Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Membeli Barang-barang Mewah

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, membeli barang-barang mewah (luxury goods) seperti tas atau sepatu yang mahal adalah gaya hidup karena mereka telah memiliki penghasilan yang tinggi.

Namun, bagi mereka yang penghasilannya masih di bawah rata-rata, sebaiknya  mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan untuk membeli barang-barang yang terbilang mewah.

Meskipun barang-barang mewah bisa dijadikan koleksi yang kemudian dapat dijual kembali jika kita memerlukan uang, tetapi kita harus tetap bijak agar tidak terjebak dalam sikap yang impulsif untuk berbelanja.

Nah, untuk itu, sebelum membeli barang-barang mewah, ada tiga hal utama yang perlu dipertimbangkan matang-matang sebagai berikut ini.

1. Memiliki tujuan yang pasti

Jika kita memang sangat ingin membeli barang yang mewah, pastikan kita memiliki tujuan yang pasti. Baik itu untuk investasi jangka panjang atau memang untuk mengapresiasi hasil kerja keras kita.

Seorang beauty expert, Anggie Rassly, pun mengatakan bahwa dirinya mulai membeli barang-barang mewah setelah memiliki penghasilan yang cukup dari hasil kerja kerasnya.

"Saya merasa saya sudah bekerja dengan keras," terangnya saat media gathering bersama Voila di Voila Store, Jakarta Selatan, Selasa (12/4/2022).

"Jadi, tidak ada salahnya untuk mengapresiasi diri dengan berbelanja barang-barang mewah yang saya inginkan," sambung dia.

Sementara itu, fashion expert Caren Delano juga turut membagikan pengalamannya pertama kali membeli barang mewah ketika bekerja di Amerika Serikat (AS).

"Luxury goods itu berarti banget buat saya. Pertama kali saya beli dompet yang branded itu waktu masih jadi waitress di AS," katanya.

"Dua tahun perjuangan saya bekerja akhirnya saya bisa mendapatkan dompet Louis Vuitton yang saya impikan," ujar dia.

Dia pun menyarankan orang-orang untuk mempertimbangkan nilai, makna, dan cerita dari barang mewah yang mereka beli.

"Akhir-akhir kita sering sekali melihat orang kaya flexing punya barang-barang yang mewah atau branded," ungkapnya.

"Tapi, saya lebih suka melihat orang yang tampil fashionable dengan barang-barang mewah yang memang bernilai dan ada ceritanya," lanjut dia.

Senada dengan Caren, Anggie pun menambahkan bahwa dia sendiri merasa cocok dengan barang mewah yang memiliki nilainya tersendiri.

"Saya beli barang mewah itu tidak hanya karena mengikuti tren saja, tetapi juga bagaimana desain dan nilainya," jelas dia.

3. Sesuai dengan budget

Hal terakhir yang perlu kita pertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli barang-barang mewah adalah apakah budget kita sudah sesuai atau belum.

Menurut Anggie, tidak semua orang memiliki pendapatan yang besar, sehingga ketika ingin membeli barang yang mewah harus merencanakan keuangan dengan lebih baik.

"Itu harus disesuaikan dengan kemampuan kita juga. Bahkan, saya pun mengajarkan pada anak-anak saya untuk membeli barang-barang mewah kalau mereka sudah memiliki penghasilan sendiri, yang tentunya sesuai dengan budget," terangnya.

Melihat peningkatan keinginan masyarakat untuk memiliki barang-barang mewah, salah satu luxury multibrand store Voila pun menghadirkan produk yang berkualitas baik dan harga yang terjangkau.

Selama bulan Ramadhan ini, Voila juga menggagas kampanye "Self Reflection" yang mengajak para konsumen untuk merefleksikan diri melalui representasi penampilan mereka masing-masing.

Maka dari itu, untuk mendukung penampilan para konsumen di bulan Ramadhan, Voila menawarkan diskon dari berbagai macam produk, mulai dari pria, wanita, hingga untuk anak-anak, yang semuanya bisa diakses melalui website resmi atau toko offline Voila yang berada di Jakarta dan Surabaya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/14/103925220/3-hal-yang-perlu-dipertimbangkan-sebelum-membeli-barang-barang-mewah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke