Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Kanker Paru pada Perempuan

Rupanya, ia sempat didiagnosa mengidap kanker paru stadium 4 pada November tahun lalu.

Melalui unggahan Instagram-nya pada Kamis (21/4/2022) lalu, ia memperlihatkan video berisi pengalamannya tersebut. 

Unggahannya itu berupa foto-fotonya yang tengah menjalani serangkaian pengobatan di rumah sakit hingga akhirnya berhasil sembuh.

Sukses mengalahkan penyakitnya, Kiki kini mengucapkan rasa syukur atas kesembuhannya.

Kanker paru sendiri memang kerap dianggap sebagai “penyakit laki-laki” karena umumnya kebiasaan merokok, yang merupakan salah satu pemicu kanker paru, identik dengan kaum adam.

Padahal kenyataannya, perempuan tetap bisa mengidap kanker paru meski ia tidak merokok.

Melansir Verywell Health, penyebab kanker paru-paru pada perempuan berbeda dengan pemicu umum pada laki-laki.

Namun, perempuan juga lebih mungkin mengidap kanker paru dengan penyebab lain selain rokok, seperti non-small cell lung cancer (NSCLC)

Biasanya, perempuan mengidap salah satu dari dua tipe NSCLC, yaitu lung adenocarcinoma dimana tumor hadir di jaringan luar paru, atau squamous cell carcinoma, meski perokok memiliki risiko lebih tingi mengidap kanker jenis ini.

Ada pula adenocarcinoma in situ (AIS), kanker langka yang lebih sering terjadi pada perempuan dan non-perokok. Angka harapan hidupnya pun lebih tinggi dibanding NSCLC.

Kemungkinan, itu disebabkan perbedaan biologis dan fakta bahwa umumnya perempuan dan laki-laki mengidap jenis NSCLC berbeda (perempuan lebih sering menderita lung adenocarcinoma).

Nah, karena lung adenocarcinoma umumnya memiliki tumor yang tumbuh di jaringan luar paru-paru, gejala awalnya biasanya tidak meliputi batuk, melainkan napas pendek-pendek dan cepat lelah setelah beraktifitas.

Terkadang, perempuan penderita kanker paru juga mengalami nyeri punggung dan bahu.

Lama kelamaan, mereka bisa mengalami gejala lain seperti batuk parah, sulit menelan, nyeri dada, suara serak, demam, penurunan berat badan yang sulit dijelaskan, dan berkurangnya nafsu makan.

Namun, biasanya gejala itu tak muncul hinggga kanker menyebar ke bagian lain dari tubuh (metastasis, stadium tinggi)

Saat mengidap kanker paru, perempuan juga bisa mengalami gejala lain yang tak umum akibat adanya zat mirip hormon yang disekresikan oleh tumor.

Misalnya, hypercalcemia (level kalsium tinggi dalam darah), nyeri otot, dan kehilangan koordinasi.

Penyebab kanker paru-paru

Ada beberapa penyebab kanker paru-paru pada perempuan, mulai dari gaya hidup seperti merokok, lingkungan, dan faktor biologis.

Untuk faktor biologis, kanker pada perempuan umumnya disebabkan oleh peran estrogen yang dapat membuat sel kanker tumbuh dan membuat perempuan lebih sensitif terhadap karsinogen.

Mutasi gen dan beberapa faktor lain dari lingkungan seperti paparan terhadap radon (radioaktif), menjadi perokok pasif, dan terpapar bahan kimia industrial juga dapat menyebabkan kanker paru-paru.

Pengobatan

Pengobatan bagi pasien kanker paru-paru, baik bagi perempuan maupun laki-laki, biasanya dibedakan berdasarkan stadium penyakitnya.

Namun, penelitian meneybutkan bahwa perempuan memiliki respons lebih baik terhadap pengobatan itu, meski alasannya belum jelas.

Berikut beberapa pengobatannya.

  • Operasi bagi kanker stadium awal. Operasi dapat menyembuhkan atau setidaknya menurunkan risiko kematian.
  • Terapi radiasi bagi kanker stadium awal
  • Kemoterapi
  • Targeted Therapies untuk melawan jenis NSCLC tertentu.
  • Imunoterapi, terapi dengan meningkatkan sistem imun tubuh.
  • Uji klinis

Ya, selain dapat membantu penelitian, uji klinis juga memberi kesempatan bagi penderita kanker paru untuk mendapatkan perawatan yang dapat memperpanjang umurnya.

Bagi perempuan, uji klinis biasanya juga meneliti tentang pengaruh estrogen terhadap kanker.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/23/185705820/mengenal-gejala-penyebab-dan-pengobatan-kanker-paru-pada-perempuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke