adalah soal adaptabilitas. Seorang pemimpin harus cepat tanggap menyikapi perubahan skala lokal, nasional, dan global karena perubahan lingkungan.

Kepemimpinan kenegaraan adalah mereka yang memahami bagaimana perubahan lingkungan dan mampu mengoptimalkan serta memobilisasi segala potensi negara. Potensi tersebut digunakan untuk membuat sebuah negara menjadi lebih sejahtera.

Apabila berbicara sikap, dalam konteks Indonesia, seorang pemimpin perlu mengamalkan dan menghayati Pancasila secara kontekstual. Dia menjadi contoh atau guru bagi rakyatnya.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, bisa menjadi contoh yang tepat dari kepemimpinan kenegaraan. Dia memimpin dengan arif dan bijak, terutama dalam penanganan Covid-19. Jacinda menunjukkan sisi empati yang membuatnya mampu berkomunikasi dengan baik dengan rakyatnya. Dia bahkan berusaha lebih dekat dengan membuka keran komunikasi di berbagai media agar bisa berinteraksi dengan rakyatnya.

9. Kepemimpinan pendidikan

Kepemimpinan dalam konteks pendidikan menurut Amanchukwu (2015) adalah kemampuan untuk mengantisipasi masa depan. Bentuk antisipasi yang dimaksud adalah bagaimana institusi pendidikan beradaptasi terhadap berbagai dinamika.

Bentuk adaptasinya pun bermacam-macam, mulai dari kebijakan, cara kerja, prinsip kerja, hingga blueprint institusi pendidikan. Bahkan, menurut Black (2015), cara pemimpin memimpin organisasinya perlu dicek kembali apabila tidak efektif.

Pemimpin perlu mencari pendekatan alternatif yang mampu membuat mereka memimpin organisasi dengan lebih baik.

Singkatnya, kepemimpinan pendidikan adalah bagaimana pemimpin memastikan bahwa institusi pendidikan selalu relevan dengan perkembangan zaman. Kepemimpinan edukasi harus adaptif dan responsif. Terlebih, institusi pendidikan memegang peran yang sangat vital dalam membangun sumber daya manusia di suatu negara.

Penerapan kepemimpinan pendidikan sangat terlihat di masa Covid-19. Institusi pendidikan berbondong-bondong mengadopsi teknologi agar pembelajaran tetap berjalan. Meskipun di tengah keterbatasan, para pemimpin di institusi pendidikan berusaha untuk mencari cara agar seluruh elemen pendidikan dapat melakukan pengajaran dan mendapatkan pembelajaran dengan baik, tanpa mengurangi kualitas itu sendiri.

10. Kepemimpinan korporat

Kepemimpinan korporat atau perusahaan adalah sebuah cara untuk menciptakan budaya kerja yang inovatif dan adaptif, yang mampu menggerakkan karyawannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemimpin korporat memiliki visi dan cara untuk membuat perusahaan terus meningkat.

Mereka memimpin karyawannya dengan empati dan tidak diskriminatif. Pemimpin korporat menyadari bahwa hubungan leaders dan followers harus harmonis. Tidak ada leader tanpa follower. Follower tidak bisa bergerak jika tidak ada yang mengambil peran sebagai leader.

Pemimpin korporat menurut Bolton, et al (2013) harus memiliki ketegasan. Ketegasan membuat mereka menjadi pemimpin yang kredibel, karena pemimpin yang tegas tidak akan mengubah banyak arah atau tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Hamilton, et al (2016) mengatakan bahwa pemimpin korporat memiliki beberapa kemampuan sebagai berikut: technology savvy, inovatif, dan mereka yang secara tanggap menafsirkan dan merespon ketidakstabilan pasar dengan berbagai kebijakan.

Pemimpin perusahaan besar seperti Sundar Pichai, Tim Cook, Nadiem Makarim, Elon Musk, Tony Fernandez dan Satya Nadella adalah sosok yang mengimplementasikan kepemimpinan korporat secara efektif. Mereka mampu mengelola perusahaan dengan struktur yang besar dengan adaptif, dinamis dan inovatif. Bahkan, keenam perusahaan ini terus menciptakan produk-produk inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat. Semua itu tidak terlepas dari peran sosok pemimpinnya yang menciptakan kultur kerja inovatif yang berorientasi ke masa depan.

Kajian kepemimpinan memiliki cakupan yang luas. Sepuluh tipologi kepemimpinan di atas adalah sebagian dari banyaknya jenis kepemimpinan yang saya coba ringkas. Tipologi kepemimpinan yang saya kemukakan memperkaya perspektif kajian kepemimpinan, baik itu kajian teoritis maupun kajian praktis.

Studi kasus dari 10 tipologi kepemimpinan ini melimpah, sehingga bisa menjadi bahan riset yang menarik.

Sepuluh tipologi kepemimpinan di atas juga memberikan konteks dan nuansa terhadap kajian kepemimpinan. Sepuluh tipologi ini dapat menjadi bagian dari analisis atau inti dari analisis dalam riset-riset kepemimpinan kontemporer. Melakukan kajian kepemimpinan terhadap sepuluh tipologi ini harus diperbanyak, sehingga dapat menjadi rujukan atau best practices kepemimpinan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/12/163928120/10-tipe-kepemimpinan-tahun-2022-calon-pemimpin-harus-tahu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke