Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sembarangan Merebahkan Kursi, Bikin Mudik dengan Pesawat Tidak Nyaman

KOMPAS.com - Mudik Lebaran menggunakan pesawat terbang bagi banyak orang terasa lebih nyaman, praktis, dan cepat sampai ke kota tujuan.

Akan tetapi, kenyamanan yang ditawarkan selama perjalanan udara bisa terganggu jika ada penumpang yang tidak tahu etika.

Salah satunya adalah sembarangan merebahkan kursi yang diduduki sehingga mengganggu penumpang di belakangnya.

Jarak kursi depan-belakang sempit

Merebahkan kursi memang membuat posisi duduk kita menjadi semakin rileks dan nyaman, apalagi jika sedang tidur.

Tapi, penumpang di belakang akan merasa ruang duduknya semakin sempit bila kursi direbahkan oleh orang di depannya dan hal ini terkadang memicu keributan di dalam kabin.

Untuk itu, penting bagi penumpang untuk memahami sikap tenggang rasa selama berada di pesawat. Begini etikanya yang benar.

Ketahui waktu merebahkan kursi

Penumpang yang duduk di kursi kelas ekonomi tidak memiliki banyak ruang seperti kelas bisnis atau first class.

“Kursi pesawat dirancang untuk dapat direbahkan sehingga sangat masuk akal jika penumpang menggunakan fitur ini," kata konsultan etiket dan protokol, Lisa Orr.

Ada beberapa aturan yang harus diikuti penumpang saat membuat keputusan sebelum merebahkan kursinya.

Pertama, rebahkan kursi dengan segera setelah lepas landas supaya penumpang di belakang tidak terkejut saat penerbangan berlangsung.

Kedua, pastikan di belakang kursi tidak ada makanan, minuman, atau laptop milik penumpang lain.

Ingatlah bahwa meja penumpang melekat pada kursi depan. Jadi, kalau kursi direbahkan kemungkinan makanan akan minuman tumpah bisa terjadi.

"Anda harus berbalik dan memberi tahu pemumpang lain bahwa Anda merebahkan kursi sehingga ia dapat mencegah apa pun yang mungkin tumpah.”

Etika merebahkan kursi juga bergantung pada seberapa lama penumpang menempuh perjalanan.

Untuk penerbangan singkat, merebahkan kursi bukanlah suatu keharusan.

Tapi, untuk penerbangan jarak jauh tidak ada salahnya merebahkan kursi asalkan sudah memberi tahu penumpang lain supaya kita bisa tidur nyenyak.

Jangan lupa beri tahu penumpang di belakang bila kursi akan ditegakkan sebelum kita makan.

Selalu bersikap sopan

Kursi penumpang depan yang terlalu rebah dapat menganggu kenyamanan kita yang berada di belakangnya.

Saat memberikan teguran, penulis "Modern Etiquette for a Better Life", Diane Gottsman, menyarankan kita supaya selalu sopan.

“Meminta bantuan dari orang di depanmu membutuhkan nada suara yang tepat dan tulus. Hindari bertindak frustasi atau berperilaku agresif. Anda juga dapat meminta bantuan pramugari," katanya.

Walau kita sudah menegur, bukan berarti penumpang di depan akan menuruti apa yang kita inginkan. Bisa jadi, ia menolak.

"Tetapi Anda harus bertanya karena mengetahui bahwa sangat masuk akal jika penumpang lain menolak dan bersiaplah menerima penolakan dengan sangat baik.”

Demikian juga, jika kita merebahkan kursi dan penumpang di belakang angkat bicara. Kita juga harus memahami alasanya menolak.

"Tidak ada gunanya berdebat di penerbangan. Mewajibkan permintaan itu dalam sebagian besar keadaan," kata Gottsman.

"Ada alasan mengapa orang itu meminta Anda untuk menegakkan kursi dan Anda seharusnya melihat ke belakang, untuk memeriksa situasinya sebelum bersandar," tambahnya.

Pada akhirnya, kita semua adalah penumpang di pesawat yang terbang di udara untuk mencapai tujuan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/26/101000520/sembarangan-merebahkan-kursi-bikin-mudik-dengan-pesawat-tidak-nyaman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke